Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 30 Januari 2017

PERTANYAAN HATI

Share

Gambar : Deretan Pertanyaan Hati.

Masa putih abu-abu yang telah begitu lama aku tinggalkan dan menjadi saksi yang akan mengingatkan aku pada kisah-kisah yang sangat indah, mengesankan, bahkan menjadi kisah menyedihkan aku pada masa itu. Dari sekian kisah-kisah kehidupanku yang sangat mengesankan dan menjadikan aku seperti sekarang ini.
Berawal dari kisah pertemuanku yang tidak terduga dan begitu cepat kurasakan. Saat aku menjadi salah satu dari peserta Porseni dan Olimpiade yang mewakili Tanah Datar dalam bidang ekonomi pada saat itu diselenggarakan di Kota Padang. Pada saat aku dan peserta lainnya dari Tanah Datar akan pergi ke tempat Ujian diadakan. Pada waktu itu aku dan lima orang peserta lainnya ada di atas mobil. Tiga diantaranya perempuan dan dua lagi teman di sekolahku, karena penasaran dan ingin tahu namanya. Aku beranikan diri unutk bertanya kepada salah satu peserta perempuan dari tiga orang tersebut. “O...ya, kalau boleh tahu nama kamu siapa ya ?”, kataku, “Saya Vivi”, jawabnya ringan. Tanpa kusadari aku mengucapkan, “Aku Irvan”. Langsung saja dia berkata, “Emangnya siapa yang nanya ?”, “Ngak, kasih tahu doank”. Semua isi mobil tertawa dengan tingkah konyolku itu, dengan wajah merah karena malu dan aku merunduk. Tiba-tiba saja terdengar suara dari salah satu temannya tadi, “Jangan begitulah sama teman sendiri”, sambil membelaku.

