Dalam kehidupan ini, banyak hal-hal
yang sering kali membuat kita berfikir dua kali bahkan lebih. Karena
kejadian/peristiwa dalam kenyataan hidup ini memang benar-benar terjadi, dengan
suatu kebesaran Allah SWT. Memang itulah Allah terkadang sesuatu yang tidak
harus dilogikakan dengan pikiran manusia dan memang ada yang harus mengunakan
logika manusia. Jika kita amati setiap aspek kehidupan ini mulai dari hal-hal
kecil sampai kepada hal-hal yang besar sekalipun ada kekuasaan Allah yang luar
biasa indahnya, yang luar biasa uniknya, yang luar biasa mengagumkannya.
Terkadang itu yang manusia tidak bisa mengambil pelajaran (iktibar) dari
setiap kejadian dan peristiwa yang di perlihatkan Allah kepada manusia.
Memang benar manusia itu memiliki mata
untuk melihat segala sesuatu yang ciptakan Allah ini kepada manusia, memang
benar manusia memiliki pendengaran untuk mendengar segala yang indah-indah dari
asma-asma Allah, dan manusia diberikan mulut untuk selalu mengucapkan asma-asma
Allah dan hal-yang yang disukai Allah, seperti berzikir, tadarus dan
sebagainya, dan memang benar manusia itu diberikan kaki, tangan untuk selalu
melangkah dan megayunkan kepada hal-hal yang baik-baik, terutama untuk selalu
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Bahkan tidak jarang semua itu digunakan
untuk selalu dan terus membuat kerusakkan dan melakukan perbuatan-perbuatan
yang yang tidak diridhoi Allah SWT.
Namun, Apa yang salah dari itu semua ?
Apakah kurang teguran-teguran Allah kepada kita ?? Apakah kita kita melihat
berapa banyak nyawa manusia yang lain hilang diakibatkan oleh segelintir
orang-orang tertentu yang selalu tidak mempedulikan itu semua. Mereka hanya
memikirkan nasibnya sendiri, hanya mempedulikan kepentingannya sendiri, hanya
mementingkan satu kelompok saja, dengan keinginan yang bersifat pribadi itu
mereka rela mengorbankan orang-orang yang ada disekitarnya hanya untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya, apa yang di butuhkannya, serta rela
menginjak-injak harga diri orang lain demi kepentingan pribadinya.
Allah sendiri langsung megatakan
kepada manusia, bahwa manusia itu adalah “human sociaty” atau makluk
sosial yang tidak dapat hidup dengan cara sendiri-sendiri dan memang harus
membutuhkan bantuan orang lain disetiap kehipan kita, baik itu orang kaya juga
membutuhka orang miskin untuk membereskan dan menjaga rumah dan anak-anak
mereka. Serta perawatan lampu, PDAM, dan sebagainya. Jika itu semua rusak
apakah kita bisa memperbaikinya sendiri ? tidakkan, maka itulah kihidupan
manusi ini yang tidak terlepas dari bantuan orang-orang yang ada sekitarnya.
Apalagi tetangga yang di sebelah rumah kita, sering-seringlah kita berinterksi,
saling berbagi dan saling membantu. Karena tetangga dekat inilah yang pertama
kali yang mengetahui keadaan kita, bukan orang-orang yang jauh dari rumah kita.
Saat kita sakit yang yang lebih dulu menjenguk kita, mengantarkan makanan,
bahkan dia yang pertama kali membantu kita. Maka dari itu jagalah kerukunan
anatara kita apalagi tetangga yang kekat dari rumah kita.
Kembali ke pembalasan awal, dari
sekian banyak orang-orang yang ada di muka bumi ini, mungkin hanya sekidit yang
sadar akan kekuasaan Allah SWT, masih beruntunglah kita yang masih diberikan
kesempatan hidup untuk selalu beramal sholih dan mendekatkan diri kita kepada
Allah SWT. Karena berkat orang-orang sholih inilah dunia dan bumi ini masih
selamat dari kiamat.
Kekuasan ini dapat lihat hal-hal dari
kecil saja seperti air, air ini walaupun kecil tapi sangat berperan penting
terhadap kelangsungan umat manusia ini. Jika tidak ada air maka mati semua
makhluk yang ada di dunia ini tampa terkecuali. Ada kisah tentang kisah nyata
mengenai air ini, bahwa di Batusangkar, tepatnya di Sungayang, Jorong 3 (Balai
Gadang) bertempat di sebuah Surau dengan nama Surau Nurul Furqon, disana
terdapat sebuah subur kecil dan tidak terlalu dalam airnya, tetapi ada kejadian
aneh dan begitu luar biasa dari subur ini.
Setiap sebulan sekali atau lebih PDAM
disini sering mati dan rumah-rumah sekitar inipun ikut mati juga. Maka
masyarakatpun memanfaatkan mengunakan air subur ini untuk berbagai ketuhan
sehari-hari. Mulai dari mandi, berwudhuk, mencuci, untuk dimasak, dari pagi
samapai malam sekalipun orang-orang masih ramai mengunjunginya. Berkat izin
Allah juga walaupun sumur ini tidak besar hanya dengan ukuran kedalaman 1,5
meter dan lebar 2 meter ini, tidak habisnya mengeluarkan air dan tidak
habis-habisnya air itu seakan-akan ada mata air yang besar di dasar sumur itu.
Semakin banyak orang-orang yang mengunakannya semakin besar air air tersebut.
Bahkan dalam musim kemarau panjangpun
subur ini tidak berhenti untuk mengeluarkan air, maka spontan kerucap dari
mulut ku, “subhanallah” begitu besarnya karunia, rahmat yang diberikan
Allah SWT kepada masyarakat ini. Serta yang lebih aneh lagi air PDAM yang di
surau ini tidak perna mati walaupun di rumah-rumah sekitarnya air PDAM-nya mati
tapi di sini tidak perna mati walaupun hanya kecil.
Maka dapat kita ambil hikmah dari
subur ini, bahwa jadi sepeti air yang selalu memberikan kemudahan bagi orang-orang
yang memerlukannya, tampa harus memilih buat siapa kita berbagi kebaikan, baik
itu orang teman, tetangga, orang yang tidak dikenal sekalipun kita diwajibkan
untuk selalu melakukan kebaikan.
Jadilah kita seperti pohon mangga yang
berbuah lebat di tepi jalan, walaupun dilempar orang dengan batu, kayu dan
sebagainya, tapi dia membalas dengan buahnya yang manis, dan nikmat yang
menberikan kesegaran dan menghilangkan rasa harus kita.
Begitu juga dengan subur tadi, jika
kita selalu berbuat baik kepada orang lain, maka pahala dan hikma dari setelah
kita melakuklan kebaikan tersebut ada terus mengalir kepada kita sekalipun kita
tidak ada ditempat tersebut lagi.
0 komentar:
Posting Komentar