Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 30 Januari 2017

BENTANGAN HIJAU

Share

Gambar : Kota Bukittinggi Nan Indah.

Jauh jauh hari aku merencanakan untuk pergi ke Bukit tinggi, karena sudah lama juga aku tidak jalan-jalan ke sana, serta aku ada janji dengan sahabat terbaikku yang sedang kuliah di UNP cabang Bukit Tinggi. Memang benar kata orang bahwa “kalau sesuatu itu kalau terlau direncanakan dan diatur sedemikian sempurnanya, terkadang gagal karena terlalu direncanakan, akan tetapi kalau sesuatu itu tidak direncanakan maka sering kita lakukan dan tanpa kita rencanakan dengan sempurna.”

Apalagi aku sudah berjanji akan menemuinya disana, tetapi karena sikon alias “Situasi dan Kondisi” yang tidak merndukung, terkadang hari hujan, apalagi saat ini kita kedatang musim hujan. Sebelum aku menemui sahabatku disana aku telah mempersiapkan segala hal yang akan membuatnya senang, terhibur dan senang, apalagi aku dan sahabatku ini jarang bertemu, palingan aku bertemu dengan dia bisa dihitung jari dan karena kami berjauhan dan itu yang membuat kami terpisah dan jarang bertemu.
Aku telah berencana akan berangkat hari minggu tangal 16 September 2013, dan aku telah membatalkan semua kerjaku untuk hari itu apalagi kegiatan yang baru yang datang dari kakakku untuk membantunya. Karena aku telah berniat dan tekapku telah bulat, maka aku terpaksa sedikit berbohong dengannya, karena aku tidak ingin apa yang kurencanakan akan gagal dan akan membuatku menyesal. Maka aku terpaksa mengatakan kepadanya, “Aku ada kuliah tambahan dan aku tidak bisa membantunya untuk minggu besok.”
Malam Jum’atnya aku sengaja mengambil paket nelpon axis-ku untuk menelpon sahabatku itu, maka sekitar jam 21.30 WIB aku menghubunginya dan mengatakan kalau aku akan ke tempatnya hari minggunya, karena aku ingin sedikit berlama-lama dan bermain disana, biar waktunya itu agak lama. Akan tetapi karena sahabatku ini orangnya sedikit sibuk dan dia termasuk orang yang paling aktif di kampusnya alias “aktifis kampus”, maka dia tidak bisa untuk menemuiku kalau hari Minggu, aku tahu kalau sahabatku ini hari Sabtu libur tetapi tidak denganku, aku ada jadwal kuliah hari sabtu itu sampai sore.
Aku juga menghargai kesibukan sahabatku ini, dan aku tidak ingin dia nanti kecapean gara-gara harus menemuiku, maka karena dia mengatakan akan naik Gunung Merapi hari Sabtu itu setelah badda Ashar. Karena aku masih ingin bertemu dan tela terlanjur berjanji dengan sahabatku ini, makanya aku mengatakan kalau kita bertemunya kalau dia tidak sibuk saja, dan dia juga tidak bisa Minggu selanjutnya karena dia harus mengospek mahasiswa baru sehari di kampus, dan tidak memungkinkan juga untuk aku bertemu dengannya hari itu, dan tidak mungkin juga juga harus berlama-lama berjanji dan terus menunda-nunda keberangkatanku itu. Aku juga tidak ingin menghilangkan kepercayaan dia kepadaku, walaupun aku sering bercanda dan bergurau untuk begini begitu, dia juga tahu kalau aku tidak akan melakukannya. Maka dari itu aku tidak ingin menghancurkan kepercayaannya itu, karena dia terus aku kasih janji dan janji walaupun ujung-ujungnya berakhir dengan “kidding” hanya gurauan semata.
Aku juga merencanakan akan menemuinya sebelum tanggal 10 Oktober bulan depannya dan akan menemuinya sebelum tanggal itu, dan aku akan memberikannya tanda persahabatan kalau sebelum bulan Oktober sebagai hadiah perkenalan dan hadiah yang aslinya adalah bulan selanjutnya. Maka hari sabtu aku masuk kuliah jam 09.00 WIB dengan pak Fauzi kuliah Inter I, eh ..eh ternyata setelah pagi itu juga lihat jadwalku masuk ternyata jam 08.05 di gedng L.2.2.
