Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Kamis, 10 November 2016

PENYALAHAN KEBIJAKAN HAM

Share



Gambar : Hak Asasi Manusia.

Sejak ditetapkannya kebijakan HAM di Indonesia. Semua orang lebih mengenalnya dengan sebuatan Hak Azazih Manusia dikalangan masyarakat umum. Setiap orang ada yang menanggapi positif dan ada yang menanggapi negatif. Mereka yang memandang positif beranggapan bahwa dengan ditetapkannya kebijakan tersebut. Akan membuat orang yang melakukan perbuatan kasar dan semena-mena terhadap seseorang akan berpikir dua kali melakukannya.
Secara tidak langsung kebijakan tersebut akan melindungi orang-orang yang lemah, orang yang teraniaya bahkan para isteri-isteri yang dalam rumah tangga. Walaupun dahulu sang suami main tangan dan bersikap kasar kepada isterinya. Akan tetapi sejak ditetapkannya kebijakan HAM tersebut membuat sang suami harus berpikir ulang. Jika setiap kali sang suami akan melakukan hal tersebut selalu gagal.

Mereka yang memandang kebijakan HAM tersebut sebagai hal negatif. Bahkan mereka memandang tidak sesuai diterapkan di Indonesia ini khususnya di Minangkabau. Bagi setiap Ayah sebagai suami sekaligus tulang punggung keluarga. Bahkan seorang Ayah di Minangkabau juga mengajarkan anak-anak mereka dengan pendidikan keluarga. Mereka berharap nantinya anak yang telah susah payah dibesarkannya itu akan menjadi anak yang berguna dan bermanfaat bagi keluarga dan bangsa nantinya.
Negeri Minangkabau ini yang kuat dengan adat istiadatnya yang berlaku di masyarakat. Setelah kebijakan HAM ini merambat ke daerah Minangkabau dan sekitarnya. Telah merubah cara pandang dan pendidikan seorang Ayah kepada anaknya. Seorang Ayah tidak berani lagi menengur, menasehati bahkan berlaku kasar kepada anaknya sendiri. Dia yang membesarkan anak tersebut dari kecil hingga dewasa tanpa ada bantuan dari pihak lain. Akan tetapi setelah mereka remaja dan telah bisa melakukan berbagai hal. Apakah itu baik ataupun buruk bagi dirinya mereka tidak peduli. Walaupun telah berulang kali seorang Ayah, seorang Ibu menasehati hingga setiap hari bahkan setiap detik.
Seorang anak tetap saja melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan seorang remaja. Mereka suka berjudi, mabuk-mabukan bahkan sering pulang malam. Entah dari mana mereka bermain hingga harus pulang tengah malam. Seorang Ayah yang merasa kesal dengan sikap dan tingkah laku anaknya yang telah berusaha siang malam bekerja demi seorang anak. Mereka ingin melihat anak tersebut sukses dan menjadi orang yang disengani karena ilmunya. Sekarang apa ? Mereka melihat anaknya menghabiskan waktu seharian tanpa melakukan hal yang bermanfaat. Mereka hanya membuang-buang waktu saja pergi ke sini, main sana main sini, duduk sini duduk sana. Mereka yang bertingkah laku seperti itu masih makan dengan keluarga dan masih minta uang kepada Ayah dan Ibu. Akan tetapi dia tidak pernah mau membantu orang tuanya baik di rumah dan di sawah.
Seorang ayah yang tidak puas dengan semua itu dan memukul anaknya itu hingga anak tersebut merasa jerah serta tidak melakukan hal-hal tersebut. Akan tetapi apa yang terjadi, seorang anak mengadukan semua hal yang telah diperlakukan Ayahnya di rumah kepada polisi. Seorang anak hanya berkata dengan santai, “Aku tidak mau diam dengan semua perlakuan Ayah kepadaku, Ayah telah melanggar HAM dan harus menerima sanksi dengan semua itu.”
Akhirnya seorang Ayah harus mempertanggungjawabkan semua yang telah dilakukan didepan pengadilan. Dan seorang Ayah harus mengeluarkan jutaan uang demi menembus kesalahannya tersebut. Apakah itu yang disebut HAM ? Seorang Ayah yang berniat baik kepada anaknya agar anak tersebut bisa sadar dan kembali ke jalan yang baik. Akan tetapi lain yang didapatkan dan terima seorang Ayah demi mengajarkan anaknya.
Kalau bukan seorang Ayah yang akan mengajarkan anaknya lalu siapa lagi yang akan mengajarkannya. Bahkan seorang Ayah mengikuti tata cara yang diajarkan Rasulullah, jika seorang anak telah dinasehati berkali-kali dan tetap saja begitu dan tidak berubah. Maka seorang Ayah wajib mengunakan hal keras demi mendidik dan mengajarkan hal yang benar kepada anaknya.
Rasanya tidak adil jika seorang Ayah atau seorang Ibu harus menerima hal yang tidak seharusnya mereka terima. Padahal mereka yang membesarkan anak tersebut dari kecil sampai besar dengan keluar keringat sekalipun. Dan meraka lebih pantas dan lebih berhak dengan semua hal yang berhubungan dengan anak-anak mereka bukan orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar