Gambar : Kota Bukittinggi Nan Indah. |
Jauh jauh hari aku merencanakan untuk
pergi ke Bukit tinggi, karena sudah lama juga aku tidak jalan-jalan ke sana,
serta aku ada janji dengan sahabat terbaikku yang sedang kuliah di UNP cabang
Bukit Tinggi. Memang benar kata orang bahwa “kalau sesuatu itu kalau terlau
direncanakan dan diatur sedemikian sempurnanya, terkadang gagal karena terlalu
direncanakan, akan tetapi kalau sesuatu itu tidak direncanakan maka sering kita
lakukan dan tanpa kita rencanakan dengan sempurna.”
Apalagi aku sudah berjanji akan
menemuinya disana, tetapi karena sikon alias “Situasi dan Kondisi” yang tidak
merndukung, terkadang hari hujan, apalagi saat ini kita kedatang musim hujan.
Sebelum aku menemui sahabatku disana aku telah mempersiapkan segala hal yang
akan membuatnya senang, terhibur dan senang, apalagi aku dan sahabatku ini
jarang bertemu, palingan aku bertemu dengan dia bisa dihitung jari dan karena kami
berjauhan dan itu yang membuat kami terpisah dan jarang bertemu.
Aku telah berencana akan berangkat
hari minggu tangal 16 September 2013, dan aku telah membatalkan semua kerjaku
untuk hari itu apalagi kegiatan yang baru yang datang dari kakakku untuk
membantunya. Karena aku telah berniat dan tekapku telah bulat, maka aku
terpaksa sedikit berbohong dengannya, karena aku tidak ingin apa yang kurencanakan
akan gagal dan akan membuatku menyesal. Maka aku terpaksa mengatakan kepadanya,
“Aku ada kuliah tambahan dan aku tidak bisa membantunya untuk minggu besok.”
Malam Jum’atnya aku sengaja mengambil
paket nelpon axis-ku untuk menelpon sahabatku itu, maka sekitar jam 21.30 WIB aku
menghubunginya dan mengatakan kalau aku akan ke tempatnya hari minggunya,
karena aku ingin sedikit berlama-lama dan bermain disana, biar waktunya itu
agak lama. Akan tetapi karena sahabatku ini orangnya sedikit sibuk dan dia
termasuk orang yang paling aktif di kampusnya alias “aktifis kampus”, maka dia
tidak bisa untuk menemuiku kalau hari Minggu, aku tahu kalau sahabatku ini hari
Sabtu libur tetapi tidak denganku, aku ada jadwal kuliah hari sabtu itu sampai
sore.
Aku juga menghargai kesibukan sahabatku
ini, dan aku tidak ingin dia nanti kecapean gara-gara harus menemuiku, maka
karena dia mengatakan akan naik Gunung Merapi hari Sabtu itu setelah badda
Ashar. Karena aku masih ingin bertemu dan tela terlanjur berjanji dengan
sahabatku ini, makanya aku mengatakan kalau kita bertemunya kalau dia tidak
sibuk saja, dan dia juga tidak bisa Minggu selanjutnya karena dia harus
mengospek mahasiswa baru sehari di kampus, dan tidak memungkinkan juga untuk aku
bertemu dengannya hari itu, dan tidak mungkin juga juga harus berlama-lama
berjanji dan terus menunda-nunda keberangkatanku itu. Aku juga tidak ingin
menghilangkan kepercayaan dia kepadaku, walaupun aku sering bercanda dan
bergurau untuk begini begitu, dia juga tahu kalau aku tidak akan melakukannya.
Maka dari itu aku tidak ingin menghancurkan kepercayaannya itu, karena dia
terus aku kasih janji dan janji walaupun ujung-ujungnya berakhir dengan “kidding”
hanya gurauan semata.
Aku juga merencanakan akan menemuinya
sebelum tanggal 10 Oktober bulan depannya dan akan menemuinya sebelum tanggal
itu, dan aku akan memberikannya tanda persahabatan kalau sebelum bulan Oktober
sebagai hadiah perkenalan dan hadiah yang aslinya adalah bulan selanjutnya.
Maka hari sabtu aku masuk kuliah jam 09.00 WIB dengan pak Fauzi kuliah Inter I,
eh ..eh ternyata setelah pagi itu juga lihat jadwalku masuk ternyata jam 08.05
di gedng L.2.2.
