Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Minggu, 15 Januari 2017

SI KECIL MENGAGUMKAN

Share


Foto : Sikecil - Jihan.
Ahir-akhir minggu ini aku sering berpergian ke berbagai kota yang ada di daerah Sumatra Barat. Minggu ini aku berencana akan mengisi waktu liburan semesterku berkunjung ke Kota Biru, Payakumbuh. Seperti biasa sebelum berangkat aku harus terlebih dahulu meminta izin kepada semua pengurus surau tempat tinggalku dan juga ke tempat Panti Asuhan sebagai tempatku memberikan ilmu-ilmu kepada adik-adikku disana.
Setelah semua tempat berpamitan pagi sabtu itu kepada semuanya, aku terus melangkah siang itu terlebih dahulu ke Batusangkar mengurus peminjaman tenda barak ke Kantor Kodim Pagaruyung. Sesampai disana aku bertemu dengan beberapa orang berbadan tegap, berbaju loreng dengan gaya kas mereka rambut pendek dan rapi. Terlihat mereka sedang asyik duduk sambil bercerita didepan kantornya dan ada juga beberapa orang yang sedang bermain volly di lapangan sebelah kantor itu.
Setelah aku parkir motor di sebelah kantor itu, aku berjalan menuju tempat piket.
“Assalamu alaikum Pak,” sambil berdiri didepan salah seorang petugas piket.
“Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokatu, ada perlu apa ya Dek ?” penasaran dengan kedatanganku ke sana.
“Begini Pak saya dari Organisasi Tubuh Jendela akan melakukan kegiatan workshop latihan kepenulisan dan kemah bersama di alam terbuka, mulai tanggal 31-2 Februari. Tujuan saya ke sini mau mengantarkan surat peminjaman tenda barak,” sambil mengodorkan sebuah amplot yang ku keluarkan dari dalam tasku kepada Bapak itu.
“Maaf sebelumnya Dek, orang yang bertugas dalam peminjaman tenda barak ini sekarang tidak masuk, mungkin sekarang ini masukan saja suratnya dulu nanti kami memberikan surat ini kepada Bapak itu. Mungkin besok Adik bisa ke sini lagi menemui Bapak itu, mengenai boleh atau tidaknya.”
“Ia Pak, maaf sebelumnya saya boleh mintak nomor Bapak itu Pak ?” dengan sedikit cemas.
“Boleh, 085274......”
“Terima kasih sebelumnya Pak,” sambil pergi meninggalkan Bapak tersebut.

Setelah selesai sholat asyar aku berakat ke Tanjung ke tempat Ibu untuk berangkat lagi ke Payakumbuh. Akan tetapi sebelum aku berangkat ke sana, terdengar suara handphone-ku berbunyi.
“Hallo, assalamu alaikum Ne,” jawabku singkat.
“Wassalamu alaikum, Shal tunggu Ibu dirumah ya ?”
“Iya Ne,” dengan singkat.
Akhirnya aku berjalan ke tempat kakakku untuk menunggu Ibuku, sesampai di rumah sambil menunggu Ibuku datang aku mencari-cari sebuah benda dari dalam tasku. Aku membuka buku novel yang bersampul merah dengan judul,”Aku, kau dan Sepujuk Angpau Merah,” karangan Tere Liye. Beberapa menit membaca mataku mulai terasa berat. Suara sms dari handphone-ku menghilangkan rasa kantukku. Ternyata itu sms dari sahabatku Vinda.
“O...ya Shal, bisa kirimkan brosur kemarin ke pesan FB Via ?”
“Insya Allah Via, tapi sebentar lagi ya, gimana ?” jawabku singkat.
“Iya gak papa, tapi hari ini ya ?”ciloteh sabahatku.
“Ok,” balasku singkat.
Aku melihat jarum jam di dinding telah menunjukan pukul 4.30 sore, akan tetapi Ibuku belum juga muncul-muncul. Dalam hatiku hanya bisa berprasangka positif saja, mungkin masih mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa.
“Ne, saya keluar sebentar mau ngirim sesuatu dulu di warnet,” sambil berjalan keluar.
“Bukannya kamu mau pergi ke Payakumbuh ?” dengan nada penasaran.
“Iya, tapi Ibu belum datang juga. Lagipula sebentar kok.”
“Kalau nggak langsung saja ke Suraunya.”
“Iya,” dengan suara yang mulai menghilang dari kejauhan.
Tidak beberapa lama aku telah asyik mengotak-atik FB-ku dan mengirim brosur tersebut. Hanya sekitar sepuluh menit brosur itu telah aku kirim ke pesan dan pengiriman khusus ke alamat Fbnya. Karena jaringan sedikit lola (loding lama) di warnet ini, membuatku kesal sambil menunggu. Setelah semua selesai baru aku menjemput Ibu yang ternyata telah menungguku dua jam yang lalu. Karena terjadi misscomunication diantara kakakku dan Ibuku. Jadi beginilah jadinya, tidak kusangka kami sama-sama menunggu di tempat yang berbeda.

