Foto : Sikecil - Jihan. |
Ahir-akhir minggu ini aku sering
berpergian ke berbagai kota yang ada di daerah Sumatra Barat. Minggu ini aku berencana
akan mengisi waktu liburan semesterku berkunjung ke Kota Biru, Payakumbuh.
Seperti biasa sebelum berangkat aku harus terlebih dahulu meminta izin kepada
semua pengurus surau tempat tinggalku dan juga ke tempat Panti Asuhan sebagai
tempatku memberikan ilmu-ilmu kepada adik-adikku disana.
Setelah semua tempat berpamitan pagi
sabtu itu kepada semuanya, aku terus melangkah siang itu terlebih dahulu ke
Batusangkar mengurus peminjaman tenda barak ke Kantor Kodim Pagaruyung.
Sesampai disana aku bertemu dengan beberapa orang berbadan tegap, berbaju
loreng dengan gaya kas mereka rambut pendek dan rapi. Terlihat mereka sedang
asyik duduk sambil bercerita didepan kantornya dan ada juga beberapa orang yang
sedang bermain volly di lapangan sebelah kantor itu.
Setelah aku parkir motor di sebelah
kantor itu, aku berjalan menuju tempat piket.
“Assalamu alaikum Pak,” sambil berdiri
didepan salah seorang petugas piket.
“Wassalamu alaikum warahmatullahi
wabarokatu, ada perlu apa ya Dek ?” penasaran dengan kedatanganku ke sana.
“Begini Pak saya dari Organisasi Tubuh
Jendela akan melakukan kegiatan workshop latihan kepenulisan dan kemah bersama
di alam terbuka, mulai tanggal 31-2 Februari. Tujuan saya ke sini mau
mengantarkan surat peminjaman tenda barak,” sambil mengodorkan sebuah amplot yang
ku keluarkan dari dalam tasku kepada Bapak itu.
“Maaf sebelumnya Dek, orang yang
bertugas dalam peminjaman tenda barak ini sekarang tidak masuk, mungkin
sekarang ini masukan saja suratnya dulu nanti kami memberikan surat ini kepada
Bapak itu. Mungkin besok Adik bisa ke sini lagi menemui Bapak itu, mengenai
boleh atau tidaknya.”
“Ia Pak, maaf sebelumnya saya boleh
mintak nomor Bapak itu Pak ?” dengan sedikit cemas.
“Boleh, 085274......”
“Terima kasih sebelumnya Pak,” sambil
pergi meninggalkan Bapak tersebut.
Setelah selesai sholat asyar aku
berakat ke Tanjung ke tempat Ibu untuk berangkat lagi ke Payakumbuh. Akan
tetapi sebelum aku berangkat ke sana, terdengar suara handphone-ku
berbunyi.
“Hallo, assalamu alaikum Ne,” jawabku
singkat.
“Wassalamu alaikum, Shal tunggu Ibu
dirumah ya ?”
“Iya Ne,” dengan singkat.
Akhirnya aku berjalan ke tempat kakakku
untuk menunggu Ibuku, sesampai di rumah sambil menunggu Ibuku datang aku
mencari-cari sebuah benda dari dalam tasku. Aku membuka buku novel yang
bersampul merah dengan judul,”Aku, kau dan Sepujuk Angpau Merah,” karangan Tere
Liye. Beberapa menit membaca mataku mulai terasa berat. Suara sms dari handphone-ku
menghilangkan rasa kantukku. Ternyata itu sms dari sahabatku Vinda.
“O...ya Shal, bisa kirimkan brosur
kemarin ke pesan FB Via ?”
“Insya Allah Via, tapi sebentar lagi
ya, gimana ?” jawabku singkat.
“Iya gak papa, tapi hari ini ya
?”ciloteh sabahatku.
“Ok,” balasku singkat.
Aku melihat jarum jam di dinding telah
menunjukan pukul 4.30 sore, akan tetapi Ibuku belum juga muncul-muncul. Dalam
hatiku hanya bisa berprasangka positif saja, mungkin masih mempersiapkan segala
sesuatu yang akan dibawa.
“Ne, saya keluar sebentar mau ngirim
sesuatu dulu di warnet,” sambil berjalan keluar.
“Bukannya kamu mau pergi ke Payakumbuh
?” dengan nada penasaran.
“Iya, tapi Ibu belum datang juga.
Lagipula sebentar kok.”
“Kalau nggak langsung saja ke
Suraunya.”
“Iya,” dengan suara yang mulai
menghilang dari kejauhan.
Tidak beberapa lama aku telah asyik
mengotak-atik FB-ku dan mengirim brosur tersebut. Hanya sekitar sepuluh menit
brosur itu telah aku kirim ke pesan dan pengiriman khusus ke alamat Fbnya.
Karena jaringan sedikit lola (loding lama) di warnet ini, membuatku
kesal sambil menunggu. Setelah semua selesai baru aku menjemput Ibu yang
ternyata telah menungguku dua jam yang lalu. Karena terjadi misscomunication
diantara kakakku dan Ibuku. Jadi beginilah jadinya, tidak kusangka kami
sama-sama menunggu di tempat yang berbeda.
Akhirnya sekitar pukul lima kurang
aku, Ibuku dan Wahyu anak kakakku pergi ke Payakumbuh. Ibuku sangat rindu
sekali melihat cucunya di Tae, Payakumbuh. Mungkin sudah lama juga tidak
bertemu dengan cucunya itu. Kira-kira 90 menit dalam perjalanan
Sungayang-Payakumbuh, lebih kurang 50 KM. Rasanya badanku sedikit letih membawa
motor setelah sampai di rumah yang kami tuju.
Setelah memarkir motorku di belakang
rumah. Tiba-tiba datang si kecil sambil berlari kepadaku dengan senyumannya
yang manis lengkap sudah kegembiraanku di buatnya. Sambil memeluk dan memcium
pipinya aku berjalan sambil mengendongnya ke dalam rumah. Ternyata Ibuku telah
berada didalam rumah sambil sibuk-sibuk mencari si kecil ‘Jihan’ setelah Ia
melihatnya berada dipangkuanku Ibuku mengambil dan melepaskan rasa rindunya.
Dia mencium pipinya dan memeluk si kecil ini dan Wahyu pun juga ikut berkumpul
dalam ruangan itu.
Ibu kakakku itu hanya termenung
melihat kejadian itu sambil melangkah menuju kami.
“Sholatlah dulu, Li,” dengan menyebut
nama Ibuku.
“Iya Bu,” yang masih duduk dengan
cucunya.
Setelah semua sholat, kamipun
berkumpul untuk makan malam bersama. Tidak beberapa selesai makan kami pun
melepaskan rindu dengan bermain dengan anak kakakku. Karena kesibukan kakakku,
Dia tidak datang hari itu karena masih berada di Solok dalam tugas kerjanya.
Rasanya kami telah lama tidak bertemu dan saling melepaskan rasa rindu itu.
Tidak terasa capek dan keletihan lagi dalam perjalanan tadi yang telah terobati
dengan kehadiran sikecil. Sungguh sikecil ini menyihir setiap mata yang hadir
hari itu menjadi suasana kegembiraan dan kepuasan tersendiri. Ditambah lagi
dengan wajahnya yang imut membuat geli dan gemas melihatnya.
Karena rasa capek dan letih tadi masih
terasa, aku baru bisa istirahat setelah si kecil tertidur. Kupejamkan mataku
yang sudah terasa berat itu di kasur yang empuk sampai aku tidak sadaran diri
lagi.
Keesokan harinya, sekitar pukul dua
kami berpamitan kembali ke Batusangkar dengan Ibu kakakku dan si kecil. Belum
habis rasa rindu itu, si kecil meminta untuk ikut bersama kami ke Batusangkar
meski harus tanpa Ayahnya. Setelah bersusah paya membuatnya agar tidak ikut dengan
kami. Dengan berbagai alasan yang akan timbul, kumelihat si kecil masuk kamar
dan termenung tidak di bolehkan pergi. Timbul rasa kasihan dari dalam diriku,
kuberjalan dan mendekatnya sambil memelukku.
Setelah suasana dapat di kendalikan
baru kami berangkat pergi dan berpamitan dengan Ibu kakakku dan si kecil.
Sebelum pulang Ibuku mau membeli oleh-oleh dulu untuk yang dirumah. Kumengajak
Ibuku ke Ramayana Payakumbuh untuk berjalan-jalan dan Wahyu sambil menikmati
suasana mewah fasilitas gedung tersebut. Tidak terasa waktu berlalu, ku melihat
jam handphone telah pukul 4 sore.
Saat diperjalanan masih di Payakumbuh,
tiba-tiba saja hujan lebatpun membanjiri kota ini. Kami beristirahat di salah
satu SPBU payakumbuh dan melaksanakan sholat asyar. Setelah selesai sholat kami
pun berangkat di tengah lebatnya hujan dengan memakai mantel. Hal ajaibpun
terjadi, di sebuah daerah lain di luar Payakumbuh hujan tidak lagi terasa
bahkan jalanan pun tidak basah sama sekali. Kumemutuskan untuk berhenti di
sebuah tempat orang berjualan gorengan sambil membereskan mantel tersebut.
Badanku terasa hangat kembali saat aku
memakan gorengan tersebut. Rasanya badanku kembali segar dan rasa dinginku
telah berangsur-angsur menghilang. Sekitar pukul enam kurang kami telah berada
di rumah.
Videoslots (video games) [Link Vào Trang Chủ_SODO66.PH] - VyTKLOT
BalasHapusVYTKLOT (video games) [Link Vào Trang Chủ_SODO66.PH] Video games are created youtube to mp3 in 2020 by Sega of America and have a great history.