Gambar : Cinta Kuning. |
Tiba-tiba saja Kakakku membatalkan
pekerjaan kami hari ini. Rencana awal kami akan bekerja memasang lampu baru
hari ini ditepatnya di Rambatan. Padahal sebelumnya temannya dari Lintau yaitu
Bang Iil telah menginap di mushollaku. Akan tetapi sayang pagi itu aku
mendapatkan sms dari Kakakku bahwa hari ini tidak jadi memesang lampu karena
ada kematian didekat rumahnya.
Setelah sarapan dengan Bang Iil aku
mencoba melakukan apa yang bisa aku lakukan, seperti : menyapu musholla,
membersihan bak mandi, mencuci baju, mencuci motor, dan memendekkan rambut Bang
Iil pagi ini. Beberapa pekerjaan telah lakukan dan untuk menghilangkan rasa
letih dan capek. Aku memutar beberapa lagu pop untuk membuat pikiran enjoy
dan menghilangkan stres kembali.
Sekitar pukul 10.30 WIB baru Kakakku
datang dan dia pergi dengan Bang Iil. Aku sengaja tidak ikut kerena rencananya
kau mau menonton tayangan One Stop Football on Sunday dulu di
TV7. Itu adalah salah satu tayangan favoritku untuk melihat berita olah raga.
Hari ini aku lewatkan dengan mencoba
membaca beberapa bahan ujian Sistem Pngendalian Manajement (SPM) dan mencoba
mentonton TV. Hari ini tidak terlalu padat kegiatanku. Setelah kami berkumpul
pagi hari senin di mushollaku aku merasakan hal yang aneh dan awalnya aku
menganggap itu hanya biasa-bisa saja. Akan tetapi setelah aku pikir-pikir hal
tersebut membuatku berpikir ulang ulang tentang hal tersebut.
Semua bermula dari pakaian dan celana
yang aku pakai, aku sengaja memilih baju bola kesukaanku yaitu Chelsea FC dengan
warna kuning bernama Lampard dibelakangnya. Dan hari ini aku mengetik dengan
mengunakan notebook (NB) ku juga berwarna kuning dengan tertempel lambang the
blues disana. Aku hanya menduga itu kebetulan saja, saat aku keluar dan sandal
yang aku pakai juga berwarna kuning. Aku mencoba menerka dan berpikir keras,
mungkin ini hanya kenanganku tentang dia dan bayangan kuning itu.
Tidak beberapa lama setelah itu
Kakakku memberikan slip selembar kertas berwarna kuning untuk diantarkan ke
Bank. Aku juga menduga itu hanya kebetulan saja dan masih belum berpikir
apa-apa tentang warna itu. Beberapa saat aku hendak menuju rumahku dan mencoba
berhenti sejenak disebuah toko di pasar jumat, Tanjung. Tiba-tiba saja, saat
motorku berhenti dan aku baru meletakkan kakiku ke lantai tersebut. Ada sebuah
kantong plastik terbang kearah kakiku dan berhenti dikakiku. Aku semakin heran
dengan hal tersebut, persis kantong plastik itu juga berwarna kuing dan
beberapa pikiranku tentang sahabatku Manda muncul dari ingatanku.
“Apakah dia sehat-sehat saja disana ?
Atau ada sesuatu yang menimpa Manda hingga bayangan itu datang silih berganti
kepadaku.”
Lagi-lagi aku menganggap itu hanya
bayangan semata-mata karena sudah lama tidak bertemu dan bertegur sapa
dengannya. Dan itu mungkin hanya firasatku saja dan semua itu hanya kebetulan
saja.
Aku masuk ke dalam warung tersebut.
Terlihat ada seorang Ibuk berusia muda sedang duduk-duduk sambil menonton TV.
“Maaf Buk, apa minyak rambut Gasby
saset Buk, warna merah ?” kataku padanya.
Setelah dilihat dan dicari-cari dia
tidak menemukan yang berwarna merah.
“Warna kuning ada Nak.”
“Boleh Buk, berapa satu Buk ?”
balasku.
“Rp. 500,-“
“Beli empat buah ya Buk, “ sambil
menyerahkan uang Rp. 2000,- an dalam saku celanaku.”
“Terima kasih Buk,” sambil berjalan keluar
warung tersebut.
“Sama-sama Nak.”
Aku meneruskan kembali perjalananku ke
rumah dan tidak beberapa menit aku telah berada dirumah. Didalam rumah ada
Kakakku degan seorang anaknya sambil duduk-duduk di ruangan tamu.
“Makanlah Van ?”
“Iya Kak, sebentar lagi.”
Aku mencoba membuat tugasku di NB dan
aku buka tugas tersebut ternyata butuh kalender untuk rujukannya. Aku menyambil
sebuah kalender didinding rumahku dan beberapa saat aku memperhatikan kalender
tersebut. Aku baru sadar kalender itu juga berwarna kuning dengan ciri kas
partarnya disana. Aku mulai berpikir keras kenapa dari pagi hingga sekarang aku
bertemu dengan warna kuning disetiap tempat dan benda yang aku temui. Akan
tetapi aku masih tidak mengerti dengan semua ini dan apa mungkin Manda juga
sedang memikirkan aku seperti aku sedang memikirkannya disini.
“Kak, kenapa ya hari ini aku lebih
banyak bertemua warna kuning dari pagi. Mulai dari baku dan celana yang aku
pakai, NB yang aku gunakan, sandal yang aku pakai, slip surat setoran dari Kak
Mursal, plastik sampah berwarna kuning, minyak rambut berwarna kuning, dan
terakhir kalender berwarna kuning.”
“Kak juga nggak tahu Dek, mang
ada apa ya ?”
“MNnnnn ya Kak,” jawabku dengan
singkat.
Dalam pikiranku terlintas semua
kenangan indah saat-saat bersama Manda. Semua hadir dalam benakku tanpa lupa
sedikitpun aku dengan senyumnya, wajahnya, hingga tawanya. Aku yang dulu pernah
mengatakan kepadanya setiap aku melihat warna kuning aku merasakan bahwa aku
melihat diriku dalam warna tersebut. Hingga aku tidak tahu apa yang sebenarnya
telah terjadi pada Manda.
0 komentar:
Posting Komentar