Langsung saja kulihat jam, dan jam menunjukan jam 08.30 WIB, langsung terucap oleh ku, “innalillahi wainna ilaihi roji’un” dan mengucap istigfar, beberpa kali, tanpa pikir panjang aku keluarkan motorku dan aku panaskan, mandi, siap-siap untuk berangkat dan pergi ke kampus, tetapi sebelum aku ke kampus aku sms salah seorang temanku. Aku menanyakan kepadanya, “apakah Bapak Fauzi sudah masuk ?” dan dibalasnya “belum”, maka terucap lagi olehku, “allahamdulillah” maka dengan tergesa-gesa aku masukan NB, buku-buku dan berbagai macam keperluan di kampusnya ke dalam tas. Akhirnya setelah telah siap dan ku mendengar bungi sms masuk dan ternyata Bapak Fauzi sudah masuk, dan ku lihat jam sudah jam 09.00 WIB aku pergi ke kampus dengan kecepatan penus seolah-olah dengan berkejaran dengan waktu.
Aku letakkan motorku di parkiran dan aku menuju gedung L dan mengetok pintu, “tok...tok...tok, assalamu ‘alaikum pak”, silahkan masuk kata bapak itu, aku duduk dan yang terlintas dalam pikiranku waktu aku telat adalah biasa saja telat di awal-awal perkuliaan, karena pertama kuliah juga pengantar, perkenalan dan kontrak kuliah dengan dosen. Setelah perkuliahan selesai aku mengatakan berapa lama aku telat, ternyata sudah setengah jam aku berangkat. Waktu menunjukan jam 10.00 dan perkuliahan selesai dan ada teman-temanku mengatakan kalau nanti sore kita tidak kuliah.
Langsung teringat akan sahabatku, dan aku telpon katanya dia tidak sibuk sekarang dan lagipula dia berangkat nanti badda Asyar, aku tanya, “apakah bisa kita bertemu sekarang, karena aku tidak kuliah nanti sore”, dan dijawadnya “bisa, tapi hati-hati saja kalau berangkat ke Bukit Tinggi.” Aku berpikir kalau bukan sekarang aku pergi kapan lagi, jadi cepat-cepat aku ke perpustakaan kampus untuk memperpanjang buku, menyerahkan buku-buku seniorku dan meminjamkan dengan buku semerter sekarang yaitu buku Akuntansi Keuangan Lanjutan I buku 2, dan karena aku hanya membawa satu helm maka aku pinjam helm temanku yang terdekat dengan kampus.
Waktu itu aku juga membawa sedikit uang karena tergesa-gesa aku pinjam uang temanku dan aku isi minyak motorku dan langsung menuju bukit tinggi lewat Batusangkar, “I am Coming Bukit Tinggi”. . . sambil berteriak. Karena hari itu hari Sabtu setelah dipikir-pikir untuk reflesing dengan menyegarkan pikiran dan aku pengen meminjam buku novel sahabatku yaitu “Rantau satu Muara” dan menempati janjiku dengan sahabatku.
Dalam perjalanan aku merasa senang, bahagia dan membuat aku berpikir beberapa kali dengan kekaguman alam yang terbentang luas dan indah seolah-olah pikiranku terasa sengar dan tanpa beban, walupun aku tidak jadi pergi ke Malibo Anai dengan teman-temanku yang sedang mengospek mahasiswa baru disana, tapi aku tetap bisa bersenang-senang walaupun hanya sendiri. Aku tidak pernah menganggap aku sendiri karena aku mempunyai sahabat yang selalu menemaniku dan mengantarkan aku kemana aku pergi yaitu motorku sendiri, seolah-olah dia itu hidup dan berbicara kepadaku, serta bentangan alam yang hijau, luas dan indah yang memberikan ketenangan dan kepuasan tersendiri dalam hidupku dan perjalananku dan setiap jalan yang aku lalui seakan-akan menemaniku dan memberikan keindahan dan semangat baru dalam diriku.
Aku juga menemukan kosa kata dalam perjalan itu yang aku dapat dan terinspirasi oleh sebuah motor yang aku temui beberapa kali sampai ke Bukit Tinggi, yaitu “Kita mempunyai arah yang sama, tetapi tujuan yang berbeda.” Sebelum kuberangkat tadi aku menargetkan akan sholat Zuhur di Bukit Tinggi, akhhirnya Allah mengabulkan permintaanku dan aku sholat disalah satu mesjid disana, dan setelah sholat aku bertanya kepada salah seorang jama’ah, “Lapangan Kantin bisa gak lewat ini Pak ?” dan di jawad “bisa, jalan ini lurus saja dan nanti belok kiri, dan aku telpon temanku dan dia mengasih aku arah ke tempat kosnya, baru ini aku ke UNP cabang Bukit Tinggi dan setelah aku menunggu di sebuah persimpangan di depan SD 19 dan aku telpon sahabatku ini ternyata tempat kosnya tidak jauh dari sana, dan tepat didepan SD itu dan dia juga dari tadi melihatku berdiri dan menelponya dan dia sudah berada didepan aku.