Akhirnya sekitar pukul lima kurang aku, Ibuku dan Wahyu anak kakakku pergi ke Payakumbuh. Ibuku sangat rindu sekali melihat cucunya di Tae, Payakumbuh. Mungkin sudah lama juga tidak bertemu dengan cucunya itu. Kira-kira 90 menit dalam perjalanan Sungayang-Payakumbuh, lebih kurang 50 KM. Rasanya badanku sedikit letih membawa motor setelah sampai di rumah yang kami tuju.
Setelah memarkir motorku di belakang rumah. Tiba-tiba datang si kecil sambil berlari kepadaku dengan senyumannya yang manis lengkap sudah kegembiraanku di buatnya. Sambil memeluk dan memcium pipinya aku berjalan sambil mengendongnya ke dalam rumah. Ternyata Ibuku telah berada didalam rumah sambil sibuk-sibuk mencari si kecil ‘Jihan’ setelah Ia melihatnya berada dipangkuanku Ibuku mengambil dan melepaskan rasa rindunya. Dia mencium pipinya dan memeluk si kecil ini dan Wahyu pun juga ikut berkumpul dalam ruangan itu.
Ibu kakakku itu hanya termenung melihat kejadian itu sambil melangkah menuju kami.
“Sholatlah dulu, Li,” dengan menyebut nama Ibuku.
“Iya Bu,” yang masih duduk dengan cucunya.
Setelah semua sholat, kamipun berkumpul untuk makan malam bersama. Tidak beberapa selesai makan kami pun melepaskan rindu dengan bermain dengan anak kakakku. Karena kesibukan kakakku, Dia tidak datang hari itu karena masih berada di Solok dalam tugas kerjanya. Rasanya kami telah lama tidak bertemu dan saling melepaskan rasa rindu itu. Tidak terasa capek dan keletihan lagi dalam perjalanan tadi yang telah terobati dengan kehadiran sikecil. Sungguh sikecil ini menyihir setiap mata yang hadir hari itu menjadi suasana kegembiraan dan kepuasan tersendiri. Ditambah lagi dengan wajahnya yang imut membuat geli dan gemas melihatnya.
Karena rasa capek dan letih tadi masih terasa, aku baru bisa istirahat setelah si kecil tertidur. Kupejamkan mataku yang sudah terasa berat itu di kasur yang empuk sampai aku tidak sadaran diri lagi.
Keesokan harinya, sekitar pukul dua kami berpamitan kembali ke Batusangkar dengan Ibu kakakku dan si kecil. Belum habis rasa rindu itu, si kecil meminta untuk ikut bersama kami ke Batusangkar meski harus tanpa Ayahnya. Setelah bersusah paya membuatnya agar tidak ikut dengan kami. Dengan berbagai alasan yang akan timbul, kumelihat si kecil masuk kamar dan termenung tidak di bolehkan pergi. Timbul rasa kasihan dari dalam diriku, kuberjalan dan mendekatnya sambil memelukku.
Setelah suasana dapat di kendalikan baru kami berangkat pergi dan berpamitan dengan Ibu kakakku dan si kecil. Sebelum pulang Ibuku mau membeli oleh-oleh dulu untuk yang dirumah. Kumengajak Ibuku ke Ramayana Payakumbuh untuk berjalan-jalan dan Wahyu sambil menikmati suasana mewah fasilitas gedung tersebut. Tidak terasa waktu berlalu, ku melihat jam handphone telah pukul 4 sore.
Saat diperjalanan masih di Payakumbuh, tiba-tiba saja hujan lebatpun membanjiri kota ini. Kami beristirahat di salah satu SPBU payakumbuh dan melaksanakan sholat asyar. Setelah selesai sholat kami pun berangkat di tengah lebatnya hujan dengan memakai mantel. Hal ajaibpun terjadi, di sebuah daerah lain di luar Payakumbuh hujan tidak lagi terasa bahkan jalanan pun tidak basah sama sekali. Kumemutuskan untuk berhenti di sebuah tempat orang berjualan gorengan sambil membereskan mantel tersebut.
Badanku terasa hangat kembali saat aku memakan gorengan tersebut. Rasanya badanku kembali segar dan rasa dinginku telah berangsur-angsur menghilang. Sekitar pukul enam kurang kami telah berada di rumah.




1 komentar:

  1. Videoslots (video games) [Link Vào Trang Chủ_SODO66.PH] - VyTKLOT
    VYTKLOT (video games) [Link Vào Trang Chủ_SODO66.PH] Video games are created youtube to mp3 in 2020 by Sega of America and have a great history.

    BalasHapus