Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Selasa, 12 Januari 2016

MENGAPA HARUS LAMPU MERAH

Share



Gambar: Lampu Merah.
Kebiasaan hidup dikampung dengan bebas kemana saja dan melakukan apa saja terhadap kendaraan kita tidak ada yang akan marah. Khairul selalu menghabiskan waktu dengan motornya dan pergi entah kemana. Ibunya sering mengingatkannya agar tidak jauh-jauh pergi, karena motornya itu semua surat-suratnya sudah mati dan sudah beberapa tahun ini tidak pernah diperpanjang lagi.
Khairul tidak pernah mempedulikan semua itu, dia berpikir bahwa dikampungnya tidak pernah polisi mentilang dan menraziai semua sepeda motor. Namanya kampung mana ada polisi yang berani melakukan itu semau hatinya. Jika Khairul sepulang sekolah pergi keluyuran dan membawa motor ugal-ugalan, “yang penting happy,” katanya.
Darah mudahnya saat ini sangat bersemangat dan mencapai semangat berapi-api tingkat tinggi. Jangankan orang tuanya orang lain saja tidak pernah bisa menasehatinya. Begitulah pekerjaannya setiap hari yang selalu membuat Ibunya cemas jika terjadi kenapa-napa dengan anaknya. Akan tetapi tidak dengan Khairul, dia tidak pernah menyayangi dirinya seperti halnya orang tuanya.
Setelah dia capek dan lelah membawa motor seharian dan tidak pernah mengulangi pelajaran di rumah. Dia hanya bisa mintak uang sama orang tuanya dan jika habis dia mintak lagi. Begitulah seterusnya hingga orang tuanya sering celoteh dan menasehatinya. Akan tetapi ‘masuk telinga kanan keluar telinga kanan,’ begitulah pepatah orang Minang setelah kemajuan zaman. Syukur- syukur jika masuk telinga kanan keluar telinga kira masih bisa disaring walaupun hanya satu dua. Akan tetapi tidak pernah didengar dan seperti tidak pernah mendapatkan nasehat dari oran tuanya. Pesan yang dia dengar tidak pernah dia lakukan dan dengarkan seperti memantul saja ditelinganya.
Dia pergi berkeliuran dengan salah seorang teman sekolahnya. Walaupun bukan seorang wanita akan tetapi tujuan mereka adalah mencari dan menggoda setiap wanita yang bisa menjadi incarannya dan jika telah masuk dalam perangkapnya, maka wanita tersebut sudah dipastikan dia dapatkan dengan mudah. Itu hanyalah semata-mata untuk kesenangan sesaat saja tidak untuk hubungan serius. Telah berkali dan tidak bisa dihitung jari dia memutuskan dan menganti dengan yang baru. Dia hanya berpikir jika tidak bisa diputuskan secara baik-baik dia hanya mengambil jalan kasar tanpa mempedulikan perasaan si wanita itu.
Beberapa kali dia pergi dan merasa aman dalam perjalan, tidak pernah menemukan polisi yang razia dan menangkapnya. Suatu hari dia mencoba berpergian dengan salah seorang temannya ke kota dan ingin melihat gadis kota. Akan tetapi sayang sebelum tiba di kota, dia melewati sebuah lampu merah yang sedang dijaga oleh seorang polisi. Dia kira tidak ada polisi akan tetapi disebuah warung kecil polisi keluar dan meniup peluitnya. Melihat Khairul yang melanggar lampu merah tanpa berhenti membuat polisi mengambil keputusan.
“Ke tepi dan berhenti,” kata seorang polisi.
“Iya Pak,” jawab Khairul yang menuruti kemauan si polisi.
“Coba lihat STNK dan SIM,” sambil berjalan ke arah Khairul.
“Maaf Pak, ketinggalan di rumah Pak,” mencoba mencari alasan.
“Kalau begitu mana kunci motormu ?” polisi tersebut mulai galak.
“Memangnya apa yang salah Pak ?” jawabnya santai.
“Kamu tahu itu lampu merah dan kamu telah melewati lampu merah tanpa menunggu lampu hijau dulu,” polisi mencoba memberikan keterangan.
“Alah Pak, dikampung saya tidak pernah ada lampu merah dan mengapa saya harus berhenti. Lagipula Pak polisi tidak pernah mengajarkan kami tata tertip tentang lampu merah bahkan mensosialisasikan tata tertip lampu merah tidak pernah apalagi di kampung. Ia kan Pak ?” dengan wajah tak berdosa.
“Itu memang benar akan tetapi ....” polisi mulai kebingungan.
“Kalau begini saja bagaimana Pak, karena Bapak tidak pernah memberitahukan kami tentang itu serta mensosialisakannya. Jika dirobah saja tentang lampu merah harus berhenti dan diganti dengan jalan terus. Sedangkan lampu hijau berhenti dan lampu kuning tetap hati-hati Pak. Bagaimana ?” mencoba menantang polisi.
“MNmmmm.....?....???????.....????...” polisi merasa pusing tujuh keliling dan tidak sepatahkatapun keluar dari bibirnya.
Sedang asyiknya polisi dipermainkan Khairul, di sebuah lampu merah yang sedang berangsung ada sebuah sepeda yang berhenti dengan motor lainnya.
“Hai anak kecil, apa kau lihat sepeda yang dibawa anak kecil itu,” sambil menunjuk ke arah sepeda tersebut.
“Lihat, memang kanapa Pak,” dengan celotehnya.
“Sepeda yang tidak bermesin saja menaati peraturan dan kenapa motormu yang mempunyai mesin tidak menaati peraturan lali lintas.”
“Kan sudah saya bilang tadi Pak,” jawabnya singkat.
“Sekarang karena kamu baru tahulah dari sini dan Bapak, bahwa lampu merah itu untuk memperlambat kamu dalam berjalan akan tetapi patuhilah rambu-rambu lalu lintas untuk menjaga keselamatan dalam mengendarai dan selamat juga sampai ditujuan,” mencoba membuat paham Khairul.
“OK Pak, lain kali saya akan sperti anak kecil tersebut,” jawabnya.
Tidak beberapa Khairul pergi dan mendapatkan polisi yang baik hati dengan mengajarkannya materi tentang rambu-rambu lalu lintas dan pulang kembali ke rumahnya. Dia tidak jadi mencari dan melihat wanita cantik di kota.



0 komentar:

Posting Komentar