Gambar : Danau Singkarak-Sumbar. |
Hari yang paling ditunggu-tunggu dan
hari yang paling santai buatku dan juga sebagian orang adalah hari minggu.
Seperti biasa aku melepaskan lelah dan mencoba melakukan kegiatan lain yang
bisa aku lakukan. Mulai dari kegiatan pribadi sampai tugas-tugas lain yang
menunggu. Namun terkadang juga sering diminta oleh kakakku untuk bisa
membantunya pada hari itu. Itupun jika hari itu aku juga libur dan tidak ada
kegiatanku meluangkan waktuku untuk membantunya.
Akan tetapi minggu ini aku telah
luangkan waktuku untuk memenuhi janjiku dengan sahabatku. Aku tidak mau
mengecewakan sahabatku untuk janji yang telah kuucapkan kepadanya. Walaupun
kakakku telah sms dan memintaku untuk membantunya akan tetapi aku mengatakan
tidak bisa karena aku ada tambahan kuliah, aku sengaja berbohong kepadanya demi
menepati janjiku kepada sahabatku.
Aku telah berjanji akan mengantarkan
sahabat untuk refresing ke tempat yang belum pernah Dia kunjungi. Malam
mingguku masih sms-an dengannya, aku sms kepadanya,
“Ass...Gimana kabarnya Manda ?”
”Wass...Alhamdulillah baik, kalau Van
?”
”Baik juga Manda, O...ya besok jadi
kita refresing Manda ?”
mungkin pertanyaanku itu membuatnya tersinggung.
Ternyata pertanyaanku itu dibalas dengan serius oleh sahabatku itu dengan
senang.
“Seriuz Van ?? Mangnya kita mau kemana
Van ?”
“Duarius lagian Manda, lihat ja ntar
pokoknya siap-siap ja setelah badda asyar ya Manda ?” balasku.
”Iya dech Van, ditunggu ya Van
?”
Aku akhiri sms malam minggu itu
dengan,
“Ok...Manda, ntar Van sms ja kalau
udah nyampe Manda”
”Ok.”
***
Pagi minggu itu setelah melakukan
tugas pribadiku menyempatkan diri untuk membersihkan Simerah. Agar Simerah
kelihatan bersih nantinya serta biar PD juga bawa sahabat jalan-jalan, apalagi
dia tidak tahu betul semua daerah di Tanah Datar ini. Maka dari itu aku
menyempatkan diri untuk mengenalkan sedikit demi sedikit kepadanya.
Setelah sholat asyar aku langsung
menaiki Simerah dan melaju menuju tempat kos sahabatku. Sebelum aku tempatnya aku
mengisi bensin dulu di SPBU Simpang Kiambang baru menjemputnya. Tidak lama
berjalan aku telah berada di simpang jalan ke kos sahabatku, aku sms dia.
“Ass...Maaf Manda, Van uda di depan
sekarang ?” sambil menunggu.
Hanya beberapa menit menuggu,
tiba-tiba muncul seorang wanita yang berjalan dari tikungan jalan, eh...ternyata
sahabatku yang baru aku sms dengan mengenakan baju kuning. Jujur hatiku
langsung berkata, “Manis juga Manda mengenakan baju kuning, cocok
dengannya.”
Saat dia sampai didekatku dan aku
bilang,
“Maaf, Van agak telat datangnya Manda”
”Gak papa qo, yuk kita jalan.”
Dengan mengangguk kecil aku berjalan menuju
tempat yang telah aku siapkan sebelumnya dan juga aku rencanakan. Di tengah
perjalanan aku dan dia ngobrol ringan untuk menghilangkan kebosanan
dalam membawa Simerah.
Tidak jauh lagi aku dan sahabatku akan
sampai ke tempat tujuanku bertanya kepadanya,
“Manda, kita akan ke Danau Singkarak,
Manda pernah ke sana ?”
”Pernah tapi hanya lewat ja dengan
mobil Van”
”Maka dari itu Van pengen ngajak Manda
ke danau,”
Dengan sedikt bercanda aku mengatakan,
“Lagipula Manda juga belum mandi kan
?” dengan tiba-tiba dia langsung memukul punggungku dengan tangannya.
“Maaf, bercanda kok Manda.”
Hanya senyuman kecil yang dibalasnya
kepadaku. Dari pinggirin jalan kelihatan sungai yang mengalirkan air yang
jernih, tiba-tiba aku berkata kepada sahabatku,
“Manda, kita udah nyampe di Danau
Singkarak.”
Dengan cengar-cengir di menoleh ke
tempat yang ku tunjuk sambil berkata,
“Mana ini danau, itu sungai Van.”
Lalu aku balas lagi,
“Maksudnya anaknya Manda” sambil tertawa.
Eh..eh..,lagi-lagi punggungku jadi imbasnya.
Dari jalan itu sudah mulai mendekati
danau, semakin dekat semakin kelihatan semuanya. Sebelum mencari tempat nyaman
untuk duduk dan melihat keindahan Danau Singkarak dari jarak dekat, aku mampir
dulu ke warung dan membeli minuman dan makanan cemilan untuk nantinya. Setelah
berjalan dan aku melihat tempat yang cocok untuk istirahat dan menyegarkan
pikiran aku dan sahabatku kembali.
Aku juga tahu belakangan ini aku dan
sahabat disibukan dengan begitu banyak tugas, baik tugas individu maupun tugas
kelompok. Maka dari itu kumencoba menyegarkan pikiranku dan sahabatku kembali
serta untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Aku parkir motorku didekat
rumah penduduk dan aku bersama sahabatku berjalan-jalan dulu melihat indahnya
danau.
