Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Minggu, 19 Februari 2017

PESTA KAMPUS

Share

Foto : Kampus IAIN Batusangkar.

Seminggu belakangan ini aku disibukkan dengan berbagai kegiatan organisasi, mulai dari acara syukuran wisuda yang diadakan HMPS Ekonomi Syariah (ESYA) hingga acara LDK Ar-Ruhul Jadid. Awalnya aku tidak menyangka aku terpilih menjadi salah satu panitia syukuran wisuda yang ke-IV yang ditunjuk langsung oleh ketua HMPS ESYA yaitu Tarmizi. Dia menunjukku langsung menjadi panitia saat kami bertemu didepan kampus waktu itu. Aku tidak menolak permintaan tersebut dan aku menganggap itu adalah amanah baru buatku.
Beberapa kali diadakan rapat panitia syukuran wisuda yang diketuai oleh Ade Kosfa. Rapat ketiga yang diadakan panitia tersebut berhasil menghadirkan Buk Mega, dia adalah dosen kami sekaligus alumni kami dari Akuntansi Syariah. Dengan kehadirannya ikut rapat kali ini membuat beberapa panitia yang tidak tahu tugasnya menjadi tahu dan mendapatkan pelajaran yang berharga bagi semua panitia yang hadir pada waktu itu. Aku mendapatkan kedudukan sebagai Stering Commite (SC) pada panitia saat ini selain Devi Marta, Bang Afif, dan Kak Mulyani.

Akhirnya semua panitia memutuskan dan menetapkan acara syukuran wisuda akan diadakan pada hari Rabu tanggal 02 April 2014 di Auditorium kampus. Setelah semua persiapan telah matang dan apa-apa yang akan dipersiapkan pada acara tersebut telah dianggap selesai. Mulai dari spanduk, pemesanan snack, tempat dan sebagainya telah dipersiapkan semua panitia. Aku sangat bangga pada semua juniorku kali ini mereka bekerja dengan semangat dan berjuang demi kesuksesan acara tersebut. Hanya tinggal menunggu waktu dan hari yang telah ditetapkan saja lagi.
Pagi rabu acara pesta kampus pun dimulai bertepatan pada tanggal 26 Maret 2014. Sekitar 285 para wisudawan dan wisudawati dari pasca sarjana hingga sarjana dari setiap jurusan pada saat itu. Ada sekitar 16 orang dari Akuntansi Syariah yang menamatkan pada tahun ini dan satu diantaranya adalah orang pertama yang menamatkan paling cepat dari orang-orang sebelumnya yaitu tiga setengah tahun. Dia menjadi orang pertama yang mematahkan sihir bahwa Akuntansi Syariah juga bisa lulus atau tamat dari Sekolah Tinggi Agama Islma Negeri (STAIN) Batusangkar[1] lebih cepat dari orang-orang lain dan waktu yang relatif cepat. Orang yang cepat tamat ini bukanlah orang yang biasa-biasa saja akan tetapi dia lulus dengan nilai yang baik, informasi yang aku dengar bahwa dia nilainya rata-rata adalah A dan hanya satu-satu yang mendapatkan nilai B.
Dia tidak lain adalah Kak Rayanim. Aku sangat bangga padanya dia telah membuka jalan ke depan bagiku. Aku akan mencapai semua mimpi-mimpiku dengan target yang telah aku tetapkan diawal kuliah dulu dan insya Allah aku pasti bisa. Semua yang di wisuda pada hari ini diantaranya : Sri Indrawati, Yoce Indra Putra, Ice Pransiska, Rayanim, Mitra Fauziah, Novita Sari, Raudah, Siska Permata Sari, Eka Fitri Wahyuni, Erniawati, Gelmadia, Jefri, Riri Eka Sutra, Widia Agustin, Adre Saputra, dan Dahlia Ayu Lestari.
Pagi itu aku menyempatkan datang ke kampus dengan tujuan ingin membuat tugas makalah Teori Akuntansi atau kami singkat dengan TA. Aku berjalan diantara lautan orang yang memadati kampus hari itu. Mereka datang dengan tujuan yang lain-lain, bukan hanya untuk mengantarkan anaknya wisuda akan tetapi ada puluhan orang-orang yang memanfaatkan moment ini dengan berdagang di sepanjang kampus, mulai dari pedagang minuman, makanan, bunga, jasa fotografer, kaligrafi, mainan anak-anak, dan masih banyak lagi. Akupun berjalan seperti sulit untuk menembus lautan manusia pada saat itu.
Walaupun jalanan didepan kampus telah mulai rapi, semua kendaraan di parkir dengan sangat rapi dan teratur. Akan tetapi ribuan manusia yang memadaki kampus kali ini membuatku sulit untuk mencapai Gedung L untuk membuat makalah tersebut. Aku tahu teman-temanku telah berada disana akan tetapi apa boleh buat aku tidak mungkin untuk berlari ditengah lautan manusia tesebut. Akan tetapi aku mencoba menikmati perjalanan tersebut dengan melihat situasi didalam kampus. Terlihat beberapa dinding kampus dipenuhi dengan beberapa spanduk yang diwisuda hari itu dan beberapa hiasan bunga papan menambah keindahan kampusku.
Setelah aku telah berada diantara teman-temanku yang pada saat itu oleh berkumpul dibawah tangga Gedung L diantaranya : Joni, Suci, Dian, dan Uci. Setelah menyerahkan tugas dan membantu pengeditan waktu itu. Sekitar pukul 12.00 tugas itu bisa dikatakan selesai setengah jalan baru dan tinggal manambah-nambah apa yang kurang saja lagi. Semua anggota kelompok kami mintak izin pulang dan satu per satu mereka pergi dan menghilang dalam ribuan orang disana. Aku masih memengang novel Andrea Hinata di tanganku dengan judul Edensor.
Aku merasa lelah dan capek membaca, aku mencoba menenangkan diri disebuah tempat Uni Ery dan Da Wait di Fotocopy Ridho sambil membantu-bantunya disana. Kalau tidak ada tugas yang bisa aku kerjakan aku memcoba membuka novel tersebut dan cerita yang membuatku penasaran. Sekitar pukul 15.00 aku kembali ke rumah.