Sejak saat itu aku berkanalan dengannya dan menjadi lebih akrab, walaupun kesan pertamaku membuat hal yang terkesan konyol akan tetapi aku tidak bisa lupa dengan kejadian itu.
***
Setelah selesai mengikuti acara tersebut dan aku dengan peserta lainnya kembali ke rumah masing-masing.
Setelah tiga bulan kuteringat dengan temanku itu namanya, “Vinda”, yang telah membelaku tiga bulan yang lalu diatas mobil. Maka aku sms dia dan telponan menanyakan berbagai hal yang berhubungan dengannya dan sebaliknya Dia pun bertanya tentang diriku. Tidak terasa aku telah lama kenal yang sering bercerita dan akhirnya aku ingin kuterpikat dengan keelokan, kebaikan serta kepribadiannya yang begitu baik. Akhirnya aku memutuskan untuk mengenalnya lebih dalam lagi dan dia pun ternyata juga memiliki perasaan yang sama denganku.
Setelah aku menjalani hubungan yang disebut dengan, “Pacaran” adalah saat terindahku zaman putih abu-abu. Tidak terasa waktu begitu indah, begitu cerah dengan canda tawa, serta saling memberikan motivasi dan dukungan untuk terus maju dan menghadapi hidup ini. Pada waktu itu Dia mengirim suatu kata-kata yang begitu indah kepadaku lewat sms, yang diakhir kata-kata itu tertuliskan, “Part 1”. Hati yang senang dan begitu semangat, aku membalas puisi tersebut dengan diakhiri tulisan, “Part 2”, maka sejak saat itu ku terbiasa menulis, terbiasa berpikir lebih hanya mengungkapkan isi hatiku dengan manjawab puisi yang dikirimnya. Tanpa terasa di tengah-tengah kesibukan belajar menghadapi ujian UAS dan UN, aku dan Dia telah menghasilkan dua puluh puisi, dengan sepuluh puisi dari ku dan sepuluh lagi dari Dia.
Entah kenapa, tiba-tiba saja hubungan aku dan Dia putus tanpa sebab tertentu dan diiringi dengan putusnya menulis puisi. Itu menjadi berbagai pertanyan muncul dari dalam pikiranku, “Apa yang salah dariku ? Ataukah karena aku dan Dia jarang bertemu ? Ataukah karena aku melakukan hal yang tidak sewajarnya aku lakukan padanyanya ?”.
***
Setelah aku menghadapi kehidupanku dengan jalan yang kuambil, aku telah memutuskan untuk tetap tegar menghadapinya walaupun aku sempat ingin membalas sakit hatiku kepadanya. Entah kenapa hatiku berkata, “Tidak usah membalas kelakuan orang lain walupun itu menyakitkan dirimu, mungkin Dia khilaf, jadikan saja ini sebagai pelajaran yang akan membuatmu lebih tegar, lebih sabar dan lebih bijaksana lagi dengan berbagai cobaan hidup ini.”
Setelah lebih kurang dua tahun tidak bertemu dan hubunganku dengan sudah mulai membaik walaupun pun aku dan Dia tidak pernah bertemu lagi. Akan tetapi aku tidak pernah lupa dengan jasa-jasanya kepadaku, hingga menjadikan aku menjadi seperti ini. Aku tidak ingin orang tahu kalau hatiku ini telah hancur berkeping-keping, aku berusaha memperlihatkan kepada orang lain kalau hatku ini dan diri ku ini tegar dan baik-baik saja.
            Ternyata Dia memiliki berbagai macam pertanyaan dari sikap dan tingkah laku yang aku perlihatkan kepadanya yang dipendamnya dalam hati selama ini.
            ***
            Maka pada saat hari ulang tahunku, Dia seolah-olah memberontak kepadaku dengan bertubi-tubi pertanyaan yang begitu sakit dan seperti mengiris kulitku dengan sebilah pisau tajam. Dalam sebuah kado kecil dengan warna kombinasi warna merah, putih, dan sebagainya, ternyata didalam itu tersimpan sederet pertanyan-pertanyaan yang selama ini Dia simpan dan seolah-olah melemparkannya kepadaku.
            Dengan pertanyaan pertama yang Dia tuliskan di selembar kertas, “Luka yang pernah Dia goreskan kepadaku, dan itu masih ada kan dalam diri mu ?”, hari ini aku akan menjawab setiap pertanyaan yang akan Dia tanyakan kepadaku.
            “Memang aku tidak bisa menghapuskan luka yang telah kau goreskan kepadaku, aku juga tidak bisa melupakan perbuatanmu kepadaku, yang membuat hatiku hancur berkeping-keping kala itu, dan membuatku merasakan sakit yang begitu dalam dan tidak bisa aku sembuhkan luka itu sampai hari ini. Akan tetapi aku tidak ingin terus terpaku dengan keadaanku saat itu, maka kumencoba membenahi hati-hatiku hancur menjadi utuh kembali, walaupun kau telah memberikan kesan terakhir yang begitu membekas dan menjadi awal dari kesedihan yang begitu mendalam dalam hatiku. Maka kumencoba mengambil pelajaran dari kisah tersebut, semoga itu akan menjadikan aku lebih desawa dalam memutuskan dan mengambil setiap langakahku, serta aku mencoba mengingat hal yang indah-indah tentang aku dan dirinya. Agar aku bisa menghilangkan sakit hatiku dan  melupakan kejadian-kejadian yang menyakitkan.”
            Itulah cara aku menghilangkan dan memendam kebencianku pada orang lain, serta aku melakukan berbagai kegiatan positif agar aku bisa lebih semangat lagi dan sedikit demi sedikit bisa kulupakan kejadian tersebut.
            Pertanyaan yang berikutnya yang terucapkan olenya adalah, “Bahwa Dia orang yang banyak dosa, dan orang yang jahat terhadapku, serta banyak berbuat salah kepadaku, mengapa aku masih dan mau memaafkan Dia ?”
            Aku jawab, “Memang kau orang yang telah membuatku sakit hati, dan kau juga orang yang telah membuat hidupku menjadi seperti ini, karena aku tidak ingin mengingat hal-hal yang akan membuat hati semakin sempit dan sempit oleh kebencian yang terus menghampiriku, maka aku mencoba menghilangkan atau menganti kebencian manjadi hubungan yang lebih dalam lagi dari sebelumnya, yang disebut dengan ‘Persahabatan’, karena dalam persahabatan tidak ada kata-kata ‘Mantan sahabat’, sedangakan dalam pacaran ada kata-kata ‘Mantan pacar’. Mungkin saat ini belum begitu terasa dan begitu membutuhkan seorang sahabat yang bukan hanya mengerti dengan diri kita, tetapi sahabat yang benar-benar paham, mengerti dengan keadaan sahabatnya sendiri itulah yang disebut persabatan, dan kita benar-benar membutuhkannya suatu hari nanti.”
            “Mengapa mau menjadi sahabat Dia ?”
            “Dalam persahabat itu tidak ada kata memilih-milih, karena sahabat yang sejati adalah sahabat yang yang tidak akan pernah ada kata ‘Bosan’, ‘Kaya ataupun miskin’, dan sebagainya. Aku juga tidak ingin melupakan orang yang pernah membuatku menjadi seperti ini, menjadikan aku tegar, menjadikan aku lebih bijaksana serta menjadikan aku kenal dan memberikan aku jalan mencari jati diriku.”
            “Mengapa tidak melupakan saja diri nya ?”
            “Bagaimana bisa aku melupakan orang yang telah berjasa kepadaku, karena dalam pikiranku telah tertuliskan sederet orang-orang yang pernah hadir serta telah memberikan pertolongan walupun sedikit tapi sangat menentukan masa depanku ke jalan yang lebih baik lagi.”
            “Mengapa masih sering memotivasinya ?”
            “Itulah yang disebut dengan persahabatan, jika seorang sahabat dalam kesulitan maka sahabatnya-lah yang akan memberikan jalan keluarnya dan mencoba mencarikan solusi terbaik setiap persoalan yang ada. Itulah yang disebut saling kenal, memahami dan mengeti dengan kondisi sahabatnya sendiri, maka pada level terakhirlah tempatnya seorang sahabat yaitu ‘Saling memahami satu sama lain’, karena sekarang ini sangat sulit mencari sahabat dari pada teman. Serta jika sahabatnya itu sukses maka seorang sahabat akan merasakan senang kegembiraan dan kesuksesan sahabatnya sendiri dan mencoba mengarahkan sahabatnya dari jalan yang salah.”
            “Kenapa masih mendengarkan cerita dan curhat nya ?”
            “Aku teringat bahwa kita diberikan dua telinga dan satu mulut oleh Allah Swt, itu berarti kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Setiap apa-apa yang diberikan Allah itu memberikan arti dan makna tersendiri, terkadang manusia lupa akan hal-hal tersebut. Maka dari itu seorang sahabat bukan hanya bisa mengerti dari sikap seorang sahabat yang yang diperlihatkannya melalui tingkah laku akan tetapi juga bisa mengerti dengan kejadian hidup dan permasahan yang telah dilakukannya dari cerita dan curhatnya, setelah kita mengetahui kejadian-kejadian dan permasahan dalam kesehariannya, maka seorang sahabat harus mampu mencarikan solusi dan jalan keluar dari permasahan yang yang terjadi.”

`           “Mengapa masih membantunya ?”
            “Seorang sahabat harus saling membantu satu sama lain, itulah bedanya sahabat dengan teman. Kalau mencari seorang teman sangat mudah dan saat kita berkenalan, maka kita telah dianggap sebagai teman yang hanya sekedar tahu nama, alamat dan sebagainya. Akan tetapi seorang sahabat akan sulit untuk mendapatkannya, karena seorang sahabat akan terletak pada level yang paling atas, dan seakan-akan menjadikan suatu ikatan lebih dari ikatan persaudaraan dengan keluarga sendiri.”
            “Kenapa tidak pergi saja dan tinggalkan Dia ?”
            “Jika seorang sahabat pergi dan tidak pernah lagi mendengarkan sahabatnya serta melakukan kontak, dan sebagainya, maka itu akan merusak sebuah persahabatan dan akan memutuskan persahabatan secara tidak langsung. Seorang sahabat akan terus memberikan motivasi dan memberikan sesuatu yang akan menjadikan sahabatnya lebih baik lagi, jika sahabatnya itu berhasil dan menjadi orang yang ternama, maka sahabatnya akan merasa bangga dengan hasil tersebut.”
            “Mengapa dari jauh ku masih melihatnya ?”
            “Jika seseorang telah menjadi sahabat kita, maka secara tidak langsung bukan hanya diri kita yang telah kita satukan akan tetapi, kita telah menyatukan hati dan pikiran kita menjadi satu ikatan yang erat serta ikatan itu akan erat untuk selamanya, walaupun sahabatnya itu berada di kota lain, bahkan negara lain, yang memiliki tempat dan jarak yang sangat jauh, tetapi karena hati kita telah menjadi padu walaupun jarak antara kita jauh akan tetapi hati kita tidak akan pernah jauh, itulah yang kurasakan saat kau disana yang telah jauh pergi dariku, dan beberapa tahun tidak bertemu. Kita pernah merasakan kalau kita jarang bertemu akan tetapi kita merasakan kita telah bertemu setiap hari, itukah yang akau dan kau rasakan.”
            Itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang Dia lontarkan kepada ku, hari ini kau telah mengetahui jawaban itu semua. Semoga sahabatku akan terus menghasilan karya-karya yang luar biasa, itu akan membuatku merasa bangga menjadi sahabatmu.
                       

0 komentar:

Posting Komentar