Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Rabu, 12 Oktober 2016

SI KAKI JENTIK

Share

Gambar : Si Kaki Jentik.



Disebuah keluarga kecil yang hidup sederhana dan jauh dari berkecukupan. Akan tetapi mereka tidak pernah mereasa kekurangan dan merasa kelaparan sama sekali. Mereka yakin dan percaya bahwa jika mereka berusaha maka mereka akan mendapatkan rezeki mereka. Walaupun seorang Ibu harus mencari ke daerah manapun dan tempat manapun. Seorang Ibu tidak pernah menyerah dan berhenti begitu saja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Pada suatu malam sang Ibu mencari makanan dan apa yang bisa dimakan.
“Nak, Ibu pergi keluar sebentar ya ?” sambil berjalan keluar.

“Ya Bu, hati-hati Bu,” jawab anaknya sambil bermain dengan saudara.
Ibunya sengaja tidak memberitahukan kepada anak-anak mereka kalau mereka akan mencari makanan keluar. Dia takut nanti anak-anak mereka juga ikut dan merasa cemas akan terjadi sesuatu yang berbahaya akan mereka. Maka dari itu dia memutuskan pergi seorang diri dan tidak tahu arahnya.
Dalam kegelapan malam berjalan seorang diri tanpa rasa takut dan kwatir dengan musuh-musuhnya. Menembus kegelapan malam dan rasa dingin yang merasuki tulang.  Demi kedua anak-anaknya dia rela menghadapi semua itu dan hanya berpikir bahwa dia akan membawa makanan nantinya untuk anak-anak mereka.
Suatu keganjilan dan rasa cemas yang tinggi pun datang dan ada juga rasa penasaran yang mendalam. Didepan sebuah bangunan yang megah maka dia berdiri dan merasa didalam bangunan tersebut akan mendapatkan apa yang dia cari. Dia pun terus berpikir dan mencari cara untuk masuk ke dalam bengunan tersebut.
“Aku yakin bahwa didalam sana ada makanan dan pasti ada pintu masuk ke dalam bangunan besar ini,” pikir dia.
Setelah lama mencari jalan masuk mencari kesana kemari, akhirnya dia menemukan jalan masuk lewat ventilasi bangunan tersebut. Melihat sekeliling dari isi bangunan tersebut, dia terpesona dengan keindahan cahaya lampu yang indah. Padahal dia tidak melihat makanan didalam sana, akan tetapi keindahan dan rasa kagum dengan matahari yang indah itu.
Maka masuklah dia kedalam bangunan besar tersebut. Setelah lama menikmati keindahan cahaya tersebut. Baru dia ingat akan tujuannya datang ke sini dan dengan buru-buru dia mencoba mencari jalan keluar. Akan tetapi sayang, dia merasa kelelahan karena belum makan apa-apa dari siang tadi. Bahkan dia tidak sanggup mengipaskan kedua sayapnya dan mengayunkan kedua kaki panjangnya itu. Rasa penyesalan yang dia renungi saat sekarang ini dan mereka dia putus asa. Karena tidak berdaya dan tidak menemukan makanan untuk kedua anaknya.
“Ya. . .Allah, hamba saat ini tidak berdaya dan tidak mampu memberikan makanan kepada kedua anak saya. Jagalah mereka dan biarkan aku hidup dan bisa mencari jalan keluar dari sini ya Allah,” doa sang Ibu.
Seekor cecak yang sedang berdiri dan memperhatikannya dari tadi merasa kasihan. Lantas dia pun bertanya kepada Si kaki Jentik tersebut;
“Apa yang kau tangisi hay..Si Kaki Jentik ?” tanya sang Cecak.
“O...kau Cecak, begini saya tadi tidak sengaja masuk ke dalam bangunan ini dan sekarang terperangkap tidak berdaya,” jawab Si Kaki Jentik.
“Aku sangat kasihan melihat kau dalam keadaan lemas tidak berdaya saat ini. Kuharap kau bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan selamat,” sambil melihat Si Kaki Jentik tidak berdaya didepannya.
“Terima kasih atas perhatianmu padaku, kuharap demikian. Aku harus memulihkan tenagaku untuk besok agar bisa berjalan kembali dan terbang seperti biasa,” sambil berbaring di ujung sebuah benda panjang.
“Ya sama-sama Si Kaki Jentik. Aku juga haru mencari makan malamku.”
“Semoga beruntung saja,” jawabnya singkat.
Setelah dialog mereka selesai dan sang Cecak pun pergi meninggalkan Si Kali Jentik untuk mencari tempat yang ada makanan. Sedangkan karena kelelahan Si Kaki Jentik istirahat dan tidak lama setelah itu dia pun tertidur pulas. Di rumah kedua anak-anak mereka kwatir Ibunya tidak kembali dan merasa kalau telah terjadi sesuatu yang mengerikan dengan Ibu mereka.
“Hay Saudaraku, kenapa Ibu belum pulang juga ya ?” tanya anak tertua.
“Iya ya padahal hari sudah larut malam.”
“Apakah Ibu dalam bahaya atau . . . . .”
“Jangan bicara yang tidak-tidak tentang Ibu, lebih baik kita berdoa kalau Ibu sehat-sehat saja dan selamat,” selanya sambil memotong pembicaraan kakaknya.
“Maaf tapi usulanmu hebat juga,” jawabnya.
“Mari kita berdoa bersama,” pimpim sang Adik.
Setelah mereka berdoa panjang lebar dan tanpa mereka sadari hingga mereka selesai dan tetesan air mata mereka telah keluar dan tidak terbendung lagi. Mereka berdua hanya berharap dan berdoa demi keselamatan Ibu mereka. Mereka akhirnya tertidur karena telah berat mata mereka menunggu Ibunya. Kedua anak-anak Si Kaki Jentik inipun tidak sadarkan diri dan telah tergeletak diatas kasur.

***

Suatu pagi yang indah Si Kaki Jentik terbangun dan mendengar ada seorang pemilik bangunan tersebut sedang membersihkan bangunan tersebut. Dia berusaha menghindar dan lari akan tetapi badannya masih kurang kuat dan masih lemah. Dia berusaha sekuat tenaga akan tetapi sang pemilik rumah berusaha mencarikan jalan keluar kepada Si Kaki Jentik. Sang pemilik rumahpun membiarkan Si Kaki Jentik pergi dan bisa pulang kembali.
Dalam hati Si kaki Jentik berterima kasih kepada sang pemilik rumah dan berjalan menelusuri jalanan pagi. Dia pun melihat beberapa ekor Burung Merpati sedang bertengger santai di atas Pohon Kelapa. Dengan semangat yang ada dia pun mencoba seperti burung tersebut. Alhasil dia pun berhasil mengepakan kedua sayapnya dan langsung menemui kedua anaknya di rumahnya.
“Ibu pulang,” teriak kedua anak mereka.
“Bagaimana kabar kalian anak-anakku ?” jawab sang Ibu.
Alhamdulillah baik Buk,” sambil brepelukan.
“Syukurlah Nak.”
“Ibu kemana saja, kok dari semalam tidak pulang ?”
“Ibu tersesat di jalan dan baru paginya menemukan jalan pulang.”
Mereka pun merasa bahagia kembali dan tidak terjadi apa-apa dengan mereka hingga ahkirnya mereka mencari makanan bersama.



0 komentar:

Posting Komentar