Gambar : Wanitaku, Motivasiku. |
Aku terkadang heran melihat tingkah laku orang-orang
yang ada di sekitarku, apalagi teman, sahabat dekat bahkan yang awalnya damai,
rukun, lebih dari keluarga sendiri, bahkan tidur, makan dan aktivitas lainnya
aku dan dia sering barengan bahkan ada yang bilang kalau aku dan dia itu
“kembar.” Memang belakangan ini aku dihadapkan pada berbagai persolan mulai
dari yang kecil sampai persoalan yang rumit sampai-sampai membuatku bingung mau
berbuat apa. Persoalan itu seperti tugas kuliah yang menumpuk, waktunya yang
mepet seperti tugas makalah, resume dan tugas-tugas pribadi. Walaupun terkadang aku berniat untuk
mengerjakannya, datang lagi tugas dan amanah baru seperti Laporan
Pertanggungjawan (LPJ) Syukuran Wisuda dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
Daurah Al-Quran.
Aku
menyebutnya dengan minggu yang penuh dengan tugas, minggu yang yang melelahkan,
minggu yang sibuk, walaupun sudah aku mengerjakan sedikit demi sedikit, tapi
tetap saja masih banyak. Bayangkan saja aku harus mengerjakan dalam semalam dua
makalah yaitu makalah Akuntansi Manajemen I (AKMEN) dan makalah Sistem
Informasi Akuntansi II (SIA), di tambah dengan bikin power pointnya lagi, ditambah
lagi bikin tugasnya latihannya SIA lagi serta bikin tugas resume fiqh muamalah
lagi. Semua itu membuatotakku berpikir keras dan tidak bisa istirahat.
Walaupun
itu tugas kelompok tapi tetap saja kayak bikin tugas invidu, walaupun tugas
AKMEN sudah dibantu oleh anggota kelompok lain seperti: kakak Yanti, Hasni,
Uci, yang sudah bantuin ngetik bahannya dan temanku yang dua lagi cowok gak mau
bantuin lagi. Teman-temanku memberikan aku tugas meng-edit yang telah mereka
ketik dan aku menggabungkan ke dalam satu makalah, walaupun sedikit sulit tapi
aku sangat sangat senang melakukan serta mengerjakannya, apalagi bikin power
point paling aku suka. Untuk membuat power point itu harus siap makalah,
makanya aku harus mengerjakan tugas makalah tersebut.
Itu
ku alami pada minggu malam dan besok seninnya harus dikumpul, jadi terpaksa aku
harus mengerjakannya malam itu juga sampai aku lembur alias tidak tidur malam
itu. Mungkin bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya tidak istirahat sehari,
itupun sudah aku paksakan. Sebelumnya aku mengikuti perlombaan ESYA CUP II pada
hari Minggunya dari pagi sampai sore, karena waktu itu aku semangat dan
teman-temanku juga semangat mengikuti perlombaan tersebut. Sebelumnya kami
hanya mendapatkan peringkat ke-2 pada ESYA CUP I yang waktu itu kami dikalahkan
oleh senior semester 6, memang permainan mereka bagus dan kompok tapi kami
sebagai junior juga harus berjibaku untuk mengalahkan mereka, walaupun mereka
senior yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dari kami, waktu itu mereka
mengalahkan kami dengan score 3-0 buat kami.
Jadi,
kami termotivasi untuk lebih baik lagi dari hari kemarin karena aku mengatakan
dan sering mengingatkan kepada diriku setiap kali melakukan sesuatu “Hari ini
harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik lagi dari hari
ini”, kata-kata itu lah yang selalu membuatku terus semangat dan optimis untuk
maju dan ada juga kata-kata lain yang sering mengingatkan aku dan membuatku
semangat untuk ke kampus dan belajar diantaranya : Manjadda Wajada, Akhiru
Li Abadi, Ayam Merah, Ayam Kuning, I Look For Falah. Walaupun kata-kata itu
biasa-biasa saja tapi bagiku itu memiliki makna yang dalam dan memiliki
kenangan di setiap kata-kata yang aku jadikan sebagai penyemangat dan motivasiku
untuk terus maju.
Aku
masih ingat satu kata-kata dari guruku yang sangat dekat dan sangat aku sayangi
waktu aku masih belajar di MAN 1 Batusangkar yang tak pernah lupa olehku sampai
hari ini dan tak akan pernah kulupakan kata-katanya, orangnya, dan jasa-jasamu
kepadaku akan selalu aku kenang untuk selama-selamanya yaitu “H2N”, aku juga
sempat bingung waktu itu masa waktu mau ujian UN Ibuk mengasih rumus molekul
Kimia sama kami padahal kami bukan Jurusan IPA tapi kami Jurusan IPS, sebelum
aku menanya itu kepada guru, Dia berkata lagi “Hadapi, Hayati dan Nikmati”
ternyata itu bukanlah rumus kimia seperti yang kupikirkan ternyata itu sebuah
kata-kata yang simple tapi memiliki makna yang sangat dalam kehidupan
dan untuk meraih kesuksesan yang akan aku kejar walaupun itu sulit tapi bisa.