Langsung saja kulihat jam, dan jam
menunjukan jam 08.30 WIB, langsung terucap oleh ku, “innalillahi wainna
ilaihi roji’un” dan mengucap istigfar, beberpa kali, tanpa pikir
panjang aku keluarkan motorku dan aku panaskan, mandi, siap-siap untuk
berangkat dan pergi ke kampus, tetapi sebelum aku ke kampus aku sms salah
seorang temanku. Aku menanyakan kepadanya, “apakah Bapak Fauzi sudah masuk ?”
dan dibalasnya “belum”, maka terucap lagi olehku, “allahamdulillah” maka
dengan tergesa-gesa aku masukan NB, buku-buku dan berbagai macam keperluan di
kampusnya ke dalam tas. Akhirnya setelah telah siap dan ku mendengar bungi sms
masuk dan ternyata Bapak Fauzi sudah masuk, dan ku lihat jam sudah jam 09.00
WIB aku pergi ke kampus dengan kecepatan penus seolah-olah dengan berkejaran
dengan waktu.
Aku letakkan motorku di parkiran dan aku
menuju gedung L dan mengetok pintu, “tok...tok...tok, assalamu
‘alaikum pak”, silahkan masuk kata bapak itu, aku duduk dan yang terlintas
dalam pikiranku waktu aku telat adalah biasa saja telat di awal-awal
perkuliaan, karena pertama kuliah juga pengantar, perkenalan dan kontrak kuliah
dengan dosen. Setelah perkuliahan selesai aku mengatakan berapa lama aku telat,
ternyata sudah setengah jam aku berangkat. Waktu menunjukan jam 10.00 dan
perkuliahan selesai dan ada teman-temanku mengatakan kalau nanti sore kita
tidak kuliah.
Langsung teringat akan sahabatku, dan aku
telpon katanya dia tidak sibuk sekarang dan lagipula dia berangkat nanti badda
Asyar, aku tanya, “apakah bisa kita bertemu sekarang, karena aku tidak kuliah
nanti sore”, dan dijawadnya “bisa, tapi hati-hati saja kalau berangkat ke Bukit
Tinggi.” Aku berpikir kalau bukan sekarang aku pergi kapan lagi, jadi
cepat-cepat aku ke perpustakaan kampus untuk memperpanjang buku, menyerahkan
buku-buku seniorku dan meminjamkan dengan buku semerter sekarang yaitu buku
Akuntansi Keuangan Lanjutan I buku 2, dan karena aku hanya membawa satu helm
maka aku pinjam helm temanku yang terdekat dengan kampus.
Waktu itu aku juga membawa sedikit
uang karena tergesa-gesa aku pinjam uang temanku dan aku isi minyak motorku dan
langsung menuju bukit tinggi lewat Batusangkar, “I am Coming Bukit
Tinggi”. . . sambil berteriak. Karena hari itu hari Sabtu setelah dipikir-pikir
untuk reflesing dengan menyegarkan pikiran dan aku pengen meminjam buku
novel sahabatku yaitu “Rantau satu Muara” dan menempati janjiku dengan sahabatku.
Dalam perjalanan aku merasa senang,
bahagia dan membuat aku berpikir beberapa kali dengan kekaguman alam yang
terbentang luas dan indah seolah-olah pikiranku terasa sengar dan tanpa beban,
walupun aku tidak jadi pergi ke Malibo Anai dengan teman-temanku yang sedang
mengospek mahasiswa baru disana, tapi aku tetap bisa bersenang-senang walaupun
hanya sendiri. Aku tidak pernah menganggap aku sendiri karena aku mempunyai
sahabat yang selalu menemaniku dan mengantarkan aku kemana aku pergi yaitu
motorku sendiri, seolah-olah dia itu hidup dan berbicara kepadaku, serta
bentangan alam yang hijau, luas dan indah yang memberikan ketenangan dan kepuasan
tersendiri dalam hidupku dan perjalananku dan setiap jalan yang aku lalui
seakan-akan menemaniku dan memberikan keindahan dan semangat baru dalam diriku.
Aku juga menemukan kosa kata dalam
perjalan itu yang aku dapat dan terinspirasi oleh sebuah motor yang aku temui
beberapa kali sampai ke Bukit Tinggi, yaitu “Kita mempunyai arah yang sama,
tetapi tujuan yang berbeda.” Sebelum kuberangkat tadi aku menargetkan akan
sholat Zuhur di Bukit Tinggi, akhhirnya Allah mengabulkan permintaanku dan aku
sholat disalah satu mesjid disana, dan setelah sholat aku bertanya kepada salah
seorang jama’ah, “Lapangan Kantin bisa gak lewat ini Pak ?” dan di jawad “bisa,
jalan ini lurus saja dan nanti belok kiri, dan aku telpon temanku dan dia
mengasih aku arah ke tempat kosnya, baru ini aku ke UNP cabang Bukit Tinggi dan
setelah aku menunggu di sebuah persimpangan di depan SD 19 dan aku telpon
sahabatku ini ternyata tempat kosnya tidak jauh dari sana, dan tepat didepan SD
itu dan dia juga dari tadi melihatku berdiri dan menelponya dan dia sudah
berada didepan aku.