***
Setelah selesai kuliah hari kamis itu, aku mencoba mengerjakan beberapa tugasku di sekre LDK Ar-Ruhul Jadid dan setelah sholat zuhur disana. Tiba-tiba saja handphone-ku berdering ternyata ada sms masuk dari temanku Ariz. Dia mengajakku untuk ke tempat Bang Andre, salah satu dari yang diwisuda kemarin. Setelah beberapa pesanku terbangkan kepada Dia dan dibalas dengan cepat. Ternyata dia telah menungguku didepan fotocopy Abdillah, baru aku sampai ditempat itu terlihat beberapa temanku telah ada disana.
Tidak menunggu waktu lama kami pergi ke tempat Bang Andre, Ariz bersama dengan Yona, Bang Andre Sendiri dengan Suci, ada Tantri dengan Baginda, dan aku dengan Yola. Beberapa menit melewati jalan Rambatan menuju ke Tabek, Paringan di tempat Bang Andre. Awalnya aku heran dengan sebuah rumah besar tempat kami berhenti, aku mengira itu rumah Bang Andre ternyata rumahnya dibelakang itu.
Kami pergi dengan empat buah motor dan setelah motorku diparkir didepan sebuah rumah. Kami menuju rumah Bang Andre baru sampai di dengan pintu rumah kami telah disambut hangat dengan senyuman Ibu Bang Andre dan menyuruh kami untuk masuk. Beberapa menit kami duduk di ruang tamu, Ibu Bang Andre keluar dari pintu belakang dan satu per satu dari kami menyalami tangan Ibunya tersebut dan menyuruh kami untuk makan. Yang telah tersedia disamping ruang tamu tersebut. Setelah dibuka terlebih dahulu oleh Suci dan Tantri serta semua yang hadir pada saat itu mengikuti dari belakang.
Beberapa menit ruangan tersebut terdiam dan hanya sesekali suara yang terdengar karena menikmati makan siang mereka. Setelah semua selesai makan dan beberapa diantaranya saling cerita-cerita dan saling berbagi tawa bersama siang itu.
“Van, buatkan kami cerpen dong,” Suci memcoba mengapaku ditengah-tengah gurawan mereka.
Insya Allah, tapi tidak janji ya,” balasku dengan singkat.
“Ok deh.”
Aku mencoba bertanya kepada salah seorang temanku Tantri dengan suara membisik.
“Hai Tan, itu dihidungnya dihapus dulu lah,”sambil menunjuk hidungnya.
Semua mata yang ada tertuju pada kami semua mencoba mengetahui isi dialog kami tersebut.
“Apa kata Irvan, Tan ?” suci bertanya pada Tantri.
“Biasa gurauan kami selalu, apalagi kalau bukan cik iduang[2]-ku. Dia menyuruhku untuk menghapusnya,” jawab Tantri.
Aku tertawa dan semua yang hadir tertawa.
“Iihhhhhh.......Van, ada-ada saja. Kawan-kawan tahu nggak kemarin di lokal, Tantri dan Irvan bercanda dengan Tantri dengan topik yang sama akan tetapi Tantri menyuruh Irvan yang menghapusnya,” celoteh Suci didepan kami semua.
Lagi-lagi semua tertawa geli dengan pernyataan tersebut, akan tetapi kami semua tahu itu hanyalah lelucon saja tidak sebenarnya. Itu semata-mata hanya untuk membuat suasana tersebut menjadi lebih heboh dan tertawa saja, tidak lebih. Lagi-lagi Suci membuka pembiraan dengan topik baru.
“Baginda tadi Tantri makan jengkol loh, hati-hati dijalan pulang nanti ya,” celoteh Suci lagi.
“Pakai saja masker Baginda, masker yang digunakan orang untuk menghindari asap kabut sekarang menghindari bau jengkol,” sambungku.
Lagi-lagi semua yang hadir tertawa dan membuat suasana menjadi lebih meriah dengan tawa yang meluncur dari setiap yang hadir. Baginda hanya tersenyum-senyum kecil membalas semua itu.
“O...ia Bang, dibelakang masih ada jengkol nggak Bang ?” aku bertanya pada kepada Bang Andre.
“Masih Van, buat apa ?” balasnya.
“Itu Tantri belum puas dengan beberapa jengkol yang dimakan tadi Bang, dia mintak dibawa ke rumah lagi Bang.”
