Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 12 Desember 2016

AYAM KUNING

Share

Gambar : Danau Singkarak-Sumbar.

Hari yang paling ditunggu-tunggu dan hari yang paling santai buatku dan juga sebagian orang adalah hari minggu. Seperti biasa aku melepaskan lelah dan mencoba melakukan kegiatan lain yang bisa aku lakukan. Mulai dari kegiatan pribadi sampai tugas-tugas lain yang menunggu. Namun terkadang juga sering diminta oleh kakakku untuk bisa membantunya pada hari itu. Itupun jika hari itu aku juga libur dan tidak ada kegiatanku meluangkan waktuku untuk membantunya.
Akan tetapi minggu ini aku telah luangkan waktuku untuk memenuhi janjiku dengan sahabatku. Aku tidak mau mengecewakan sahabatku untuk janji yang telah kuucapkan kepadanya. Walaupun kakakku telah sms dan memintaku untuk membantunya akan tetapi aku mengatakan tidak bisa karena aku ada tambahan kuliah, aku sengaja berbohong kepadanya demi menepati janjiku kepada sahabatku.

Aku telah berjanji akan mengantarkan sahabat untuk refresing ke tempat yang belum pernah Dia kunjungi. Malam mingguku masih sms-an dengannya, aku sms kepadanya,
 “Ass...Gimana kabarnya Manda ?”
”Wass...Alhamdulillah baik, kalau Van ?”
”Baik juga Manda, O...ya besok jadi kita refresing Manda ?”
mungkin pertanyaanku itu membuatnya tersinggung. Ternyata pertanyaanku itu dibalas dengan serius oleh sahabatku itu dengan senang.
“Seriuz Van ?? Mangnya kita mau kemana Van ?”
“Duarius lagian Manda, lihat ja ntar pokoknya siap-siap ja setelah badda asyar ya Manda ?” balasku.
”Iya dech Van, ditunggu ya Van ?”
Aku akhiri sms malam minggu itu dengan,
“Ok...Manda, ntar Van sms ja kalau udah nyampe Manda”
”Ok.”


***


Pagi minggu itu setelah melakukan tugas pribadiku menyempatkan diri untuk membersihkan Simerah. Agar Simerah kelihatan bersih nantinya serta biar PD juga bawa sahabat jalan-jalan, apalagi dia tidak tahu betul semua daerah di Tanah Datar ini. Maka dari itu aku menyempatkan diri untuk mengenalkan sedikit demi sedikit kepadanya.
Setelah sholat asyar aku langsung menaiki Simerah dan melaju menuju tempat kos sahabatku. Sebelum aku tempatnya aku mengisi bensin dulu di SPBU Simpang Kiambang baru menjemputnya. Tidak lama berjalan aku telah berada di simpang jalan ke kos sahabatku, aku sms dia.
“Ass...Maaf Manda, Van uda di depan sekarang ?” sambil menunggu.
Hanya beberapa menit menuggu, tiba-tiba muncul seorang wanita yang berjalan dari tikungan jalan, eh...ternyata sahabatku yang baru aku sms dengan mengenakan baju kuning. Jujur hatiku langsung berkata, “Manis juga Manda mengenakan baju kuning, cocok dengannya.”
Saat dia sampai didekatku dan aku bilang,
“Maaf, Van agak telat datangnya Manda”
”Gak papa qo, yuk kita jalan.”
Dengan mengangguk kecil aku berjalan menuju tempat yang telah aku siapkan sebelumnya dan juga aku rencanakan. Di tengah perjalanan aku dan dia ngobrol ringan untuk menghilangkan kebosanan dalam membawa Simerah.
Tidak jauh lagi aku dan sahabatku akan sampai ke tempat tujuanku bertanya kepadanya,
“Manda, kita akan ke Danau Singkarak, Manda pernah ke sana ?”
”Pernah tapi hanya lewat ja dengan mobil Van”
”Maka dari itu Van pengen ngajak Manda ke danau,”
Dengan sedikt bercanda aku mengatakan,
“Lagipula Manda juga belum mandi kan ?” dengan tiba-tiba dia langsung memukul punggungku dengan tangannya.
“Maaf, bercanda kok Manda.”
Hanya senyuman kecil yang dibalasnya kepadaku. Dari pinggirin jalan kelihatan sungai yang mengalirkan air yang jernih, tiba-tiba aku berkata kepada sahabatku,
“Manda, kita udah nyampe di Danau Singkarak.”
Dengan cengar-cengir di menoleh ke tempat yang ku tunjuk sambil berkata,
 “Mana ini danau, itu sungai Van.”
Lalu aku balas lagi,
“Maksudnya anaknya Manda” sambil tertawa. Eh..eh..,lagi-lagi punggungku jadi imbasnya.
Dari jalan itu sudah mulai mendekati danau, semakin dekat semakin kelihatan semuanya. Sebelum mencari tempat nyaman untuk duduk dan melihat keindahan Danau Singkarak dari jarak dekat, aku mampir dulu ke warung dan membeli minuman dan makanan cemilan untuk nantinya. Setelah berjalan dan aku melihat tempat yang cocok untuk istirahat dan menyegarkan pikiran aku dan sahabatku kembali.
Aku juga tahu belakangan ini aku dan sahabat disibukan dengan begitu banyak tugas, baik tugas individu maupun tugas kelompok. Maka dari itu kumencoba menyegarkan pikiranku dan sahabatku kembali serta untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Aku parkir motorku didekat rumah penduduk dan aku bersama sahabatku berjalan-jalan dulu melihat indahnya danau.
Aku bersama sahabatku berjalan dipinggiran danau, kumelihat wajah gembira terpancar dari wajahnya. Akan tetapi di tengah-tengah perjalananku mencium bau yang tidak sedap. Bau itu seperti bau ikan-ikan yang telah mati dan dijemurkan dibawa terik matahari. Tiba-tiba saja sahabatku ini seperti agak pusing dan mau muntah mencium bau tersebut, maka aku cepat memutuskan dan mengajaknya kembali ke tempat semula. Setelah menjauh dari tempat tersebut baru sahabatku ini terlihat tidak pusing lagi. Dari kejauhan kumelihat sebatang pohon rindang yang tumbuh di tepi danau dan kumengajak sahabatku untuk istirahat dulu disana. Setelah sampai aku dan sahabatku duduk sambil menikmati keindahan danau di kala sore hari.
Aku menyodorkan minuman dan makanan kepada sabahat. Kali makan cemilan dan minuman serta aku mengambil beberapa fhoto Danau Singkarak dan fhoto aku dan juga dia. Bahkan fhoto bersama dengannya, akan tetapi di tengah-tengah asyiknya bercerita sambil menikmati alam yang segar dengan keindahan danau. Datang gerombongan ayam-ayam kecil didepan kami, ada yang berwarna merah, ada yang berwarna hitam serta ada juga berwarna kuning.
Entah kenapa aku langsung menyebutnya “Ayam Kuning”, karena sahabatku ini memakai baju kuning. Dia tidak mau kalah karena aku menggunakan baju berwarna merah dia memanggilku, “Ayam Merah.” Entah dari mana datangnya sudah ada dua orang berpasangan didepan kami yang sedang berdiri dipinggir danau,
Aku yang sedang bercanda dengan sahabatku dengan mengambil fhotonya, dia berusaha mengambil camera dari tanganku, dengan membisik  kuucapkan,
“Awas Manda, ntar marah Ayam Hitam.”
Lalu dia kebingungan dengan kata-kataku itu,
“Maksudnya ?”
Sambil menunjuk dua orang tadi.
Dia tersenyum kecil dan mengambil buah-buah kecil pohon tersebut yang jatuh diberikan kepadaku dan kuambil. Lagi-lagi aku iseng lagi kepadanya,
”Biasanya makanan ayam itu ini loh,” sambil menyodorkan kembali buah tadi.


***


Tidak terasa waktu berlalu pemandangan sudah mulai gelap dan aku memutuskan untuk mengajaknya pulang. Sebelum pulang aku sholat dulu disalah satu surau terdekat, dan sahabatku menunggu diluar. Karena hari ini dia sedang kedatangan tamu bulanan, makanya hanya aku sendiri yang pergi sholat. Kutahu dia belum makan sama sepertiku, maka sebelum ke tempat kosnya aku mengajak dia terlebih dahulu untuk makan Bakso Rejo di Pasar Batusangkar.
Aku memesan satu mie ayam dan bakso saja kepada pelayan dan duduk di meja dekat deret dari belakang. Eh..eh... kumelihat seorang yang tidak asing lagi olehku disudut ruangan yang sedang bercanda dengan dua orang sahabatnya. Ternyata dia adalah seniorku dan juga sahabatku di kampus. Dengan mengangguk dan berkata,
“Bang,”
Dan aku melanjutkan obrolan-ku dan menikmati pesanan yang telah datang. Aku dan sahabatku makan dulu dan sahabatku pura-pura tidak tahu dengan senior itu sambil mencuekkan serta melanjutkan makanan yang telah tersedia.
Cuaca yang terasa dingin tadi telah berubah menjadi panas dan membuat suhu tubuhku kembali normal. Baru aku antarkan sahabatku tadi ke tempat kosnya. Setelah berpamitan pulang dan mengucapkan terimah kasih telah menemaniku, aku langsung pulang ke rumah.

Sejak saat itu aku dan juga dia sering mengunakan kata-kata “Ayam Kuning dan Ayam Merah.” Agar persahabatan aku dan dia terjalin  akrab dan memperkokoh rasa persahabatan kami saja. Jujur aku merasakan setiap kali aku melihat warna kuning seolah-olah mengingatkan aku pada kenangan itu.
Apalagi melihatnya memakai baju kuning ke kampus, membuatku tersenyum mengingat masa-masa yang bahagia dan indah itu. Walaupun hanya sebentar akan tetapi efeknya menjadi kenangan yang tidak pernah terlupakan olehku seumur hidupku.
Terkadang mobil yang berwarna kuning yang sering lewat ke kampus ku, dan benda-benda lain yang berwarna kunig. Apalagi orang lain yang memakai baju berwarna kuning dan terkadang  mengingatkan ku pada senyumannya serta canda tawanya. Akankah ku dapat memiliki seutuhnya senyumanmu dan juga hatimu itu ?
Jawabannya hanya waktu dan takdir yang akan menyatukan kita kalau memang dia ditakdirkan untuk ku. Akan tetapi ada janji yang terucap olehnya kalau dia ingin sekali keliling Danau Singkarak ini. Dalam hati jika aku masih hidup dan memiliki waktu luang insya Allah akan ku temani asalkan sahabat ku ini senang.

                                                                                    By: TM3

0 komentar:

Posting Komentar