Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 25 Juli 2016

BAYANGAN ITU. . .

Share


Gambar : Cinta Kuning.


Tiba-tiba saja Kakakku membatalkan pekerjaan kami hari ini. Rencana awal kami akan bekerja memasang lampu baru hari ini ditepatnya di Rambatan. Padahal sebelumnya temannya dari Lintau yaitu Bang Iil telah menginap di mushollaku. Akan tetapi sayang pagi itu aku mendapatkan sms dari Kakakku bahwa hari ini tidak jadi memesang lampu karena ada kematian didekat rumahnya.
Setelah sarapan dengan Bang Iil aku mencoba melakukan apa yang bisa aku lakukan, seperti : menyapu musholla, membersihan bak mandi, mencuci baju, mencuci motor, dan memendekkan rambut Bang Iil pagi ini. Beberapa pekerjaan telah lakukan dan untuk menghilangkan rasa letih dan capek. Aku memutar beberapa lagu pop untuk membuat pikiran enjoy dan menghilangkan stres kembali.

Sekitar pukul 10.30 WIB baru Kakakku datang dan dia pergi dengan Bang Iil. Aku sengaja tidak ikut kerena rencananya kau mau menonton tayangan One Stop Football on Sunday dulu di TV7. Itu adalah salah satu tayangan favoritku untuk melihat berita olah raga.
Hari ini aku lewatkan dengan mencoba membaca beberapa bahan ujian Sistem Pngendalian Manajement (SPM) dan mencoba mentonton TV. Hari ini tidak terlalu padat kegiatanku. Setelah kami berkumpul pagi hari senin di mushollaku aku merasakan hal yang aneh dan awalnya aku menganggap itu hanya biasa-bisa saja. Akan tetapi setelah aku pikir-pikir hal tersebut membuatku berpikir ulang ulang tentang hal tersebut.
Semua bermula dari pakaian dan celana yang aku pakai, aku sengaja memilih baju bola kesukaanku yaitu Chelsea FC dengan warna kuning bernama Lampard dibelakangnya. Dan hari ini aku mengetik dengan mengunakan notebook (NB) ku juga berwarna kuning dengan tertempel lambang the blues disana. Aku hanya menduga itu kebetulan saja, saat aku keluar dan sandal yang aku pakai juga berwarna kuning. Aku mencoba menerka dan berpikir keras, mungkin ini hanya kenanganku tentang dia dan bayangan kuning itu.
Tidak beberapa lama setelah itu Kakakku memberikan slip selembar kertas berwarna kuning untuk diantarkan ke Bank. Aku juga menduga itu hanya kebetulan saja dan masih belum berpikir apa-apa tentang warna itu. Beberapa saat aku hendak menuju rumahku dan mencoba berhenti sejenak disebuah toko di pasar jumat, Tanjung. Tiba-tiba saja, saat motorku berhenti dan aku baru meletakkan kakiku ke lantai tersebut. Ada sebuah kantong plastik terbang kearah kakiku dan berhenti dikakiku. Aku semakin heran dengan hal tersebut, persis kantong plastik itu juga berwarna kuing dan beberapa pikiranku tentang sahabatku Manda muncul dari ingatanku.
“Apakah dia sehat-sehat saja disana ? Atau ada sesuatu yang menimpa Manda hingga bayangan itu datang silih berganti kepadaku.”
Lagi-lagi aku menganggap itu hanya bayangan semata-mata karena sudah lama tidak bertemu dan bertegur sapa dengannya. Dan itu mungkin hanya firasatku saja dan semua itu hanya kebetulan saja.
Aku masuk ke dalam warung tersebut. Terlihat ada seorang Ibuk berusia muda sedang duduk-duduk sambil menonton TV.
“Maaf Buk, apa minyak rambut Gasby saset Buk, warna merah ?” kataku padanya.
Setelah dilihat dan dicari-cari dia tidak menemukan yang berwarna merah.
“Warna kuning ada Nak.”
“Boleh Buk, berapa satu Buk ?” balasku.
“Rp. 500,-“
“Beli empat buah ya Buk, “ sambil menyerahkan uang Rp. 2000,- an dalam saku celanaku.”
“Terima kasih Buk,” sambil berjalan keluar warung tersebut.
“Sama-sama Nak.”
Aku meneruskan kembali perjalananku ke rumah dan tidak beberapa menit aku telah berada dirumah. Didalam rumah ada Kakakku degan seorang anaknya sambil duduk-duduk di ruangan tamu.
“Makanlah Van ?”
“Iya Kak, sebentar lagi.”
Aku mencoba membuat tugasku di NB dan aku buka tugas tersebut ternyata butuh kalender untuk rujukannya. Aku menyambil sebuah kalender didinding rumahku dan beberapa saat aku memperhatikan kalender tersebut. Aku baru sadar kalender itu juga berwarna kuning dengan ciri kas partarnya disana. Aku mulai berpikir keras kenapa dari pagi hingga sekarang aku bertemu dengan warna kuning disetiap tempat dan benda yang aku temui. Akan tetapi aku masih tidak mengerti dengan semua ini dan apa mungkin Manda juga sedang memikirkan aku seperti aku sedang memikirkannya disini.
“Kak, kenapa ya hari ini aku lebih banyak bertemua warna kuning dari pagi. Mulai dari baku dan celana yang aku pakai, NB yang aku gunakan, sandal yang aku pakai, slip surat setoran dari Kak Mursal, plastik sampah berwarna kuning, minyak rambut berwarna kuning, dan terakhir kalender berwarna kuning.”
“Kak juga nggak tahu Dek, mang ada apa ya ?”
“MNnnnn ya Kak,” jawabku dengan singkat.
Dalam pikiranku terlintas semua kenangan indah saat-saat bersama Manda. Semua hadir dalam benakku tanpa lupa sedikitpun aku dengan senyumnya, wajahnya, hingga tawanya. Aku yang dulu pernah mengatakan kepadanya setiap aku melihat warna kuning aku merasakan bahwa aku melihat diriku dalam warna tersebut. Hingga aku tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi pada Manda.

0 komentar:

Posting Komentar