Ada
juga kata-kata yang membuatku termotivasi lagi, itu aku dapat waktu aku
mengikuti PKMM (Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Menengah) di Bukit Tinggi
tepatnya di Hotel Chimpago selama tiga hari dengan peserta 36 orang yang waktu
itu pematerinya adalah Dr. Rizal M.A memberikan materi tentang kepemimpinan
yaitu kata-katanya, “Hidup Adalah Masalah, Tujuan Hidup untuk menyelesaikan
Masalah” dan “Jika Kamu Berpikir Kamu Bisa maka Kamu akan Bisa, tapi Jika Kamu
Berpikir Kamu Tidak Bisa Maka Tidak Bisa”, sekali lagi kata-kata yang simple
tapi memiliki makna dan arti yang dalam jika kita mengetahuinya. Kata-kata yang
telah aku dapatkan ini tidak akan pernah kulupakan sampai kapanpun dan akan
terus aku ingat.
Aku
tidak akan mengulang kejadian yang sama dan tidak akan mau jatuh pada lobang
yang sama, maka kami bertekat untuk mengalahkan senior kami dalam perlombaan
ini, walaupun cuma kegiatan temu rama dengan mahasiswa ESYA (Ekonomi Syariah),
yang di lakukukan di lapangan tapi tidak mau kalah dengan mereka bahwa kami,
“Berpikir Kami bisa mengalahkannya” alasanku optimis untuk menang yaitu aku
memiliki teman-teman yang hebat menurutku yang telah dewasa bermain di berbagai
Club di kampungnya mulai dari Keeper, Beck, Gelangdang, dan Streker.
Dengan
pemain yang memiliki pengalaman yang cukup dan jam terbang yang jauh, serta
skill atau kemampuan yang diatas rata-rata. Waktu itu ESYA CUP II di ketua
oleh personil dari lokalku yaitu, Ismail. Permainan pertama kami
mengalahkan senior kami dengan score 3-0, serta senior kami sebagai
juara bertahan mampu kami mengalahkannya dengan score 2-0 dalam semi
final waktu itu. Akhirnya kami masuk final melawan junior kami yaitu
AKSYA B semester 2, mungkin faktor keletihan, kecapekan dan kekurangan personil
waktu itu lokal ini, maka kami berhasil menjuarai perlombaan itu dengan score
6-0 dengan tropi bergilir dan tabanas dari prodi.
Semua
itu, berkat usaha, kerja keras dan rasa percaya antara sesama kami makanya
berhasil menang dalam kompetisi itu, serta tidak lupa bersyukur kepada
Allah Swt yang telah memberi kami kesempatan, kekuatan untuk menjuarai
kompetisi itu.
Seorang
dosem kuliah Manajemen Keuangan (MK) II mengatakan bahwa kami ujian UTS-nya
hari jum’at depan, maka seperti biasa aku dan teman-teman belajar bareng serta
belajar mandiri di rumah masing-masing sebelum menghadapi ujian itu, memang sich
waktu itu aku menerapkan Sistem Kebut Semalam alias sistem “SKS” untuk
mengyiapkan peluru-peluru yang akan dibawa dan persiapan perang atau ujian
dengan membaca, memahami suatu yang kurang mengerti, serta memecahkan berbagai
soal dan permasalahannya dan mengulang-ulangnya kembali. Begitulah yang aku
lakukan agar aku bisa dan mampu mengerjakan jawaban terbaik dari soal-soal yang
diberikan oleh dosenku.
Memang
dikampus saya sedang berusaha untuk mendapatkan hati seseorang yang sangat baik
aklaknya, tingkah lakunya, agamanya dari lokalku sendiri, karena itu setiap
hari aku semangat untuk ke kampus dan belajar. Dia pun juga pernah bilang kepadaku
bahwa dia juga mengukaiku, tetapi sayangnya dia telah memiliki cowo’. Aku berpikir
mungkin dia hanya memberikan harapan kepadaku, tapi walaupun dia telah memiliki
cowo’ bukan berarti aku akan menyerah, bukan berarti aku harus putus asa dengan
hal yang demikian. Malahan aku akan terus memberikan yang terbaik untuk orang
terbaik, walaupun hanya sedikit harapan itu akan aku manfaatkan demi mendapadatkanya,
mungkin kalau berdasarkan persentase 5% harapanku untuk mendapatkannya,
walaupun hanya 5% saja, akan aku memanfaatkan untuk mendapatkan yang lebih
besar dan yang lebih banyak lagi.
