Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Selasa, 05 Januari 2016

KEISTIMEWAHAN DIBALIK HIJAB

Share


Gambar : Muslimah Jilbaber.
“Pesona jilbabmu anggun diwajahmu, menghiasi senyummu sepanjang hari. Karena jilbabmu aku terpaku....”
Suara nyanyian tipe terdengar di mushalla dekat rumahnya. Minggu pagi itu seperti biasa anak-anak di mushalla itu mengadakan gotong royong dalam rangka menyambut khatam Al-Quran yang akan digelar seminggu lagi. Namun minggu ini mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk satu minggu ke depan. Bahkan ada juga yang menghiasi ruangan mushalla dengan kertas-kertas berwarna hingga begitu indah. Bahkan Bapak-Bapak dan pemuda setempat turut membantu dalam mempersiapkan gobah-gobah dari bambu dengan tulisan selamat datang di atasnya. Selain itu bendera merah putih juga dipasang sebagai simbol jiwa nasionalisme bangsa.

“Begitu indah dan bagusnya lagu itu,” pikir Vinda dalam hati sambil memperhatikan dirinya.
Nyanyian indah dan bagus itu sampai terus teringat-ingat oleh Vinda setiap saat. Bahkan lirik lagu nasyid yang sederhada itu dengan mudah sudah hafal di dalam kepalanya tanpa disadari. Beberapa bulan belakangan ini Vinda memang jarang sekali mengunakan Jilbab itu. Bahkan hanya dipakai ketika akan pergi ke sekolah dekat rumahnya. Memang dia baru menginjak sekolah menengah pertama dengan ciri khas putih biru. Namun keinginannya untuk selalu memakai jilbab di luar rumah belum begitu melekat dalam dirinya.
Dengan didengarkannya nyanyian nasyid itu, semakin lama semakin dia hayati dan mulai tertanam dalam dirinya untuk selalu memakai jilbab di luar rumah. Hari demi hari tingkahnya tidak seperti biasa dan dia mulai sering mengunakan kain yang hanya menutupi kepalanya itu.
Suatu ketika ada kegiatan rohis di sekolahnya, dia yang baru tahu istilah rohis itu hanya menganggap biasa saja dengan kegiatan tersebut. Vinda ini anak yang tergolong mudah bergaul dan cepat akrab dengan teman-temannya. Bahkan teman satu kelasnya dengan waktu yang singkat sudah hafal nama-namanya dan begitu juga sudah akrab dengan mereka. Selain itu dia juga banyak memiliki teman-teman di luar kelasnya seperti lokal lain, bahkan senior-senior mereka.
“Mau kemana Dek,” sapa seniornya.
“Mau lihat-lihat teman sekolah saja Kak,” jawab Vinda polos.
“Besok ada kegiatan rohis dan pematerinya dari luar lagi, selain itu acara seru habis dan dapat ilmu juga Dek. Mau ikut sama Kakak ngak Dek,” ajak seniornya itu.
“Ingin ikut sih Kak, tapi tidak ada teman yang nemanim pergi Kak.”
“Ya udah, besok barengan sama Kakak saja ya Dek,” sambil tersenyum kecil.
Saat Vinda dan Kakak seniornya berpisah di depan lokalnya. Ternyata ada beberapa orang temannya yang mendengarkan pembicaraan mereka. Walaupun Vinda kenal dan tahu orang yang mengupil pembicaan mereka itu. Temannya itu kurang berminat dengan hal-hal yang namanya rohis atau yang berkaitan dengan dengan agama.
“Sejak kapan kamu dekat dengan Kakak itu Vin ?” tiba-tiba temannya keluar dari kelas.
“Sudah lama juga Ra, memang kenapa ?”
“Kamu yakin akan ikut kegiatan rohis gituan Vin ?”
“Iya, aku penasaran ana kegiatan itu seperti apa ?”
“Jangan ajak-ajak kami ya, kami agak sedikit suka mendekarnya kata rohis itu apalagi mengikutinya,” sambil pergi.
Ternyata teman-teman Vinda tidak suka dengan kegiatan rohis itu dan menganggap kegiatan itu hanya membuang-buang waktu saja. Bahkan tidak ada faedahnya dan hanya menambah beban menurut pandangan teman-temannya itu. Namun Vinda tidak ambil pusing dengan tingkah mereka yang tidak suka dengan hal-hal tersebut yang penting dia ingin mengetahui apa kegiatan rohis itu sebenarnya dan kenapa sampai teman-temannya tidak suka.
“Sudah lama menunggu Dek,” sapa seniornya pagi itu.
“Belum juga Kak. Waaaww sungguh cantik Kakak dengan jilbab itu,” puji Vinda.
“Biasa saja Dek, ayo kita berangkat nanti telat.”
Vinda hanya mengikuti seniornya itu dari tanpa berbicara apa-apa sedikitpun. Tidak berapa jauh dari saja mereka sudah sudah sampai di ruangan kegiatan rohis itu. Mereka mengisi daftar hadir peserta dan mengambil makanan kecil serta air minumnya. Setelah itu mereka mengisi kursi bagian tengah ruangan dengan peserta lain. Tidak beberapa lama duduk ruangan itu mulai penuh dan semua kursi sudah diisi. Ternyata pagi itu ada pembicara atau pemateri dari Padang dengan tema yang akan disampaikan adalah jilbab bukan hanya sebagai simbol agama.
Selama mendengarkan kegiatan itu Vinda baru tahu dan sadar betapa pentingnya memakai jilbab itu. Dan betapa indah dan mudahnya Islam itu dalam menjaga kesucian diri. Bahkan dia juga tahu dari pembicaraan itu bahwa sangat penting menutup aurat ketimbang menjaga kebersihan. Walaupun sama-sama penting namun jika sanggup menuntut aurat dan menjaga kebersihan diri baik di luar maupun di dalam juga penting. Sejak mengikuti kegiatan rohis itu semakin hari semakin berubah penampilan Vinda dan tingkahnya sudah mulai menjauhi kontak langsung dengan laki-laki. Walaupun teman-temannya yang biasa bergaul dan berbincang-bincang di kelas tidak suka dengan penampilan Vinda itu. Namun dia tidak pernah mengambil pusing dan dia bertekat di dalam dirinya untuk menjadi lebih baik lagi dan dapat membuktikan kepada teman-temannya betapa pentingnya kegiatan rohis itu.
Kak Aura yang memperkenalkannya pada kegiatan rohis selalu memberikan nasehat dan mengajarkan Vinda banyak hal. Hingga hubungan mereka semakin hari semakin dekat dan seperti saudara saja. Dengan bantuan Kak Aura yang tidak bosan mengajarkan dan membimbing Vinda dengan berbagai macam ilmu dan yang lainnya. Bahkan sekarang Vinda sudah mulai akrab dengan yang namanya jilbab dalam dan penampilannya begitu indah dan serasi dengan jilbab itu. Sama halnya dengan Kak Aura yang terampil dalam mengunakan dan mnghiasi jilbab itu.
Bahkan jilbab itu tidak pernah lepas dari kepala Vinda kecuali ketika mandi dan tidur. Bahkan keluar rumah di depan saja selalu mengunakan jilbab dan di dalam rumah sekalipun. Mengunakan jilbab sudah menjadi kebutuhan sehari-harinya dan begitu juga menjaga kebersoihan dirinya juga terawat. Bahkan teman-temannya yang dulu tidak suka dengan kedekatan Vinda dengan Kak Aura, bahkan kegiatan rohis sekarang mereka berduyung-duyung untuk mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan setiap kegiatan rohis setiap minggunya selalu melimpah ruah ke luar. Ada juga yang rela duduk di luar demi dapat mengikuti kegiatan itu dan ada juga yang rela tidak kebagian makanan dan minuman demi mendapatkan ilmu dari kegiatan tersebut. Begitu besarnya kemaupun mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal itu juga berkat kegigihan Vinda yang menemukan cara yang lebih mudah untuk menarik setiap siswa agar dapat mengikuti kegiatan tersebut.
“Terima kasih Vin,” ucap temanya.
“Tidak usah berterima kasih Ra, sesungguhnya berterima kasihlah kepada Allah yang telah memberi petunjuk kepadea kita,” dengan senyuman kecil yang menghiasi pipinya.

“Sebenarnya aku iri dengan jilbabmu itu Vin, karena dengan jilbab itu kau kelihatan lebih semangat, bercahaya, bahkan terlihat lebih cantik daripada kami,” ungkap Ira sahabatnya.
“Sebernarnya itu bagaimana kita berkreasi dengan jilbab kita saja dan dulu aku sering diajarkan Kak Aura bagaimana mengunakan serta menghiasi jilbab kita agar dipandang indah oleh orang lain,” tutur Vinda.
Vinda bukan hanya terkanal dikalangan sekolah saja, akan tetapi dia juga sering mengisi kegiatan ke sekolah-sekolah lain. Itu tidak lain karena bimbingan Kak Aura yang selalu memberikan nasehat kepadanya. Bahkan Vinda berhasil memenangkan lomba jilbab kreasi sendiri se-Tanah Datar dan akan mengikuti lomba untuk tingkat propinsi nantinya. Namanya menjadi dikenal oleh siapa saja dan juga berbagai koran meliput gadis remaja itu dengan penampilannya yang menawan dan indah dengan jilbab kreasinya itu. Hal yang tidak pernah disangka-sangka Vinda sebelumnya dan begitu besarnya nikmat yang diberikan Allah kepadanya, hingga membuat namanya menjadi melambung tinggi.
 "Sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah."

0 komentar:

Posting Komentar