Dengan sedikit canda, “Mau kemana vinda ?” dan dia menjawab “Mau ngasih novel sama seseorang dan memberikan novel itu kepadaku”, dan sedikit terseyum aku ambil dan sahabatku ini bertanya lagi, “Mau kemana kita Van ?” dan aku jawab “terserah vinda, tapi aku ingin ke tempat yang sering dia kunjungi disini”, dan dijawab dengan sedikit canda, “dia sering ke kampus, nongkrong dan makan-makan”, terserah vinda saja, akhirnya setelah jalan-jalan dan bolak balik mencari jalan yang di tuju dan menjadi daerah tujuan, akhirnya aku dan sahabatku masuk dan duduk-duduk didepan Ngalau Sianok dan Lobang Jepang, dan aku juga mengatakan kepadanya, “ternyata disini banyak sahabat Vinda ya ?”.
Dia duduk di tempat itu sambil membuka NB alias “NoteBook” dan aku pergi ke pinggiran pagar dan mengambil beberapa buah fhoto sebagai kenangan-kenangan dan duduk didekat sahabatku ini, dan kami bercerita-bercerita dan ngobrol-ngobrol dan dia memberikan Nbnya untuk mencari film yang akan di kasihnya kepada ku dan ku juga memberikan NB-ku dan kami saling membagi file dan program lainnya yang ada olehku dan yang ada oleh sahabatku ini.
Setelah duduk dan ngobrol-ngobrol tidak terasa waktu sudah berlalu dan menunjukkan pukul 15.00 dan di warnai dengan hujan grimis. Sebelumnya dia juga mengatakan dia hanya ada waktu satu jam, padalah sebelumnya telah aku kira akan ada waktu tiga jam, dua jam untuk jalan-jalan dan satu jam untuk santai ternyata hanya ada waktu satu jam dan katanya dia akan berkumpum di kampus jam 14.00 WIB. Karena keasyikan dan terbawa dengan suasana yang indah, nyaman dan senang akhirnya sudah jam 15.00 WIB.
Akhirnya aku mengantarkan sahabatku untuk pergi membeli sarung tangan untuk keperluan mendaki nanti dan aku antarkan walaupun di tengah gerimisnya hujan yang membasahi, dan aku tidak tega melihat kalau dia pulang sendiri dan memintaku untuk pulang duluan dan aku mengatakan aku akan mengantarkannya dan akan membawanya kembali dimana aku menjemputnya.
Setelah menunggunya pergi membeli sarung tangan, sambil berteduh aku melihat stiker logo chelsea yang kelihatannya bagus dan kubeli, dan tidak lama setelah itu dia datang dan aku menjawab dengan sedikit canda, “Mau kemana buk ?”, dijawab “Tukang ojek ya ?”, dengan sedikit senyuman dan berangkat menuju kosnya kembali dan sebelum aku pulang aku memberikan pesan kepada sahabatku, bahwa “Aku melakukan yang terbaik untuk sahabat yang terbaik baik”, dan mengatakan terus semangat dalam kuliah dan berpamitan pulang dan dia mengatakan “kalau hati-hati saja dijalan”, aku pulang. Tidak jauh dari situ aku berhenti dan sms nya, “lakukan yang terbaik untuk orang-orang yang terbaik, dan aku tidak ingin mendengar hal yang tidak baik tentang Vinda dan aku ingin mendengar hal –hal yang baik tentang Vinda dan aku orang yang pertama kali yang akan mengucapkan selamat kepada Dia”
Sebelum pulang aku sholat Asyar dulu disalah satu mesjid disana dan pergi ke pasar di dekar Jam Gadang membeli keperluan pribadi dan pulang sampil melihat ke Jam Gadang yang menunjukan jam 16.30 WIB serta disambut oleh serbuan hujan lebat. Aku tidak mau kalah oleh cuaca seperti ini dan kuambil mantel dan pulang ke Batusangkar dan pukul 17.55 aku sudah berada di Batusangakar dan aku sampai di rumah jam 18.15 WIB dan Aku langsung mandi dan siap-siap untuk sholat Magrib.
Akhirnya aku telah menempati janji sahabatku dan refresing yang seru, fantastik, menyenangkan dan menarik dan semangat yang baru untuk mengejar cita-citaku untuk terus maju dan menjadi lebih baik dari hari kemarin.



0 komentar:

Posting Komentar