Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Kamis, 22 September 2016

KOTA SIBUK Part 4

Share

Gambar : Logo team futsal FC Limbago.


Perjalanan kami ke payakumbuh saat ini juga sangat berbeda dengan perjalanan sebelumnya. Hari kamis ini tanggal merah dan aku juga tidak kuliah hari ini, maka aku sekitar pukul sebelas siang sudah berada di rumah. Kami berencana pergi ke Payakumbuh pukul empat sore, karena mainnya juga pukul tujuh. Waktu liburan aku habiskan denga menonton televisi dan istirahat di rumah sebelum pergi nantinya.
Badanku merasa sangat lelah karena semalam harus bergadang dengan adik-adikku di asrama bermain game. Entah kanapa baru sebentar aku merebahkan badanku, aku sudah tidak sadar lagi. Tanpa aku sadari Kak Mursal sudah berada di rumah dan mencoba membangunkan aku. Setelah aku bangun aku baru sadar sudah pukul dua siang, aku bergegas ke kamar mandi untuk sholat zuhur dan makan.

Setelah aku selesai makan, Kak Mursal datang dengan Wahyu.
“Ada masuk pesan semalam Van ?” katanya sambil masuk ke rumah.
“Nggak ada Kak, emangnya pesan apa itu Kak ?”
“Itu mau gunting rambut.”
“Baru pagi ini masuk pesannya Kak, nanti saja Kak. Rencana setelah ini mau ke Sungayang juga sekalian sambil mengatarkan Ibu juga.”
“Ok, bawa sekalian guntingnya ya Van ?”
“Ok Kak,” jawabku singkat.
Tidak beberpa lama aku pergi mengantarkan Ibu dan menjemput gunting serta pesanan Kak Mursal. Sudah lama juga tidak memotong rambut Kak Mursal, seperti biasa hanya menipiskan bagian samping dan di cincang pakai gunting, gaya rambut anak muda sekarang. Hanya beberapa menit rambut Kak Mursal sudah terlihat lebih pendek dan rapi, tidak seperti biasa yang sibuk dengan rambutnya saat bermain futsal.
Akhirnya setelah sholat asyar kami berangkat ke Payakumbuh dengan motorku Fit X, karena badan Kak Mursal hari ini kurang sehat jadi aku yang bawa motornya. Seperti biasa Wahyu juga ikut dalam perjalanan ini, dia tidak mau pergi kemana-mana gara-gara aku sebutkan ke Payakumbuh. Awalnya dia ingin pergi bermain karena aku katakan kepadanya, dia menunggu aku dan Kak Mursal untuk ikut bersama kami pergi.
Kami berangkat dengan jalan biasa yaitu jalan Sumanik, Situmbuk, Supayang, Salimpaung, dan Tabek Patah. Itu karena jalur tersebut lebih cepat dan singkat dari pada yang lainnya. Walaupun awalnya mendaki dan itu tidak lama dan setelah itu baru mendatar dan menurun ke Payakumbuh. Wahyu berada didepanku saat berangkat, saat sampai di Tabek Patah dia aku suruh untuk mengendalikan gas motorku. Walaupun masih kecil akan tetapi karena sering aku latih dia jadi terbiasa membawa motor, meskipun hanya bisa mengendalikan gas saja dulu.
Sesampai kami di Tabek Patah, Kak Mursal membeli gorengan untuk makan di jalan. Sambil jalan menikmati indahnya jalannya juga menikmati gorengan Tabek Patah. Hanya beberpa menit kami kami telah berada didepan Mesjid Muhammadiyah untuk menunggu teman Kak Mursal. Sekitar pukul lima lewat kami sudah berada di Payakumbuh, berselang beberapa menit teman Kak Mursal datang dan ternyata dia adalah Kak Salmi. Teman lamanya di Asrama dulu, mereka itu teman akrab dengan berbagai kisah sedih saat-saat kantong kosong. Akan tetapi beda dengan hari ini mereka itu seperti telah mendapatkan uang lebih dan tidak kosong sepeti dulu lagi.
Kami memarkir kendaraan didepan Mesjid tersebut dan berjalan ke Ramayana Payakumbuh untuk melihat-lihat saja. Setelah melewati lantai dasar  hingga lantai tiga, Kak Mursal dan Kak Salmi sibuk mencari baju untuk anak-anak mereka. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang bersama Wahyu, karena tidak ada uang untuk membeli apapun. Lagipula baju dan segala yang ada disini tergolong mahal dan hanya discont spesial yang murah disini. Itupun hanya satu-satu, tiba-tiba Kak Mursal berkata kepada Wahyu.
“Mau beli baju bola Yu ?”
“Nggak Mak Lat, baju bola di rumah banyak, kalau baju ‘Brusli saja gimana Mak Lat ?” pintak wahyu.
“Pilihlah, tanpa pikir panjang dan dia memilih baju tersebut dan dia sudah memilih satu dari sekian banyak baju tersebut.”
Setelah itu Kak Mursal memberikan uang dan aku menemani Wahyu ke kasir untuk menukarkan bajunya dengan uang tersebut. Ternyata Kak Mursal dan Kak Salmi juga menemukan baju untuk anak-anak mereka dan memberikannya kepada kasir. Tanpa kami sadari ternyata sudah pukul setengah tujuh dan kami berjalan ke bawah untuk melaksanakan sholat magrib disana. Setelah berpamitan dengan Kak Salmi kami pergi ke Lapangan Futsal Gunapaksi di Koto Nan Ampek.
Berselang beberpa menit kami sudah berada disana dan ternyata beberapa teman Kak Irwan sudah berada di lapangan tesebut. Kami menikmati permainan yang sedang berlangsung didepan kami. Tidak lama menunggu Kak Irwan dan Bang Chin menager kami sudah datang juga.  Akhirnya kami masuk lapangan karena penjaga lapangan sudah meniupkan peluitnya. Kami pemanasan di lapangan beberpa menit, ternyata hari ini aku bermain lebih awal dari biasanya. Sedangkan Kak Mursal dan Kak Irwan sebagai pemain penganti hari ini. Permainan kami hari ini sudah mulai padu dan kompak. Terlihat kami sering mengandalkan permaianan cantik tiki-taka itu loh. Walaupun ada beberapa orang yang tidak seperti itu dan masih mengandalkan permaianan individu saja.
Akhirnya kami kalah tiga angka dengan lawan akan tetapi permainan hari ini tidak terasa karena waktunya terlalu singkat. Padahal sudah satu jam lebih kami bermain akan tetapi karena mengandalkan permainan cantik tidak terasa waktu berlalu. Walaupun kalah akan tetapi hati kami senang dengan permainan cantik dan kompak tersebut. Setengah sembilan kami masih beristrirahat didepan lapangan tersebut. Ternyata menager telah membagikan baju kepada pemain lain dan sudah disablon. Akan tetapi baju belum juga disablon dan masih belum bisa aku bawa pulang. Setelah membayar uang sablon kepada Bang Chin dengan Kak Mursal dan Kak Irwan. Aku mengambil nomor punggung dua belas karena nomor delapan sudah duluan diambil orang. Kak mursal mengambil nomor punggung tiga belas, serta Kak Irwan nomor punggung sepuluh.
Akhirnya setelah berpamitan dengan Kak Irwan dan yang lainnya kami kembali ke Batusangkar dan sampai di rumah pukul sebelas.

0 komentar:

Posting Komentar