Dengan sedikit canda, “Mau kemana vinda
?” dan dia menjawab “Mau ngasih novel sama seseorang dan memberikan novel itu
kepadaku”, dan sedikit terseyum aku ambil dan sahabatku ini bertanya lagi, “Mau
kemana kita Van ?” dan aku jawab “terserah vinda, tapi aku ingin ke tempat yang
sering dia kunjungi disini”, dan dijawab dengan sedikit canda, “dia sering ke
kampus, nongkrong dan makan-makan”, terserah vinda saja, akhirnya setelah
jalan-jalan dan bolak balik mencari jalan yang di tuju dan menjadi daerah tujuan,
akhirnya aku dan sahabatku masuk dan duduk-duduk didepan Ngalau Sianok dan Lobang
Jepang, dan aku juga mengatakan kepadanya, “ternyata disini banyak sahabat Vinda
ya ?”.
Dia duduk di tempat itu sambil membuka
NB alias “NoteBook” dan aku pergi ke pinggiran pagar dan mengambil beberapa
buah fhoto sebagai kenangan-kenangan dan duduk didekat sahabatku ini, dan kami
bercerita-bercerita dan ngobrol-ngobrol dan dia memberikan Nbnya untuk mencari
film yang akan di kasihnya kepada ku dan ku juga memberikan NB-ku dan kami
saling membagi file dan program lainnya yang ada olehku dan yang ada oleh
sahabatku ini.
Setelah duduk dan ngobrol-ngobrol
tidak terasa waktu sudah berlalu dan menunjukkan pukul 15.00 dan di warnai
dengan hujan grimis. Sebelumnya dia juga mengatakan dia hanya ada waktu satu
jam, padalah sebelumnya telah aku kira akan ada waktu tiga jam, dua jam untuk
jalan-jalan dan satu jam untuk santai ternyata hanya ada waktu satu jam dan
katanya dia akan berkumpum di kampus jam 14.00 WIB. Karena keasyikan dan
terbawa dengan suasana yang indah, nyaman dan senang akhirnya sudah jam 15.00
WIB.
Akhirnya aku mengantarkan sahabatku
untuk pergi membeli sarung tangan untuk keperluan mendaki nanti dan aku
antarkan walaupun di tengah gerimisnya hujan yang membasahi, dan aku tidak tega
melihat kalau dia pulang sendiri dan memintaku untuk pulang duluan dan aku
mengatakan aku akan mengantarkannya dan akan membawanya kembali dimana aku
menjemputnya.
Setelah menunggunya pergi membeli sarung
tangan, sambil berteduh aku melihat stiker logo chelsea yang kelihatannya bagus
dan kubeli, dan tidak lama setelah itu dia datang dan aku menjawab dengan
sedikit canda, “Mau kemana buk ?”, dijawab “Tukang ojek ya ?”, dengan sedikit
senyuman dan berangkat menuju kosnya kembali dan sebelum aku pulang aku memberikan
pesan kepada sahabatku, bahwa “Aku melakukan yang terbaik untuk sahabat yang
terbaik baik”, dan mengatakan terus semangat dalam kuliah dan berpamitan pulang
dan dia mengatakan “kalau hati-hati saja dijalan”, aku pulang. Tidak jauh dari
situ aku berhenti dan sms nya, “lakukan yang terbaik untuk orang-orang yang
terbaik, dan aku tidak ingin mendengar hal yang tidak baik tentang Vinda dan
aku ingin mendengar hal –hal yang baik tentang Vinda dan aku orang yang pertama
kali yang akan mengucapkan selamat kepada Dia”
Sebelum pulang aku sholat Asyar dulu
disalah satu mesjid disana dan pergi ke pasar di dekar Jam Gadang membeli
keperluan pribadi dan pulang sampil melihat ke Jam Gadang yang menunjukan jam
16.30 WIB serta disambut oleh serbuan hujan lebat. Aku tidak mau kalah oleh
cuaca seperti ini dan kuambil mantel dan pulang ke Batusangkar dan pukul 17.55 aku
sudah berada di Batusangakar dan aku sampai di rumah jam 18.15 WIB dan Aku
langsung mandi dan siap-siap untuk sholat Magrib.
Akhirnya aku telah menempati janji sahabatku
dan refresing yang seru, fantastik, menyenangkan dan menarik dan
semangat yang baru untuk mengejar cita-citaku untuk terus maju dan menjadi
lebih baik dari hari kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar