Foto: Mahasiswa Akuntansi Syariah B angkatan 2011. |
Foto: Dosen favorite Ekonomi Syariah 'Eka Dasra Viana.' |
Hari ini adalah hari yang sangat
melelahkan bagiku, karena hari ini kuharus kuliah dengan jadwal sangat padat
yaitu aku kuliah Pajak II jam 08.00-10.00 WIB, di sambung nanti jam 14.00-15.30
WIB kuliah Fiqh Kontemporer serta istirahat dan sholat. Setelah itu baru kuliah
Akuntansi Keuangan Syariah (AKS) jam 16.00-17.45 WIB. Walaupun aku harus
menghadapi jadwal kuliah yang padat, akan tetapi tidak menyurutkan semangatku
untuk terus menutut ilmu.
Sebenarnya hari ini adalah hari yang
sangat kusukai dan ditunggu-tunggu dari pada hari-hari yang lain karena hari
ini aku harus bertemu dengan dua orang dosen favoritku. Aku selalu semangat dan
terus memperhatikannya dosen tersebut setiap kali beliu menyampaikan pelajaran.
Akan tetapi aku masih terkendala dengan mata perkuliahan itu, yaitu Pajak II.
Jujur sampai hari ini aku masih kurang mengerti dengan pelajaran sekarang ini,
entah terlalu rumit atau apa. Akan tetapi kumemperhatikan dosenku setiap
menerangkan pelajaran, atau barang kali aku harus lebih belajar lebih giat
lagi.
Ini adalah pelajaran yang kutunggu-tunggu
dari seorang dosen yang mengubah cara berfikirku, yang mengubah cara belajar ku
serta beliau juga menjadi inspirator sekaligus motivator dalam hidupku.
Ternyata memang benar dosen yang tahu dengan kondisi mahasiswa yang dihadapinya
adalah dosen yang pernah dan telah melewati masa-masa itu dengan penuh
perjuangan, dengan penuh berkeringat dan penuh pengorbanan sekalipun. Aku pernah
mendengar sebuah kata-kata yang menjadi motivasi dalam hidupku, “Biarlah keluar
keringat sekarang dari pada keluar air mata di akhirnya.”
Itu artinya biarlah bersusaha payah
saat ini, biarlah kita belajar siang dan malam sampai mengorbankan waktu tidur
dan hanya sedikit waktu istirahat untuk kita. Terkadang untuk mendapatkan apa
yang kita inginkan harus butuh pengorbanan terlebih dahulu, karena orang lain
tidak pernah melihat apa yang kita kerjakan akan tetapi mereka melihat apa yang
telah kita lakukan. Padahal mereka tidak pernah tahu dan tidak ingin tahu proses
dan jalannya apa yang telah dicapai tersebut.
***
Aku sengaja datang lebih dulu dan
duduk di dekat pintu, tidak berapa lama duduk teman-temanku mulai berdatangan
dan masuk ke dalam rungan. Sesosok tubuh dengan senyuman yang biasa terlihat di
pipinya, beliau memasuki ruangan kelas dan langsung menuju meja dosen. Beliau
tidak lain adalah salah satu dosen favoritku, yaitu ‘Buk Eka’ panggilan favoritku
dan teman-teman lainnya. Seperti biasa sebelum memulai pelajaran beliau tidak
lupa memberikan motivasi dan cerita yang membuatku dan teman-teman lain untuk
terus semangat menghadapi perjuangan hidup yang begitu ketat dan butuh
pengorbanan.
***
Dalam pelajaran yang telah berlangsung
beliau berhenti dan berbicara, “Hari ini adalah hari terakhir kita bertemu dan
hari terakhir kalian kita belajar Pajak II, setelah empat mata kuliah kita
bertemu yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) I, Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) II, Pajak I dan terakhir hari ini Pajak II. Kalian adalah salah satu
orang yang beruntung dari sekian banyak orang yang ikut mendaftar di kampus
ini. Bayangkan saja ribuan orang yang mendaftar di sini akan tetapi hanya
puluhan orang yang bisa dan berhak mendapatkan gelar mahasiswa. Ingatlah kalian
semua adalah manusia pilihan yang mengalahkan sekian banyak pesaing.”(Eka Dasra
Viona, Pajak II, 15 Desember 2013, jam 09.00 WIB bertempat di Gedung F,
STAIN Batusangkar.)