“eeehhhhh....iya Bang masih pengen makan jengkol Bang, nggak usah banyak-banyak Bang, sekarung saja cukup,” tambah Tantri.
“Tantri suka jengkol loh Baginda, nanti jangan lupa sediakan jengkol setiap hari ya,” balas suci.
“Dikampung banyak jengkol ya kan Yank,” balas Tantri.
“Tenang saja Tantri kalau nggak ada buahnya paling kurang dapat daunnya kan ?” balas Ariz.
“Lebih baik pohonya saja yang dibawa pulang Tan, letakan saja di jok motor Banginda, lagipula joknya kan kosong,” jawabku.
“Nanti Bang kirim lewat email saja ya Tan,” balas Bang Andre.
Tidak bisa dibendung lagi semua tertawa dengan setiap pernyataan yang muncul akan tetapi tidak ada yang sakit hati dan tidak ada yang merasa dirugikan. Bahkan Tantri yang dari tadi menjadi bahan tertawaan terlihat biasa-biasa saja.
Ternyata kami telah menghabiskan banyak waktu dengan senda gurau bersama yang tidak pernah habisnya. Sekitar pukul tiga kurang kami semua kembali ke tempat masing-masing. Akan tetapi Suci tetap disana karena akan kedatangan tamu dari junior dari akuntansi ke tempat Bang Andre. Setelah berpamitan dan mengucapkan selamat kepada Bang Andre kami memulai perjalanan ke Lima Kaum kembali.
Setelah kejadian itu, beberapa hari setelah itu LDK Ar-Ruhul Jadid juga mengadakan syukuran wisuda di mushaolla kampus lantai tiga. Aku yang hadir telat sore itu karena harus rapat syukuran wisuda HMPS ESYA terlebih dahulu. Baru sekitar pukul enam kurang baru bisa bergabung dengan teman-temanku yang lain. Terlihat ada banyak teman-temanku yang telah hadir dalam acara tersebut. Terlihat ruang mushalla dipenuhi orang setiap kader LDK dan ada beberapa orang yang tamat bulan ini terdiri dari Ikhwah dan Akhwat. Salah satu diantara selain mendapatkan sanjungan sebagai penelitian terbaik dan juga mendapatkan julukan sebagai penulis kali ini dengan sebuah buku motivasinya dengan judul, “Hati, hati-hati dengan hati jika punya hati.” Dia adalah Bang Daus. Suasana tersebut menjadi sangat hangat dengan ditutup dengan makan bersama di Gedung K dan foto bersama.
Berselang beberapa hari setelah itu syukuran wisuda HMPS ESYA juga tidak kalah menarik dari pagi rabu sampai sekitar pukul lima semua masih antusias dengan beberapa penampilan yang memukau. Dihadirkan dengan alat musik dari Smart STAIN Batusangkar, menambah meriahnya acara tersebut. Dibuka dengan penampilan Sang Puitis Kampus ‘Mega’ dari junior Akuntansi Syariah yang memukau dan membuat semua mata terharu. Ruangan seolah-olah terdiam saat penampilan itu ditampilkan dan disambut dengan nyanyian dari teman-temannya.
Diiringi oleh beberapa buah lagu minang dari penampilan per lokal dan duet antara ketua panitia dengan Kak Ida memberikan suasana yang semakin meriah hari itu. Walaupun tidak dihadiri oleh ka Prodi Akuntansi Syariah dan dibuka oleh ketua jurusan Syariah sendiri. Tetap menjadi meriah dan antusias, terlihat ruangan Auditorium terlihat penuh dengan semua mahasiswa jurusan Akuntansi dan Manajement.
Akhirnya acara syukuran tesebut berakhir dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan seluruh panitia. Semua peserta yang hadir hari itu, baik dari pagi hingga sore. Dan ditutup dengan pembersihan Aula kembali secara besama-sama seluruh panitia. Baru setelah semua terlihat besih dari sampah-sampah yang ada. Aku pulang ke rumah walaupun tubuh ini lelah dan letih akan tetapi rasa senang dan haru mengantikan semua rasa letih dan lelah tersebut.



[1] Sekarang telah berubah sttus menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
[2] Cik Iduang atau kotoran di lobang hidung.

0 komentar:

Posting Komentar