Foto : Gustem - Irsal - Yudha # Sahabat Terbaik. |
Kasih sayang orang tua tekadang sangat
menentukan kepribadian dan tingkah laku seorang individu. Apalagi jika kasih
sayang yang didapatkan itu jauh banyak dan berasal dari orang lain. Padahal
hubungan antara si anak dengan orang itu tidak ada apa-apa. Dengan kebaikan
budi dan kedekatan dengan sahabat dan menganggap Ibu sahabat kita juga sebagai
ibu kandung kita sendiri maka dia juga menganggap kita layaknya sebagai seorang
anak kandungnya sendiri. Walaupun hanya satu dua kali berkunjung ke rumah
sahabat kita. Namun aura kedekatan dan aura kasih sayangnya mengamaratakan kita
sebagai anaknya di rumah tersebut. Bahkan hubungan itu akan semakin dekat dan
seperti saudara sendiri dengan sahabat kita. Itulah yang disebut dengan Ibu dan
Ayah angkat dari sahabat kita.
Foto : Gustem - Irsal - Haris # The Best Friend. |
Terkadang memang sulit mencari sahabat
yang mengerti dan padam akan kita itu. Namun mencari teman sangatlah mudah
dimanapun dan kapanpun kita mau. Saudara-saudara dari sahabat kita atau
anak-anak dari Ibu/ Ayah angkat kita juga kita jalin hubungan yang baik
terhadapnya dan jika dia membutuhkan bantuan kita maka jangan sungkan-sungkan
untuk membantunya serta anggap dia sebagai adik kandung kita sendiri.
Seorang anak yang baru beberapa minggu
di sebuah panti asuhan. Dia mulai melakukan pendidikannya di sekolah MTsN pada
salah satu sekolah di kampungnya. Namun karena biaya pendidikan yang lumayan
mahal serta biaya hidup yang besar untuk setip hari. Makanya Irvan dimasukan
oleh orang tuanya ke panti asuhan, bahkan Ayah kandungnya sudah tidak ada lagi.
Karena pada usia lima tahun Ayahnya meninggal dunia disebabkan terjatuh pada
sebuah pohon kelapa dikala senja.
Namun hal itu tidak menjadikan Irvan
untuk tidak sekolah dengan adanya panti asuhan itu dia dapat melaksanakan
pendidikan disana. Bahkan mendapatkan teman-teman baru disana, dia juga tidak
akan kesepian lagi disana karena ada banyak teman-temannya di tempat itu.
Setiap hari dia didik dengan ilmu agama dan belajar mandiri. Bahkan dia sempat bersedih dikala pertama
ditinggalkan orang tuanya dan bahkan jauh dari orang tuanya. Namun hal itu
tidak membuatnya hilang semangat, bahkan semakin hari dia semakin mengerti dan
paham dengan kehidupannya barunya di tempat itu.
“Main ke tempat Aris yuk Van ?” ajakan
temannya.
“Boleh juga Padri,” sambil mengejernya.
Teman-teman Irvan bukan hanya
orang-orang yang ada di asrama saja tetapi juga ada yang dari luar asrama
seperti teman-teman dekat asrama dan di sekolah. Selain itu jarak anatara rumah
Aris dengan asrama tidak begitu jauh dan bahkan dari atas asrama bisa kelihatan
rumah Aris itu. Selain itu mereka juga teman-teman satu sekolah bahkan pergi
dan pulangpun sama setiap hari. Hanya
berjalan sebentar saja kami sudah berada didepan rumahnya. Teryata disana Aris
sedang duduk-duduk dengan kedua orang tuanya di depan rumah.
“Apa acara Ris ?” sapa Padri.
“Nggak ada Padri, hanya santai-santai
saja sambil main gitar,” jawabnya.
“Ajarkan main gitar dong Ris ?” pintak
Padri.
“Boleh.”
Akhirnya Aris mengajarkan Padri
bermain gitar mulai dari kunci-kunci dasar dan letak tangannya. Irvan hanya
memperhatikan mereka dari disana. Tanpa terasa sore pun sudah mulai datang dan
kami kembali ke asrama setelah berpamitan dengan kedua orang tua Aris dan dia.
