Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Selasa, 30 Mei 2017

KEDATANGAN AYAH

Share

Gambar : Pemakaman.

Keluarga adalah hal yang sangat menyenangkan dalam suatu rumah tangga yang dibangun dengan landasan cinta, kasih sayang serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Itulah yang yang sangat penting selain saling mengerti dan keromantisan, namun itu hanyalah pelengkap dalam keutuhan membangun keluarga sakinah, mawadda, dan warohma. Setiap orang pasti menginginkan keluarga yang bahagia baik di dunia dan akhirat. Bahkan semua itu terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Memang benar bahwa manusia hanya mampu membuat rencana namun segala keputusan hanya terletak pada Allah Swt.

Memang takdir itu tidak bisa dirubah, akan tetapi nasip seseorang hanya dia sendiri yang menentukannya. Jika dia hanya hidup sekedar hidup dan tidak pernah berusaha, maka dia memilih jalan hidupnya seperti itu. Namun lain halnya dengan orang yang berjuang dengan hidupnya bersungguh-sungguh dalam setiap pekerjaan dan fokus dengan apa yang dihadapinya. Orang-orang yang tidak menyerah walaupun sering jatuh dari perjuangannya, karena orang yang kuat dan akan sukses itu adalah orang-orang yang mampu bangkit dari keterpurakannya dan menjadikan kekurangan yang ada padanya menjadi senjata untuk terus maju. Bahkan orang yang hebat itu adalah orang yang mau bangkit walaupun sering kali terjatuh.
Aku pernah mendengar sebuah ayat Alquran yang menerangkan bahwa segala kesulitan yang diberikan Allah kepada hambanya tidak akan melebihi batas kemampuannya. Karena itulah jangan pernah menyerah dengan berbagai cobaan hidup ini. Kehidupan ini bukan hanya sekedar hidup untuk bertahan hidup saja, bagaimana perkataan Buya Hamka, “Hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Makan hanya sekedar makan monyet juga makan.” Itu artinya bahwa apapun yang dilakukan harus memikirkan baik buruknya dan bukan mengedepankan hawa nafsu semata. Tidak. Namun, semua harus berjalan dengan rencana dan bagaimana kita menata serta trategi di setiap tindakan.
Keluarga yang lengkap adalah salah satu pemicuh hadirnya kasih sayang dan keharmonisan dalam menjalaninya. Akan tetapi jika salah satu dari mereka tidak ada maka akan menjadi sesuatu hal yang sangat tidak mengenakkan dan kekurangan setiap menjalaninya. Begitulah yang dihadapi oleh salah satu keluarga yang sudah lama kehilangan sosok seorang ayah yang sangat dirindukan. Kekurangan seorang ayah adalah hal yang sangat menyakitkan dalam hidupnya, apalagi setiap melihat seorang bapak-bapak yang berjalan berdua dengan anaknya sambil berpegangan tangan. Ada juga saling bercanda satu sama lain, saling bercerita dan sebagainya, itu selalu membuat hatinya terluka. Karena dia tidak begitu merasakan indahnya memiliki seorang ayah, senangnya bercerita dan bercanda dengan sosok tersebut. Itulah takdir yang tidak dapat dielakkan lagi oleh seorang wanita muda dan seorang adik laki-lakinya.
Mereka kehilangan ayah sejak adiknya berumur lima tahun dan ayahnya sudah didapatinya terbaring di tengah rumah. Disebabkan terjatuh saat mengambil buah kelapa sore hari dan jatuh diatas batu, hanya itulah cerita yang dapat dari ibu dan orang-orang yang hadir sore itu.

