Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Sabtu, 27 Agustus 2016

KOTA SIBUK Part 2

Share

Foto : Tiga Saudara.

 Seperti biasa hari rabu ini adalah hari yang sangat santai untukku, walaupun hanya kuliah pukul 10 saja dan tidak ada kuliah lain selain kegiatan organisasi. Akan tetapi karena aku dan Kak Mursal akan ke Payakumbuh untuk bermain futsal maka aku pulang lebih awal hari itu. Aku pulang ke rumah setelah melakukan beberapa aktivitas organisasi dan tugas kuliahku selesai hari ini. Sekitar pukul tiga aku telah berada di rumah kembali, akan tetapi Kak Mursal belum ada di rumah. Kebetulan baterai handphone-ku habis dan tidak bisa sms dia. Setelah aku sampai di musholla dan mencas handphone-ku beberapa menit. Ternyata ada pesan dari Kak Mursal.
“Van, tolang sebelum pulang ke Rambatan dulu handphone pencatat nomor rekening lampuku ketinggalan dan Kak besok akan kerja, thanks.”
Setelah aku mengadari hal tersebut, aku tidak mungkin akan kembali lagi hanya untuk menjemput hendphone tersebut.
Setelah Kak Mursal datang dan aku mengatakan yang sebenarnya bahwa handphone-ku mati dan bateraiku yang satu juga dipakai Kak Mursal. Jadi aku relakan saja aku tidak mengunakan handphone-ku dengan maksimal hari ini.
Setelah sholat asyar dan berpamitan dengan Kak Yeni, kami berangkat ke Payakumbuh dengan motor Supra X merahku. Karena jika pergi dengan motor Kak Mursal aku selalu saja hanya boleh duduk dibelakang tidak boleh membawa motornya, mungkin karena takut jatuh saja. Aku yang biasa membawa motor setiap  hari akan sangat terasa jika sekarang duduk dibelakang. Biasanya kepalaku terasa pusing jika tidak membawa motor, karena sudah biasa membawa motor. Kami sengaja cepat berangkat karena Kak Mursal ingin jalan-jalan dulu di pasar Payakumbuh.
Sekitar pukul lima lewat kami sampai di Payakumbuh, awalnya aku yang membawa motor sampai ke Payakumbuh. Biasanya kami setiap berpergian selalu bergantian membawa motor, jika aku yang membawa awal nanti pulangnya Kak Mursal yang membawa motor. Aku memarkir motorku didepan Ramayana Payakumbuh dan berjalan sekedar melihat-lihat pusat perbelanjaan saja dan melihat keramaian disana.
Setelah puas berjalan-jalan disana dan menanyakan harga handphone kepada salah satu toko disana serta melihat-lihat busana olah raga di tingkat dua. Akhirnya kami berjalan di tengah-tengah pasar Payakumbuh, ternyata Kak Mursal sedang mencari Kak Irwan yang sedang menutup tokonya dengan Kak Lisa. Hanya berselang beberapa menit dan Kak Irwan harus pulang dulu untuk mengantarkan Kak Lisa. Kami tetap melanjutkan pencarian Kak Mursal mencari handphone dan dia membeli makanan untuk dibawa pulang. Handphone yang kami cari tidak juga bertemu karena harganya yang mahal dan juga tidak sesuai dengan selera Kak Mursal.
Sekitar pukul enam lewat kami bertemu kembali dengan Kak Irwan di Pasar Ibuah. Tidak beberapa lama berjalan mencari handphone terdengar suara azan magrib memanggil setiap umat Islam. Rencananya kami akan mencari tempat makan dulu, akhirnya Kak Mursal angkat bicara.
“Wan, bagaimana kalau kita sholat dulu ?” sambil berjalan beriringan.
“Ok, sepertinya di dekat sini ada mesjid.”
Aku mengikuti Kak Irwan dari belakang, supaya tidak kehilangan jejaknya. Ternyata kami sholat di Mesjid Darrusalam, Labuah Silang. Setelah kami selesai sholat kami berjalan mencari tempat makan masih di Labuah Silang yaitu Ampera 7000 At Retiva. Tidak menghabiskan banyak waktu kami telah selesai makan dan bercerita-cerita satu sama lain untuk menenangkan perut yang keyang.
Kak Irwan yang mendapatkan kabar dari salah seorang temannya bahwa sekarang ada pertandingan Semen Padang Vs Arema. Kami pun cepat-cepat pulang dan memutar siaran tersebut. Ternyata benar pertandingan telah berlangsung di kandang Arema. Permainan yang seru dan bikin penasaran itu akhirnya di menangkan oleh Semen Padang dengan score 2-1. Kedua gol tersebut dibuat oleh Osa Saha pemain baru Semen Padang.
Kak Mursal yang belum mendapatkan keinginannya untuk membeli handphone meminta untuk pergi duluan ke lapangan futsal. Karena  Kak Mursal mau mencari handphone dulu di pasar. Setelah berpamitan dengan Kak Irwan dan Kak Lisa kami berjalan menelusuri setiap konter di Payakumbuh. Akhirnya sebuah handphone mini berukuran menjadi keinginan Kak Mursal untuk membeli handphone tersebut. Setelah negosiasi dan mendapatkan harga yang diinginkan Kak Mursal mengeluarkan uang 100ribuan dua lembar dan uang 50ribuan satu. Aku tetap asyik menyaksikan layar film yang sedang tayang dalam konter tersebut.
Sebelum kami berangkat ke lapangan futsal, seperti biasa Kak Mursal membelikan satu baju hangat untuk anaknya Nesta dengan tulisan “Manchester United.” Klub favoritenya sejak dulu. Jam dinding telah menunjukan pukul sepuluh kurang dan kami berjalan menuju lapangan futsal bersama Kak Irwan yang telah datang. Kami bermain masih di tempat yang sama dengan kemarin akan tetapi kali ini lawannya memang hebat dan tangguh. Tidak beberapa lama sampai di lapangan kami pun mulai bermain, seperti biasa aku sebagai pemain cadangan. Permainan yang cukup sengit itu akhirnya mereka berhasil mencetal gol ke gawang kami dengan permainan yang indah dan cantik. Karena level kami masih dibawah mereka dan pemain kami yang hanya biasa-biasa saja. Walaupun begitu kami tetap memperlihatkan permainan kami yang sedikit bisa bermain futsal. Akhirnya kami ketinggalan tigo gol dari lawan, dengan tendangan deras melambung ke sudut gawang atas membuka gol perdana bagi tim kami.
Tidak beberapa lama aku mulai PD bermain karena ini adalah kali kedua aku bermain di tempat ini. Akhirnya aku berhasil membuat satu gol dengan tendangan tidak terlalu deras akan tetapi aku mengarahkan ke sudut gawang yang tidak biasa terjangkau oleh kiper. Pertandingan kali ini kipernya memang hebat dan tangguh, walaupun sudah beberapa kali pemain kami menendang dengan deras akan tetapi tetap saja bisa ditanggis dan ditepis oleh penjaga gawang tersebut. Akhirnya tim kami kalah 15-6, walaupun begitu kami tetap mengakui kekalahan kami dan bahwa timnya lebih hebat dari tim kami.
Kami kambali ke Batusangkar setelah meminta izin kepada Kak Irwan dan yang membawa motor adalah Kak Mursal. Sekitar satu jam berjalan akhirya kami sampai pukul satu di rumah.

0 komentar:

Posting Komentar