Setelah Irvan terbiasa bermain ke sana
dan bahkan sudah bertahun-tahun dia sudah mulai akrab dan kenal dengan orang
tua Aris bahkan adiknya satu-satunya. Irvan sudah menanggap orang tua Aris
sebagai Ibu angkatnya sendiri dan adiknya sebagai adikku sendiri. Ibu angkatnya
itu sangat baik sekali dan ramah namanya Bu Yanti. Dia bekerja sehari-hari
sebagai pedagang penjual sayur-sayuran di pasar daerah Lintau. Bahkan hanya
libur dua kali dalam satu minggu ke pasar, selain itu Ayah angkatku juga baik
dan kreatif. Ayah angkatku bernama Ayah Yunan begitulah orang-orang
memanggilnya dan bahkan sentuhan tangan Ayah selalu bernilai seni yang bagus.
Walaupun hanya pergi seorang diri
Irvan tidak canggung lagi dan sudah menganggap rumahnya sendiri serta sering
makan disana. Bahkan Irvan sering membantu adik angkatnya yang bernama Pipi untuk
mengerjakan tugas sekolahnya. Bahkan sampai kedua temannya itu tamat dari MAN
dan memutuskan untuk pergi merantau Irvan tetap menjalin rasa keluarga dengan
orang tua Aris.
Setelah Irvan tamat juga dari MAN dan
tidak tinggal di asrama lagi dia tetap sering bermain ke rumah Ibu angkatnya
itu. Walaupun hanya sekedar melihat kondisi mereka dan teradang Irvan juga
sering membantu mengikat serta membersikan sayur-sayuran yang akan dijual ke
pasar besoknya. Sampai Irvan kuliah disebuah perguruan tinggai pun hal itu
masih berlanjut. Bahkan ketika Irvan akan ujian semester dan akan berpergian
selalu meminta restu dari Ibu dan Ayah angkatnya itu. Bahkan mereka juga
menganggap Irvan sebagai anak angkat mereka.
Selain itu Irvan juga memiliki sahabat
baik dengan Gustem. Selain sahabat sejak MTsN dan juga di MAN mereka juga
akrab. Bahkan hubungan mereka semakin baik dan dekat juga sama halnya dengan
orang tua Aris. Bahkan Irvan terkadang juga berkunjung ke rumah Gustem dan
disambut dengan hangat oleh orang tuanya serta adik-adiknya. Bahkan Irvan
sering ditawari dan makan sate buatan Ayah dan Ibu angkatnya itu. Memang
pekerjaan kedua orang tua angkatnya itu sebagai seorang pedagang sate keliling
dan juga sebagai seorang petani.
Walaupun sudah tidak sama-sama sekolah
lagi namun hubungan Irvan dan Gustem tidak pernah berubah dan bahkan semakin
dekat. Selain jarang bertemu dan sibuk dengan kegiatan sendiri-snediri namun
hal itu tidak pernah merubah kedekatan mereka berdua. Bahkan Irvan juga meminta
restu Ibu dan Ayah angkatnya ketika akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Pesisir Selatan. Rasa kekeluargaan antara kami smakin kokoh dan bahkan Gustem
dan Ibunya juga pernah ke rumah ketika hari lebaran datang begitu juga Irvan
juga berkunjung ke rumah Ibu dan Ayah angkatnya.
Selain itu ketika mengikuti KKN di
Pesisir Selatan Irvan juga mendapatkan Ibu dan Ayah angkat juga disana. Bahkan
mereka tidak menganggap anak KKN sebagai orang lain malahan sama dengan
anak-anak mereka. Bahkan kami sering berbuka bersama, bekerja bersama dan
jalan-jalan bersama.
Bukan hanya itu selesai KKN Irvan juga
memiliki Ibu angkat baru di Bukittinggi. Walaupun hanya rumah sederhana, namun
hati Irvan bahagia dan senang tinggal disana dan juga mempunyai Ibu angkat yang
baik hati kepadanya. Bahkan Irvan sudah tidak dianggap sebagai anak kosnya,
malahan sudah dianggap sebagai anak angkatnya sendiri. Begitulah cara Irvan
menjalin hubungan kekeluargaan dengan orang lain, walaupun belum begitu kenal.
Tingkah laku dan budi pekerti juga sangat menentukan baik buruknya suatu
hubungan dengan orang yang kita dekati.
Selain itu Irvan juga memiliki Ibu dan
Ayah angkat di Malalo, sahabat di tempat KKN yaitu Yudha dan terus berlanjut
hingga sekarang. Bahkan Irvan menyempatkan diri untuk ke tempat Ibu dan Ayah
angkatnya saat ada waktu.
0 komentar:
Posting Komentar