Gambar : Tiga Saudara. |
Sepulang kampus aku langsung buru-buru
pulang, karena Kak Mursal menyuruhku untuk menunggunya di rumah. Hari ini aku
pulang tidak lagi melewati jalan biasanya kerena aku berniat untuk memberikan
surat permintaan maafku kepada sahabatku. Aku sengaja melewati jalan dekat
kos-nya, akan tetapi nasip sial kembali menyerangku. Aku tidak menemukannya dan
tidak juga melihatnya disana, akhirnya aku terus saja melewati jalan itu sampai
jalan lintas. Akan tetapi sayang aku kira sedang apa orang sedang berdiri
dipinggir jalan. Aku kira bisa menerobos, ternyata salah dugaanku. Beberapa
polisi dab Dinas Perhubungan menjaga jalan agar tetap aman dan terkendali.
Aku pun terjebak dalam rimbunan orang
yang sedang melihat ke jalan tersebut. Karena aku telah terjebak disana, aku
sempatkan untuk mengamati dan menganalisis apa yang sedang dipertontonkan
orang-orang ini. Aahhh...aku baru ingat sekarang adalah acara “Tour de
Singkarak 2014,” acara internasional dengan lomba balap sepeda dari
berbagai
negara di dunia. Aku sempat melihat beberapa mobil yang sedang
melewatiku, walaupun hanya sepintas karena mobil itu melaju dengan cepat. Salah
satunya adalah negara Jepang dan aku juga melihat beberapa sepeda yang melintas
dengan kecepatan penuh dihadapanku.
Aku hanya mendengarkan sorakan demi
sorakan dari penonton setiap sepeda-sepeda itu lewat didepanku. Aku telah
berada disana sekitar 30 menit dan aku mencoba mencari ide untuk bisa kembali
ke jalan semula, akan tetapi aku telah terjebak dengan puluhan motor dan mobil
yang berada dibelakangku. Setelah semua mobil dan sepeda melewati jalan itu,
beberapa mobil dan motor terlihat memenuhi jalanan yang di blokir petugas tadi.
Aku langsung meng-gas motorku tanpa menunggu aba-aba dari petugas tersebut.
Hanya beberapa menit aku telah berada
dirumah. Setelah istirahat, sholat dan makan (ISOMA). Sambil menunggu Kak
Mursal, aku menikmati sinema kesukaanku di SCTV kisah mudi mudi yang langsung clear
itu. Entah berapa lama aku menunggu sampai aku tertidur dan bangun lagi untuk
menunggu Kak Mursal. Akan tetapi dia belum juga terlihat dan tanda-tanda dia
datang juga belum ada. Aku sempatkan untuk membaca buku “Moslem millionaire”
karangan Ippho Santosa. Buku ini berisi tentang kekuatan otak kanan menangulangi
setiap permasalahan dan berpikir lebih cepat dan tepat.
Akhirnya setelah lama menunggu Kak
Mursal datang dan kami berngkat ke Payakumbuh pukul enam kurang. Walaupun kami
bermain futsal pukul tujuh, akan tetapi aku percaya bahwa kami akan sampai
sebelum pukul tujuh itu. Melewati dinginnya malam dan Kak Mursal membawa motor
besarnya dengan konsentraasi dan cepat. Alhamdulillah dugaanku benar, sebelum
pukul tujuh kami telah berada di Lapangan Futsal Gunapaksi, Koto Nan Ampek,
Payakumbuh.
Seperti biasa dua orang teman Kak
Irwan sudah menunggu disana. Tidak berapa lama kami duduk disana, diikuti oleh
beberpa orang teman Kak Irwan sudah berdatangan dan termasuk Manager dan Kak
Irwan sudah berada di lapangan. Ternyata lawan kami hari ini adalah orang yang
telah kami lawan sebelumnya dan dia yang keluar sebagai pemenang kala itu. Akan
tetapi kali ini aku bertekat tidak akan terjadi kesalahan yang sama dan
kegagalan yang beruntun lagi. Kami tidak akan kalah dengan dia dan juga
permainan kami yang dibilang sudah padu dan kompak.
Pukul tujuh lewat permainan dimulai
dan aku lagi-lagi bermain lebih awal dengan Kak Mursal dengan patner lini
depanku. Awalnya kami sempat tertinggal dua angka dari mereka, akan tetapi
setelah kami menemukan permainan kami. Apalagi oporan dan permainan ala tiki-taka
Barca kami perlihatkan. Buktinya dua gol yang berhasil mereka peroleh kami
putar balikkan menjadi kemenangan 4-2. Kami menang dua angka dari mereka,
permaianan umpan pendek aku dan Kak mursal berhasil memperdayai penjaga gawang
mereka. Apalagi ditambah dengan Kak Irwan dibagian belakang menambah pertahanan
permainan kami dan akhirnya kami keluar sebagai pemenang. Permainan kali ini
kami menang dengan selisih dua angka dan “limbago” yang disponsori oleh Bang
Chin keluar sebagai pemenang.
Sebelum pulang kami sempat
berfoto-foto bersama untuk mengabadikan kemenangan kami disini. Beberapa jepretan
kemera kami rasakan dan istirahat di luar lapangan untuk sejenak. Pukul
sembilan kurang aku dan Kak Mursal mintak izin pulang setelah beberapa orang
dari mereka juga sudah pulang ke rumah mereka. Setelah berpamitan dengan Kak
Irwan dan Bang Chin kami pulang ke Batusangkar. Kak Mursal yang on fire
hari ini masih sempat aku rasakan api membaranya di atas motor. Hari ini dia mencetak banyak gol, entah
berepa aku juga tahu yang penting setiap kali menendang ke gawang hanya satu,
dua yang meleset dan dapat ditanggis oleh penjaga gawang. Selainnya masuk ke
gawang hingga mengantarkan kami menjadi pemenang hari ini. Itu semua ada juga
assist dariku dan umpan manis yang membuat lawan pusing dengan permainan indah
dan kompak kami.
0 komentar:
Posting Komentar