Aku bersama sahabatku berjalan
dipinggiran danau, kumelihat wajah gembira terpancar dari wajahnya. Akan tetapi
di tengah-tengah perjalananku mencium bau yang tidak sedap. Bau itu seperti bau
ikan-ikan yang telah mati dan dijemurkan dibawa terik matahari. Tiba-tiba saja
sahabatku ini seperti agak pusing dan mau muntah mencium bau tersebut, maka aku
cepat memutuskan dan mengajaknya kembali ke tempat semula. Setelah menjauh dari
tempat tersebut baru sahabatku ini terlihat tidak pusing lagi. Dari kejauhan kumelihat
sebatang pohon rindang yang tumbuh di tepi danau dan kumengajak sahabatku untuk
istirahat dulu disana. Setelah sampai aku dan sahabatku duduk sambil menikmati
keindahan danau di kala sore hari.
Aku menyodorkan minuman dan makanan
kepada sabahat. Kali makan cemilan dan minuman serta aku mengambil beberapa
fhoto Danau Singkarak dan fhoto aku dan juga dia. Bahkan fhoto bersama
dengannya, akan tetapi di tengah-tengah asyiknya bercerita sambil menikmati
alam yang segar dengan keindahan danau. Datang gerombongan ayam-ayam kecil didepan
kami, ada yang berwarna merah, ada yang berwarna hitam serta ada juga berwarna
kuning.
Entah kenapa aku langsung menyebutnya “Ayam
Kuning”, karena sahabatku ini memakai baju kuning. Dia tidak mau kalah
karena aku menggunakan baju berwarna merah dia memanggilku, “Ayam Merah.”
Entah dari mana datangnya sudah ada dua orang berpasangan didepan kami yang
sedang berdiri dipinggir danau,
Aku yang sedang bercanda dengan
sahabatku dengan mengambil fhotonya, dia berusaha mengambil camera dari
tanganku, dengan membisik kuucapkan,
“Awas Manda, ntar marah Ayam Hitam.”
Lalu dia kebingungan dengan kata-kataku
itu,
“Maksudnya ?”
Sambil menunjuk dua orang tadi.
Dia tersenyum kecil dan mengambil
buah-buah kecil pohon tersebut yang jatuh diberikan kepadaku dan kuambil.
Lagi-lagi aku iseng lagi kepadanya,
”Biasanya makanan ayam itu ini loh,”
sambil menyodorkan kembali buah tadi.
***
Tidak terasa waktu berlalu pemandangan
sudah mulai gelap dan aku memutuskan untuk mengajaknya pulang. Sebelum pulang
aku sholat dulu disalah satu surau terdekat, dan sahabatku menunggu diluar.
Karena hari ini dia sedang kedatangan tamu bulanan, makanya hanya aku sendiri yang
pergi sholat. Kutahu dia belum makan sama sepertiku, maka sebelum ke tempat
kosnya aku mengajak dia terlebih dahulu untuk makan Bakso Rejo di Pasar
Batusangkar.
Aku memesan satu mie ayam dan bakso saja
kepada pelayan dan duduk di meja dekat deret dari belakang. Eh..eh... kumelihat
seorang yang tidak asing lagi olehku disudut ruangan yang sedang bercanda
dengan dua orang sahabatnya. Ternyata dia adalah seniorku dan juga sahabatku di
kampus. Dengan mengangguk dan berkata,
“Bang,”
Dan aku melanjutkan obrolan-ku
dan menikmati pesanan yang telah datang. Aku dan sahabatku makan dulu dan
sahabatku pura-pura tidak tahu dengan senior itu sambil mencuekkan serta
melanjutkan makanan yang telah tersedia.
Cuaca yang terasa dingin tadi telah
berubah menjadi panas dan membuat suhu tubuhku kembali normal. Baru aku
antarkan sahabatku tadi ke tempat kosnya. Setelah berpamitan pulang dan
mengucapkan terimah kasih telah menemaniku, aku langsung pulang ke rumah.
Sejak saat itu aku dan juga dia sering
mengunakan kata-kata “Ayam Kuning dan Ayam Merah.” Agar persahabatan aku dan
dia terjalin akrab dan memperkokoh rasa
persahabatan kami saja. Jujur aku merasakan setiap kali aku melihat warna
kuning seolah-olah mengingatkan aku pada kenangan itu.
Apalagi melihatnya memakai baju kuning
ke kampus, membuatku tersenyum mengingat masa-masa yang bahagia dan indah itu.
Walaupun hanya sebentar akan tetapi efeknya menjadi kenangan yang tidak pernah
terlupakan olehku seumur hidupku.
Terkadang mobil yang berwarna kuning
yang sering lewat ke kampus ku, dan benda-benda lain yang berwarna kunig.
Apalagi orang lain yang memakai baju berwarna kuning dan terkadang mengingatkan ku pada senyumannya serta canda
tawanya. Akankah ku dapat memiliki seutuhnya senyumanmu dan juga hatimu itu ?
Jawabannya hanya waktu dan takdir yang
akan menyatukan kita kalau memang dia ditakdirkan untuk ku. Akan tetapi ada
janji yang terucap olehnya kalau dia ingin sekali keliling Danau Singkarak ini.
Dalam hati jika aku masih hidup dan memiliki waktu luang insya Allah
akan ku temani asalkan sahabat ku ini senang.
By:
TM3
0 komentar:
Posting Komentar