Aku hanya terpaku terdiam mendengarkan
kata-kata yang membuat bulu romaku merinding dan bergetar tubuhku untuk
membuktikan kepada dunia kalau aku juga bisa seperti orang-orang yang telah
sukses. Akan tetapi aku hanya butuh waktu untuk mewujudkan semua itu. Aku juga
bertekad dalam diriku untuk terus bangkit dari kegagalan dan menuju jalan yang
telah ku pilih dengan menekuni dan fokus.
Lagi-lagi suara Beliau terdengar di
tengah-tengah keheninga kelas, “Sekarang ini banyak orang yang kuliah keluar
negeri dan mendapatkan gelar yang tinggi akan tetapi di dalam dunia kerja
orang-orang yang pintar dan orang-orang yang memiliki nilai di atas rata-rata
serta kuliah di luar negeri sekalipun sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Sebenarnya itu bukan soal kepintaran, bukan faktor keberuntungan, bukan soal
garis tangan seseorang, akan tetapi faktor kun fayakun.”
Lalu . . .
“Maka tetaplah untuk selalu mengingat
Allah dengan berdoa, berusahalah dengan semaksimal mungkin, bertawakal kapada
Allah, dan terakhir iklas menerima apapun yang akan kita terima. Jika kita
gagal hari ini mungkin Allah memberikan teguran secara tidak langsung kepada
kita bahwa usaha yang kita lakukan masih kurang maksimal dan harus terus
berjuang. Akan tetapi jika kita berhasil hari ini mungkin Allah telah
mendengarkan permintaan kita dan kita harus memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk lebih baik baik lagi.”
Dan pesan Beliau yang terakhir,
“Jadilah lulusan terbaik di kampus ini, bagaimana kita bisa lulus di kampus ini
dengan nilai yang baik dan memuaskan, itulah yang akan membuat saya bangga
dengan kalian, bukan soal apa yang kalian perlihatkan kepada saya, seperti jika
bertemu di jalan. Saat saya berjalan, tiba-tiba ada sebuah mobil BMW terbaru
lewat dan membunyikan klason mobil kalian saat melihat saya. Tidak, bukan itu
yang membuat saya bangga akan tetapi jika suatu hari nanti kalian telah bekerja
di perusahaan terkenal dan sukses di sana. Maka telponlah dan kasih kabar
kepada saya nantinya itulah yang membuat saya bangga dengan kalian.”
Setelah mendengarkan kata-kata
terakhir dari beliau kumerasa semangatku sedang memuncak dan aku bertekadku
akan menjadi salah satu orang yang akan sukses nantinya. Amien ya robbal
‘alamin.
Akhirnya setelah pelajaran di tutup
dan pertemuan selanjutnya aku dan teman-teman akan ujian UAS dan aku harus
mempersiapkan semua itu sebelum menagis di akhirnya, maka dari itu ku harus
berjuangan untuk hal-hal yang akan ku inginkan dan cita-citaku yang akan kukejar.
Tulisan ini aku persembahkan kepada
seorang dosen favoritku dan motivatorku yang terbaik yang pernah ada dalam
hidupku. Untuk sebelumnya, sekarang dan akan datang aku tidak akan bisa
melupakan jasa-jasamu kepada kami. Dan kami berharap suatu hari nanti impian
itu benar-benar terwujud dan mempertemukan kita di tempat yang berbeda dan
tempat yang banyak di inginkan orang lain.
Terakhirnya terima kasih untuk semua
kegigihan mu wahai dosen terbaik dan sekaligus motivatorku. Teruslah menjadi
dosen terbaik sepanjang zaman dan menjadi lebih baik lagi. Aku masih teringat
pesan yang kau tuliskan di penghujung ujian terakhir Pajak II di selembar
kertas disana.
“Ujian bukan akhir dari pembelajaran,
selalu bersiaplah karena keberuntungan hanya menghampiri orang-orang yang
menangkapnya.” (Eka Dasra Viana, Dosen Pajak II, Minggu, 29 Desember 2013,
Gedung L Studio pukul 10.00 WIB).
Catt: Terimakasih yang tak terhingga kepada teman-teman Akuntansi '11 dan khusus untuk Ibuk Eka Dasra Viona yang tidak telah memberikan motivasinya setiap pertemuan. semoga sukses selalu buk, kami selalu berdoa untukmu.
Catt: Terimakasih yang tak terhingga kepada teman-teman Akuntansi '11 dan khusus untuk Ibuk Eka Dasra Viona yang tidak telah memberikan motivasinya setiap pertemuan. semoga sukses selalu buk, kami selalu berdoa untukmu.
0 komentar:
Posting Komentar