Permasalahan
mulai muncul dan membuatku untuk menyerah dan berhenti untuk mendapatkanya,
jum’at siang waktu ujian MK II akan dimulai aku melihatnya ketika akan memasuki
kelas ujian di lokal G atau gedung G 3 waktu itu, kumelihat sekeling isi lokal
dengan sangat rinci mulai dari sudut sampai aku melihatnya dia ternyata sudah
lebih duluan datang dan mengambil bangku ujian di bagian belakang sebelah kanan
dari pintu masuk. Setelah melihatnya aku tersenyum kecil yang masuk ke dalam
ruangan dengan PD-nya dan waktu itu banyak yang datang, tapi buat yang telah
datang umumnya mereka mengambil bangku bagian belakang dan aku mengambil bangku
di tengah ruangan tidak begitu jauh dari hanya sekitar dua orang jaraknya, aku
berusaha mengahadapi ujian dengan santai alias enjoy agar apa yang telah
aku pelajari dan aku bahas kemarin tidak lupa dan tidak grogi atau deman ujian
dengan berbagai macam pertanyaan nantinya.
Sebelum
dosen masuk kelas, dengan beberapa helaian nafas untuk membuatku tetap tenang
dan kumelihat kepadanya dan ternyata dia juga melihat ke arahku dengan sedikit
senyumannya dan tatapanya itu akan membuatku semangat menghadapi ujian itu,
tidak lama setelah itu datang temanku yang bernama Hermi yang biasa aku panggil
dengan sebutan “Emy” masuk kelas mengambil bangku didekatku sambil berbicara,
“duduk dekat Irvan, kapan lagi bisa duduk dekatnya”, padahal aku sudah
wanti-wanti agar tidak dekat dengan Emy kalau Dia ada didekatnya, dengan ucapan
yang simple dan sedikit bercanda itu, ternyata aku sadar telah
menghianati kepercayaan orang lain kepadaku, tapi apa boleh buat ini murni
bukan kesalahan yang aku sengaja tapi temanku itu yang yang sengaja mendekatiku
dan bercanda, walaupun kelihatannya memang bercanda bagiku dan teman-teman yang
lain. Tapi tidak baginya, itulah awalnya aku mulai bertengkar dan Dia tidak mau
menjawab teguranku, malahan Dia tidak ingin ketemu dengan aku setiap kali
bertemu selalu saja menghindar.
Aku
masih ingat pesannya yang pernah Dia bilang kepadaku pada permasalahan yang
serupa semester lalu, Dia mengatakan bahwa, “Van, jangan pernah bercanda dan
dekat dengan Emy di dekatnya, karena Dia gak suka”, dan aku jawab “ia”. Aku
juga sering memberikan motivasi dan dukungan setiap akan ujian kepadanya dan
setiap ada waktu berbicara kepadanya, yang sering kuucapkan adalah “Belajar
yang rajin ja, ingat manjadda wajada, bukan soal ketajaman, tapi soal
kesungguhan, tidak ada jalan yang buntu yang buntu hanyalah pikiran manusia,
jurang pun dapat didaki, lautpun dapat direnangi jika kita optimis dengan
kemampuan kita, kalau kita berpikir kita bisa, maka akan bisa.”
Walaupun
hanya kata-kata yang simple yang tidak begitu menarik, tapi kalau orang
yang yang berpikir itu adalah kata-kata yang dalam maknanya dan tidak bisa dimaknai
dengan sepele, dan butuh pemahaman yang tinggi untuk memaknainya. Karena setiap
kata-kata itu bermakna dan memiliki arti yang luar biasa kalau kita memaknainya
dan memahaminya.
Awalnya,
aku tidak mengadari kalau kejadian yang kuanggap bercanda tadi biasa-biasa
saja, tidak baginya meski itu menjadi suatu permasalahan baginya, setelah
selesai ujian aku tegur Dia dan tanpa respons sedikitpun pergi dan
meninggalkan aku, aku berpikir mungkin ada masalah dengan ujiannya tadi
sampai-sampai Dia tidak mau menjawab sapaanku. Keesokkan harinya kami ada
belajar Pajak I dengan dosen yang sangat luar biasa bagiku yaitu, Buk Eka
“Dosen favoritku, karena setiap kali dia masuk kelas aku tidak pernah bosan dan
tidak ingin tidak masuk kelas dengannya walupun itu sudah telambat aku tetap
saja masuk kelas, serta mau Dia yang yang ngomong semua menjadikan inspirasi
baru dan membuatku semangat untuk kuliah dan balajar.
Karena
waktu itu kami gabung dengan lokal sebelah yaitu lokal “A” dan disatukan
menjadi satu lokal siang itu, aku duduk bagian samping, eehhh, tenyata Emy juga
duduk disitu tanpa sepengetahuanku, karena waktu itu lokal penuh sesak makanya
saya tidak jadi pindah, karena sulit harus angkat-angkat kursi takutnya nanti
kena teman, tidak lama aku duduk disitu, aku melihat ke arah pintu Wulan masuk
lokal (teman sekelas dan sekampungku) dan ikuti dengan Hasni, Noza dan Dia, dan
langsung saja dadaku berdetak kencang dan membuatku bersalah waktu itu, Dia
melewatiku dan aku tegur dengan sapaan, eehh ternyata memang ia Dia kayaknya marah
dan tidak menjawab sapaanku.
Sejak
saat itu hubunganku dengannya mulai terjadi complik yang sangat serius, aku
mengangku itu hanya masalah kecil tapi ternyata itu masalah besar baginya dan
jadi ikut-ikutan menjadi masalah besar buatku, setelah satu minggu berlalu tanpa
ada komunikasi lagi, aku bercerita kepada temanku yaitu Wulan di rumahnya
sore itu.
Aku
ceritakan semua permasalahanku dengannya, Dia adalah sahabatku dan juga
sahabatnya, bagi dia adalah teman curhatku dan aku percayai. Setelah cerita
panjang lebar, dia juga heran melihat tingkah kami yang “cuek” saat-saat
dilokal, dan diluar lokal beda dengan hari-hari biasanya, dan sekarang dia juga
telah tahu permasalahan dari ini semua, dan dia memberikan sedikit solusi
kepada, yaitu, “bersabarlah”, dan Dia juga berjanji akan membantuku dalam menyelesaikan
permasalahan ini dan Dia pun juga sempat bilang kalau semua itu berawal dari
kita ujian MK II dan kuliah Pajak I, ternyata juga sama pikiranku dengannya.
Beberapa
hari setelah konsultasi permasahan itu, aku berniat ingin mengucapkan
maaf dan mengadari kesalahan aku yang pernah aku berbuat dengan kesalahan yang
sama. Karena di kampus Dia tidak mau berbicara dan setiap kali aku mencoba
mendekat dia terus saja pergi dan menjauh. Dan aku coba lewat sms ke nomornya, aku
bilang semuanya dan kesalahanku, serta aku meminta maaf kepadanya beberapa kali
masih tidak ada respon sama sekali darinya.
Tibalah
waktunya, malam itu aku ambil paket nelpon hanya untuk menelponnya dan
menyelesaikan permasalahan ini agar tidak berlama-lama, awalnya aku telpon
tidak diangkat dan setelah beberapa kali baru diangkatnya, dan malam itu aku
cerikan semuanya kepada, tanpa ada yang yang tertinggal mulai dari kesalahanku
mengulangi kejadian yang yang terburuk yang pernah aku lakukan dan aku mangadari
dan meminta maaf kepada berulang kali.
Waktu
itu bertepatan hari kamis, tanggal 23 Mei 2013 Dia, memaafkan kesalahanku
dengan berkata, “gak papa qo, udah dimaafkan qo, tapi mulai sekarang jalani aja
semua yang Van suka, walaupun dekat dengan Emy, bercanda dengannya, mulai
sekarang anggap saja kita tidak pernah kenal, yang beerlalu anggap saja itu
bukan aku, dan terima kasih buat semuanya yang telah Van lakukan buatku, dan
jangan pernah lagi berbicara dan dekat denganku di kampus karena kita hanya
sahabat didalam nelpon, sms-an saja, dan tidak untuk di dalam kampus dan sebagainya.”
Tak
terbendung lagi aku menahan air mataku dan tanpa kusadari air mataku keluar begitu
saja, dan sempat membuatku berhenti bicara, dan setelah aku mencoba untuk
menenangkan hatiku dan aku berbica, “kalau memang seperti itu keputusanmu, gak
apa-apa qo, terima kasih juga untuk semuanya, dan terima kasih juga untuk
senyumanmu yang membuatku semangat untuk datang kuliah dan belajar selama ini.
Tapi ingat aku tidak akan pernah melukan orang yang telah berjasa dalam hidupku,
walaupun tidak ada lagi didepan mataku, tapi akan terus tumbuh dalam hatiku
untuk selama-lamnya.”
Maafkan
aku yang bodoh yang tidak mau mengambil pelajaran dari kesalahan yang sama,
hingga saat ini Kau menjadi jauh akibat ulahku, tingkah lakuku, dan sikapku
yang tidak pernah mengerti akan perasaanmu kepadaku. Kalau Allah masih
mengatukan kita lagi, Insya Allah, aku tidak akan mengulang kejadian
yang sama dan tidak akan jatuh pada lobang yang yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar