Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 25 Juli 2016

BERHALA MODERN

Share


Gambar : Orang yang selalu mengejar kekayaan.



Zaman sekarang ini bukanlah zamannya Nabi Ibrahim as, zaman sekarang bukan juga zaman Nabi Su’aib as. Namun sekarang adalah lanjutan dari zaman Nabi Muhammad Saw yang berkembang pesat dalam berbagai bidang. Bahkan pada masa ini umat manusia terlena dengan keindahan kehidupan dunia yang selalu mengoda. Apakah itu yang disebut dengan shorganya dunia ? Entah iya atau tidak yang pasti seolah-olah kita kembali pada zaman yang dahulu kala walaupun segala sesuatu itu semakin maju dengan tekhnologi yang canggih. Namun sayang mereka tergiur dengan semua kenikmatan dan rahmat yang Allah berikan.

Jika pada masa Nabi Ibrahim semua orang yahudi dan nasrani pada masa itu menyembah kepada patung, binatang, kayu besar, bahkan segala sesuatu yang dianggap suci serta memiliki kekuatan gaib. Mereka tidak pernah berpikir bahwa apapun yang mereka sembah akan selalu dapat membantu mereka, tidak. Malahan apa yang mereka sembah itu buatan dari mereka sendiri dan mereka sembah dengan bersama-sama.
Namun di era modern ini segala kenikmatan yang berlimpah ruah menjadikan banyak orang-orang terperdaya dengan hal tersebut. Anak kecil sekarang sudah bisa mengaplikasikan komputer, itu yang dibanggakan oleh orang  tua mereka. Namun untuk mengisi ilmu-ilmu agama Islam tidak pernah mereka perhatikan. Mereka tidak pernah mengantarkan anak-anak mereka kepada tempat mengaji dan hanya sibuk dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Si anak sibuk dengan kegiatannya sendiri dan si ibu dan ayah sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Maka jangan pernah kita salahkan anak jika ia membangkang dan melawan kepada orang tuanya. Bagaimana tidak pada zaman sekarang ini tanpa adanya sentuhan dan bantuan dari pihak orang tua maka segala bentuk pendidikan yang diberikan tidak akan pernah berjalan sesai dengan yang diinginkan. Namun lihatlah sebagian orang yang hidup di kota-kota besar pergaulan muda mudi begitu bebas dan tidak terkontrol sama sekali.
Dulu saja mantan presiden kita pernah mengatakan bahwa,”jika kau berikan sepuluh pemuda kepadaku, maka aku akan mampu mengentarkan dunia ini.” Itu artinya begitu kuat dan berpengaruhnya peran seorang pemuda. Akan tetapi pada masa sekarang ini, hal yang perlu kita pertanyakan. Pemuda yang bagaimana yang dimaksud oleh Pak Soekarno ?
Itu semua harus kita camkan dalam hati kita masing-masing, bahwa pemuda sekarang tidak sama dengan pemuda dahulu. Sekarang pemuda lebih suka dengan pergaulan yang bebas dan sesuka hatinya. Akibatnya apa ? Jangan salah jika anak perempuan kita tiba-tiba saja mengaku hamil dan sebagainya. Maka orang tua juga yang akan repot dan membuat nama mereka tercoreng di tengah-tengah masyarakat.
Orang-orang sibuk denga berbagai aktivitas yang dilakukannya, hingga mereka lupa akan Allah yang memberikan semua itu. Bahkan mereka bekerja dari pagi hingga petang dan kembali pagi sampai petang lagi begitu seterusnya. Namun mereka tidak tersentuh dengan panggilan suara azan yang merdu, bahwa panggilan yang mengingatkan kita bahwa tinggalkan segala bentuk yang berhubungan dengan dunia dan jalankan kewajiban kita sebagai seorang umat muslim yang mengabdi kepada Allah Swt.
Terkadang seorang anak masih sibuk dengan siaran televisi yang begitu asyik dan seru. Ibu yang sibuk dengan jualannya melayani pembeli yang datang, sedangkan ayah sibuk dengan mengantarkan orang-orang yang pergi ke pasar dan sebagainya dengan mobilnya. Jika datang waktu shalat mereka tidak pernah menghiraukan penggilan tersebut, malahan mereka semakin terjerumus kepada bisikan syetan yang selalu menggodanya.
Pemuda yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan itu sekarang ini sudah jauh dari nilai-nilai agama dan terlena dengan kehidupan dunia sesaat. Bagaimana tidak sistem pemerintahan kita ini hancur dari atasnya dan akan berakibat kepada yang bawahnya sampai kepada daerahnya sendiri.
Apa yang kau banggakan dalam hidup ini ? Status yang tinggi di tengah-tengah masyarakat ? Atau kekayaan yang melimpah ruah hingga terkenal ke berbagai penjuru dunia ? Tidak, semua itu hanya semata-mata berguna pada kehidupan dunia, namun setelah meninggal akan habis seiring kita dimakan cacing. Kita tidak pernah membawa pencarian dan kekayaan kita ke dalam kuburan kita nanti. Hanya amal ibadah di dunialah yang mampu menyelamatkan kita dalam menempuh perjalanan hidup di akhirat kelak.
Setiap kenimatan yang diberikan Allah kepada kita merupakan cobaan kepada kita. Namun terkadang Allah sukses memberikan cobaan dengan harta yang melimpah dan pangkat yang tinggi kepada umatnya. Terkadang manusia terlana dengan kenikmatan sesaat yang tidak pernah datang dikira-kira. Jika memang kamu seorang muslim yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka jalankan lah segala kewajiban kita sebagai umat Islam, jangan sesekali kita berpikir bahwa semua itu akan hanyalah berkat usaha kita semata-mata tidak melainkan pertolangan Allah lah dan rahmat-Nya lah kita mampu mendapatkan semua itu.
Nikmat dan rezeki yang Allah amanahkan kepada kita maka hendaklah kita jaga dan kita bersihkan dengan menginfakannya 2,5 % dari harta yang kita miliki. Karena jika kita tidak membersikan harta tersebut dengan cara seperti itu, maka Allah tidak segan-segan mengambilnya kembali. Maka pemilik yang mengambilnya lagi tidak akan mengambilnya dengan cara sedikit demi sedikit tidak. Melainkan sesuka hatinya bahkan semuanya bisa diambil kembali dan tentu dengan cara-cara yang tidak terduga. Misalnya dengan memberikan kejadian kehilangan, pencurian, bahkan tidak banyak kita dengan toko-toko yang terbakar. Itu semua merupakan cara-cara Allah mengambil harta kembali karena kita tidak mampu membersihkan harta kita dari hal-hal yang tidak halal.
Jika kita mati nanti ada dua pertanyaan yang akan kita dapatkan mengenai harta kita. Yang pertama dari mana harta yang kita dapatkan ? Untuk apa harta yang Allah berikan kepada kita ? Maka sebelum ditanya Allah dan mengambilnya dengan cara-cara tidak terduga, dengan demikian bersihkan harta dan jiwa kita dengan cara memberikan infak, sedekah, dan zakat kepada orang-orang yang membutuhkan. Dan janganlah kita terlena dengan kenikmatan Allah sesaat yang diberikannya kepada hamba-hamba yang ditentukannya. Karena segala sesuatu akan memperdayakan kita dengan kenikmatan yang telah kita dapatkan.
Bahkan ada yang sibuk dengan internet setiap harinya dan tidak mempedulikan waktu shalat dan sebagainya. Seorang ayah yang menghabiskan waktunya dengan memancing dari pagi hingga petang dan juga melewatkan waktu-waktu shalatnya. Itulah yang disebut dengan berhala modern pada saat ini, segala sesuatu yang membuat kita terlena dengan apapun setiap aktivitas yang kita lakukan dan tanpa mempedulikan waktu-waktu Allah setiap saat. Siapapun kita, dan apapun aktivitas kita, serta berpangkat atau tidak maka iman kita kepada Allah dengan sampai dijual demi pangkat dan kedudukan yang kita peroleh. Semua itu hanya sebuah sarana dan jembatan yang dapat mengantarkan kita untuk selalu mendekatkan diri kita kepada Allah agar selalu mendapatkan karunia dan rahmat yang diberikan kepada kita untuk mencapai shorga-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar