Gambar: Pakaian khasMinangkabau. |
Daratan
Andalas adalah daerah yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang Minangkabau.
Nama yang harum dikala itu, bahkan orang-orang Minangkabau inilah pada awalnya
lebih maju daripada orang-orang daeerah yang lebih berkembang dengan kota pada
saat ini. Namun orang yang hebat dalam bidang persilatan dan terkenal adalah
orang Minangkabau seperti : Silat Tuo, silat Harimau, dan Silat Kumango. Selain
itu orang-orang Minangkabau ini juga hebat dalam berbabagai ilmu baik itu ilmu
hitam ataupun ilmu putih. Semua ilmu itu tersebar di kepulauan Sumatera atau
Andalas pada dulunya. Daerah yang lebih dikenal orang yang penuh dengan
berbagai ilmu disana yaitu Kamang, Agam. Daerah ini dekat dengan Bukittinggi.
Namun
orang Minangkabau ini tidak kala hebatnya juga dalam memperbaiki elektronik,
bahkan orang-orang yang pertama kali belajar dan pandai di bidang ini adalah
orang Minangkabau. Semua itu hanya segelintir dari hal-hal besar yang tersisa
di masa lalu. Kebudayaan, adat istiadat, budi pekerti, dan kebersamaan sangat
sulit sekali kita lihat yang seperti itu pada sekarang ini. Kebudayaan yang
dahulu sangat tinggi hingga seluruh negeri tahu dengan cara berpakaiannya saja
itu orang Minangkabau. Namun apa boleh buat pada masa sekarang ini, laki-laki
dan perempuan sama saja. Mungkin pada saat sekarang ini memang peran Mamak sedikit
daripada dulu, karena perubahan zaman juga merubah pola pikir anak-anak muda
pada saat sekarang ini. Bahkan mereka juga memilki emansipasi wanita dan juga
HAM yang tidak sesuai dengan adat Minangkabau ini.
Mengapa
tidak, HAM yang diciptakan orang luar negeri namun dibeli pemerintah Indonesia
dan diterapkan di Indonesia. Negara yang bukan negara Islam dan non muslin
yaitu Amerika Serikat, diterapkan dan diaplikasikan di Negara Indonesia dengan
ketinggian adat basandi syara’nya. Perempuan Minangkabau yang dulunya
sangat menjaga aurat dan hubungan yang bebas, namun sekarang apa hendak dikata
generasi sekarang sudah teracuni dengan kehidupan dunia barat yang begitu sangat
tidak sesuai dengan adat dan agama kita. Bahkan pacaran yang dilakukan
muda-mudi sekarang ini merupakan cikal bakal generasi kita yang salah dalam
mencontoh dunia barat dan dunia perfilman. Bahkan adat Minangkabau yang tinggi
budayanya sekarang bagaikan jatuh pada dasar jurang yang dalam. Bagaimana tidak
di daerah Minangkabau ini sudah ada virus-virus kemaksiatan yang sangat mencela
atau mencoreng nama baik Minangkabau ini yaitu kabar dari 50 Kota tentang
Arisan Seks yang dilakukan oleh anak-anak sekolah. Bahkan ada kabar orang
Minangkabau masuk agama lain dan mereka bangga dengan hal itu. Dimana
Minangkabau dulu yang berjaya hingga ke ujung dunia ? Apakah hanya tinggal
kerbaunya saja ? Hingga generasi Minangkabau ini bertingkah bagaikan binatang
yang tidak tahu jo malu.
Bahkan dulunya kita saling bekerja
sama dalam membantu sesama kita dan terbinanya hubungan masyarakat yang saling
bekerja sama satu sama lain. Misalnya dalam memanen padi, dulu tidak ada yang
diupahkan kepada orang lain. Namun rasa kebersamaan itulah yang membuat
orang-orang yang lewat disana ikut membantu hingga selesai. Bahkan jika tidak
bisa membantu orang disana, rasa segan untuk melewati itu saja tidak berani dan
lebih memilih jalan lain untuk sampai pada tujuannya. Namun sekarang masyarakat
Minangkabau, budaya dan rasa kebersamaan itu sudah jauh dan sudah tidak ada
lagi dalam hal kebersamaan. Bahkan dalam melakukan gotong royong saja yang
hadir tidak seberapa dan hanya orang-orang itu saja setiap kali gotong royong.
Sangatlah miris jika kita dengarkan
perkataan orang-orang sekitar kita tentang daerah Minangkabau sekarang ini. Sangatlah
tidak enak untuk didengar, jika kita lihat dari dahulu orang-orang Minangkabau
ini terkenal dengan budi pekertinya dan adat istiadatnya, seperti : Buya Hamka,
Mahmud Yunus, Tuanku Imam Bonjol, Tan Malaka, Muh. Hatta, dan lain-lain. Itu
semua bukan seperti membalikkan telapak tangan saja. Tidak. Namun semua itu
butuh proses yang panjang dan didikan yang matang dari Niniak-Mamak kita dulu
dan gurunya mengaji di surau. Karena itulah mereka bisa dan mampu menjadi
orang-orang besar dan dikenal orang-orang dengan kepintaran dan budi pekerti
serta semangat juang mereka dalam membangkitkan, mempertahankan tanah air ini
dari tangan-tangan musuh.
Segala sesuatu yang datang dari luar
tanah Minang ini harus disaring atau di filter terlebih dahulu, tidak diluluah
atau ditelan mentah-mentah segala sesuatu itu. Semua mudarat dan faedahnya
harus kita teliti terlebih dahulu, jika itu baik maka pakai dan gunakanlah selagi
tidak bertentangan dengan adat budaya kita. Namun jika itu tidak baik dan
bertentangan dengan adat budaya kita, maka tinggalkan dan jangan diambil.
Jika memang kita tidak ingin
kehilangan Minang itu dan tidak terlalu jauh menghilangnya. Maka kita harus
saling menjaga anak-anak kita, cucu-cucu kita, kemenakan-kemenakan kita, dari
hal-hal yang tidak baik dan dapat merusak aqidah bahkan mencoreng nama baik
Minangkabau ini. Walaupun selama ini kita sedikit lengah dengan kegiatan kita,
akan tetapi hari ini mulailah untuk saling menjalin kebersamaan itu dari
keluarga kita. Banyak hal yang bisa dilakukan bersama dalam keuarga seperti :
makan malam bersama dan berkumpul, sambil cerita tentang aktivitas sehari tadi,
membersihkan pekarangan rumah bersama, mengaji bersama setelah shalat magrib,
shalat berjamaah di rumah, nontong bersama, bahkan kita perlu juga membuat rencana
sesekali untuk pergi jalan-jalan ke tempat wisata bersama-sama. Kalau perlu
juga melakukan olahraga bersama setiap minggu. Maka dengan memupuk rasa
kebersamaan dari keluarga kecil kita, maka akan sangat berdampak kepada
lingkungan masyarakat nantinya.
Bukan hanya itu juga sering
mengingatkan anak kita untuk tidak meninggalkan shalatnya setiap hari. Serta
jadikanlah diri kita sebagai tempat untuk mencurahkan isi hatinya atau
curhatnya anak kita, terkadang kita harus menjadi teman untuk anak kita, terkadang
kita harus menjadi sahabat untuk anaknya dan jangan jadikan diri kita hanya
sebagai Ibu dalam keluarga kita. Perhatikan bagaimana perkembangan pergaulan
anak kita, bagaimana perkembangan pelajarannya di sekolah, bagaimana
perkembangan bacaan Al-Qurannya di tempat mengaji. Itu semua tidak akan kita
ketahui tanpa ada kita saling berbincang-bincang di setiap waktu yang kita
adakan bersama. Selain tempat menjalin ikatan rasa keluarga yang harmonis dan
juga sejahtera, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi diri kita untuk menjadi
seorang Ibu ataupun seorang Ayah bagi anak-anaknya.
Ibarat pepatah modern, “Kulli
syaiin bi angsurin,” itu artinya segala sesuatu itu diangsur-angsur. Memang
untuk menjadikan anak kita seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya
dan menjadikan anak kita seorang anak yang shaleh/shalehah dengan cepat namun dengan
sedikit demi sedikit. Dengan cara membimbingnya, mengawasinya,
memperhatikannya, dan sentuhan kasih sayang kita terhadap anak kita. Maka insyaallah
jika semua itu kita jalankan dan kita praktekkan dalam keluarga kita, maka
daerah Minangkabau ini akan makmur dan harum kembali nama yang hilang itu.
Ibaratnya pisau babaliak ka saruangnyo, bukan tidak mungkin kita akan
kembali mendapatkan Minang dan tidak hanya kerbaunya saja. Semua itu juga harus
saling bekerja sama antara orang tua di rumah dan guru di sekolah, di tempat
mengaji di surau, dengan adanya dukungan dari orang tua, maka akan sangat mudah
untuk mendidik anak-anak atau generasi-generasi Minangkabau yang lebih baik
untuk ke depannya.
Dalam ayat Al-Quran Allah menyebutkan
bahwa Aku tidak merubah nasib suatu kaum sebelum mereka sendiri yang
merubahnya. Maka apa yang disampaikan Allah itu melalui kitab sucinya, maka
semua itu harus kita mulai dari diri kita sendiri dan tidak ada campur tangan
dari orang lain. Jika memang kita berniat menjadikan daerah Minangkabau ini
kembali harum maka memang kita sendiri yang memulainya dan bukan orang lain. Cobahlah
untuk kita renungkan kembali ? Apa yang salah dari didikkan kita kepada
anak-anak kita selama ini ? Masihkah kita melakukan kegiatan-kegiatan secara
bersama dan saling membuka ruang diskusi dalam keluarga kita ? Semua itu hanya
kita yang tahu dan kita yang akan menjalaninya. Semoga akan lahir kembali
generasi-generasi terbaik dan penerus Minangkabau ini baik untuk daerah,
bangsa, agama dan negara, bahkan dunia sekalipun. Dan jangan menyerah dengan
apa yang kita lakukan, teruslah berjuang semaksimal mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar