Sering mendengar dan sering juga kita
melakukan hal yang disebut dengan “Pengorbanan,” memang kata-kata ini sebagian
orang menganggap biasa saja dan tidak tahu arti dibalik itu semua. Kata yang simple
dan mudah untuk diucapkan akan tetapi memiliki makna dan arti yang sangat dalam
bagi orang yang betul-betul mengerti dan paham kata pengorbanan ini. Terkadang
orang-orang hanya menyepelekan dan menganggap itu hanya biasa-biasa saja, itu
kalau hanya dalam pembicaraan saja, akan tetapi berbeda juga dalam
peng-aplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Orang hanya melihat apa yang telah
kita lakukan tetapi orang-orang tidak pernah melihat usaha yang telah kita
lakukan sampai semua itu selesai. Begitulah tingkah seseorang menilai orang
lain, mereka tidak pernah melihat prosesnya perjalanan hingga sampai pada suatu
titik keberhasilan atau kurang berhasil. Namun mereka tidak pernah memandang
itu semua, hasil akhirlah yang menjadi patokkan mereka dalam menilai sesuatu.
Diibaratkan orang yang berjuang secara maksimal pada suatu Ujian Akhir Nasional
(UAN) untuk dapat melanjutkan ke jenjeng yang lebih tinggi. Belajar siang malam
tanpa mengenal lelah sekalipun, bahkan hanya keluar dari tempat belajar pada
saat mandi, buang air dan shalat.
Akan tetapi pada saat ujian
berlangsung dan hasil-hasil yang ditunggu-tunggu akan diumumkan. Namun itulah
yang disebut takdir Allah, dengan tidak meluluskan anak tersebut. Apakah dia
dikatakan pemalas atau bodoh, tidak. Namun itulah sebuah pengorbanan yang
kurang beruntung dan memang Allah Swt yang menghendakinya. Alhasil itulah yang
dipandang orang lain selama ini, bahkan orang-orang pintar sekalipun juga
sering jatuh pada saat-saat seperti itu. Orang yang juara setiap kenaikkan
kelas namun pada saat ujian akhir mereka harus menangis karena hasil yang tidak
memuaskan dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Begitu juga sebuah pengorbanan seorang
sahabat terhadap sahabatnya, namun jika sahabatnya tidak menganggap sama sekali
dengan pengorbatan yang telah dilakukannya selama ini. Hujan badai sekalipun
dia tempuh agar dapat membahagiakan hati sahabatnya sendiri, namun apa hendak
dikata tidak ada ungkapan dan ucapan yang dapat membalas sebuah pengorbanan itu
kepada sahabatnya. Hanya ungkapan cuek dan ekspresi yang tidak senang terhadap
kedatangan sahabatnya sendiri. Apalagi dalam sebuah hubungan cinta terhadap
lawan jenis, jika sebuah arti pengorbatan tidak pernah terbalaskan dengan apapun
dari pihak yang dibantu, maka yakin dan percayalah memang mereka tidak menghendaki
kita untuk menemuinya dan sudah ada yang lebih bisa dan membahagiakan hatinya.
Bahkan hatinya sudah dimiliki orang lain dan nama kita yang sudah lama
terpajang di hatinya langsung hilang dengan adanya orang yang lebih daripada
kita. Maka jangan sesekali kita mengemis cinta pada orang seperti itu, karena
kita juga punya harga diri untuk dapat membuktikan kepada mereka bahwa kita
juga bisa mendapatkan orang yang lebih cantik dan lebih indah daripadanya.
Jika harga diri kita sudah
diinjak-injak oleh orang-orang seperti, maka dimana harga dirimu sebagai
seorang pria ataupun wanita. Kata orang sekarang, “Tidak satu bunga di taman dan
tidak satu kumbang taman.” Itu artinya jika kita menginginkan yang lebih kita
pasti bisa dan jika kita ingin move on dari orang tersebut. Berusaha
untuk melupakan masa lalu kita terhadap orang yang pernah menyakiti perasaan
kita. Sungguh sakit dan perih saat hati kita sedang diobrak-abriknya hingga
potongan kecil yang tersisa, begitu kejamnya dia melakukan itu hingga tidak
pernah mempedulikan perasaan kita dan pengorbanan kita terhadapnya selama ini.
Setiap malam kita selalu menelponnya,
menambah daftar biaya pulsa yang tidak terhitung banyaknya hingga kita jarang
jajan untuk membeli pulsa. Kita berusaha mati-matiin untuk membahagiakannya,
namun apakah mereka juga berusaha untuk tidak menyakiti perasaan kita ?
Pernahkah kita berpikir seperti itu ? Disaat kita tidak pernah lagi menelpon
dan mengirim pesan kepadanya, apakah mereka masih ingat kepada kita dan pernah
untuk mencoba menghubungi kita ? Jika tidak pernah, ucapkan saja wassalam
kepadanya, karena tidak mungkin orang yang sedang menjalin cinta tidak
merasakan rindu dan ingin bertemu dengan pasangannya. Mungkin mereka sudah
dapatkan pengganti kita disana, mungkin mereka sudah dapatkan orang yang lebih
daripada kita. Kita yang sering menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk
menelpon sang kekasih hati itu saja, namun pernahkah kita menelpon orang tua
kita selama kita menelpon dengan kekasih kita itu. Bahkan jangankan menelpon
mungkin tegur sapa hanya untuk meminta uang saja di rumah. Maka jangan pernah
terlalu cinta kepada pasangan kita karena rasa cinta yang berlebihan akan
mengakibatkan kebalikkan dari rasa yang sedang kita bangun itu. Maka ras cinta
yang berlebihan akan menghasilkan rasa benci terhadapnya.
Begitu juga memendang rasa benci yang
berkelebihan kepada orang lain akan mengakibatkan rasa cinta terhadap orang
yang kita benci tersebut. Maka bersikap dan bertindaklah seperti biasa dan
jangan berlebihan terhadap orang lain. Apalagi dalam sebuah ikatan cinta yang
belum jelas duduk berdirinya, apakah akan menjadi suami kita ? Apakah akan
menjadi isteri kita nantinya ? Atau bahkan tidak salah satunya ? Maka dari itu
menjaga kesucian diri kita jauh lebih baik daripada memberikan kesucian kita kepada
pasangan kita yang belum jelas apa hubungannya dan belum suci. Bahkan jangan
sesekali untuk memberikan pengorbanan yang lebih kepada seseorang dengan
memberikan mahkota terindah kita kepada orang yang belum berhak menyentuhnya.
Berikanlah kepada orang yang akan menjadi pendamping hidup kita yang syah
nantinya. Karena pengorbanan yang sesungguhnya dan benar-banar tulus dari
seseorang akan terlihat dari cara dia memperhatikan dan menjaga sikapnya
terhadap pasangannya.
Rasa cinta yang melakukan suatu seksual
terhadap pasangannya, itu bukanlah cinta akan tetapi itulah yang disebut nafsu.
Akan tetapi jika benar dia mencintai kita maka dia akan berusaha untuk menjaga
kita dengan sebaik-baiknya dan bukannya untuk merusak buah yang belum matang
untuk dipetik. Maka akan dapat merusak buah yang belum matang untuk dipetik.
Wahai saudara-saudaraku, hargailah dan
balasnya pengorbanan seseorang kepada kita, walaupun hanya kata-kata pemanis
kata sekalipun. Jangan pernah kita memberikan respons atau tanggapan
yang tidak senang terhadapnya. Walaupun sebanarnya kita sedang sibuk dengan
kegiatan atau tugas lainnya. Hanya senyuman dan respons yang baiklah
yang akan mampu membuatnya mereka merasa dihargai dengan perjuangan mereka
untuk dapat menemui kita. Padahal kita tidak tahu apa lancar perjalanan dia
atau tidak ? Berapa biaya yang digunakannya untuk menemui kita ? Bahkan mereka
datang dari jauh hanya untuk menemui kita diujung sana. Mereka mengorbankan
waktunya untuk kita, mengorbankan biaya-biayanya untuk dapat menemui kita.
Bahkan mereka hampir saja meninggal gara-gara menemui kita. Pernahkah itu
terbanyang dan terpikirkan oleh kita yang hanya melihat hasil akhirnya saja.
Maka jangan pernah menilai sesuatu itu hanya dari hasil akhirnya saja, karena
suatu proses yang dilakukan jauh lebih penting dan lebih bermakna daripada
hasil akhirnya saja.
0 komentar:
Posting Komentar