***

Sejak saat itu rumah tangga mereka tidak seindah yang inginkan, hidup serba kesulitan. Apalagi beban ibu bertambah dengan kehilangannya peran seorang ayah yang selalu giat membantu. Namun sekarang apa hendak dikata, semua itu harus dilalui dengan sebaiknya-baiknya. Walaupun ayah sudah meninggal namun sosoknya akan selalu hidup dalam jiwa kami.
Kak Yeni yang hidup juga dalam serba kesulitan dan ditambah juga dengan kepulangan suami beberapa bulan yang lalu. Membuat Kak Yeni serba sulit dengan kondisi yang menjempitnya, apalagi dia harus membiayai anak semata wayangnya yang masih duduk di kelas tiga. Seiring berjalannya waktu adik kecilnya yang tumbuh menjadi remaja yang masih menjalankan perkualihan di salah satu perguruan tinggi ternama di Batusangkar. Akan tetapi sejak kepergian sang ayah, hidup mereka harus terpisah karena dorongan ekonomi yang lemah dan semangat belajar yang tinggi. Akhirnya adiknya Irvan ditempatkan pada suatu panti asuhan di Sungayang, sejak saat itu sampai sekarang telah berhasil menyesaikan sekolah menengah dan sekolah lanjutan di MAN 1 Batusangkar.
Irvan yang sejak menamatkan MAN sudah menetap di salah satu mushalla di Sungayang. Bahkan dia jarang sekali pulang kampung, walaupun jaraknya tidak begitu jauh.
Suatu malam Kak yeni hanya berdua di rumah dengan seorang anaknya. Namun seperti biasa aktifitas yang dilakukannya tidak jauh berbeda dengan kesehariannya. Terkadang ada temannya yang sering berkunjung ke rumah dan mereka saring bercerita sama lain. Ada juga mereka menontong bersama dan bahkan mereka juga mengajarkan anak-anak mereka membimbing dalam belajarnya malam.
Tiba-tiba saja dikala Kak Yeni sedang asyik-asyik duduk di rumah dan entah apa yang dipikirkannya. Dia merasakan goncangan yang begitu hebat sehingga tubuhnya terdorong ke kiri dan ke kanan. Dikala suasana yang menegangkan itu terjadi. Maka tiba-tiba datanglah sosok yang sudah tidak ganjil lagi oleh kak Yeni. Ayah datang dari luar sambil berjalan dan menatap Kak Yeni dengan wajah aneh serta wajah kurang enak tanpa keluar sedikitpun kata-kata dari mulut ayah.
Melihat ayah yang sudah berdiri didepannya dan ditambah juga dengan wajah yang kurang mengenakkan. Maka Kak Yeni dengan tidak sengaja menangis sejadi-jadinya sambil meminta maaf kepada ayah. Apakah karena terlalu rindu atau karena kesalahan yang pernah dilakukan Kak Yeni kepada ayah tidak tahu juga.
“Ampun Yah,,,ampun Yah,,,ampun Yah,” terus menangis dan memengang tangan ayah.
Kejadian itu membuatnya terbagun dari tidurnya.
“Ternyata hanyalah sebuah mimpi, akan tetapi kenapa ayah datang dengan kehadiran yang tidak menggenakkan ? Apakah yang telah terjadi dengan ayah ? Atau apakah ini pertanda ada bencana yang menimpa kuburannya ?” pikirnya dalam hati.
Mata yang masih berat dan dinginnya malam Kak Yeni kembali tertidur disamping seorang anaknya.
Keesokan harinya terdengar suara motor yang datang dan memarkirkannya di depan rumah. Ternyata yang datang itu adiknya Irvan entah dari mana.
“Assalamu ‘alaikum,” sambil berjalan masuk ke dalam.
“Wassalamu ‘alaikum,” sapanya dari dalam rumah.
Irvan menaruh tasnya diatas sebuah bangku di pojok ruangan sambil duduk di kursi tersebut. Kak Yeni juga duduk di dekat adiknya.
“Dari mana Van ?” sapanya kepada adiknya.
“Dari mushalla Kak, Wahyu sudah pulang Kak ?”
“Belum, mungkin sebentar lagi pulang. O..ya Van semalam Kak bermimpi dengan kedatangan sosok ayah.”
“Bagaiamana mimpinya Kak,” mencoba mencari tahu.
“Begini ruangan ini seperti bergoyang-goyang, dan ayah berdiri di depan pintu kamar Kak. Dia hanya diam dan menatap Kak dengan pandangan sedikit marah. Kakak juga tidak tahu apa maksud dari semua itu. Van, apakah juga pernah bermimpi dengan ayah ?”
“Tidak pernah Kak, mungkin ada kejadian yang menimpa ayah hingga dia datang dengan wajah yang tidak sewajarnya,” mencoba memberi jawaban.
“Mungkin juga Van, atau mungkin kuburan ayah di Jorong V kenapa-napa lagi Van ?”
“Iya juga ya Kak, atau mungkin kuburan ayah rusak atau sebagainya.”
“Mungkin juga, setiap shalat apakah selalu berdoa untuk beliau Van ?”
“Insya Allah ada Kak, kalau Kakak gimana ?”
“Jarang juga sih.”
“O...itu mungkin semua itu adalah teguran untuk Kakak yang lupa mendoakan beliau dan jarang selalu mengaji quran untuk beliau,” mencoba memberi penjelasan.
“O..iya mungkin karena itu juga kali Van.”
Perbimcangan yang singkat itu membuat Kak Yeni tidak pernah lagi melupakan dia selalu berdoa untuk sang ayah tercinta dan mengaji setiap malam serta jika ada waktu luang. Walaupun mereka jarang bertemu akan tetapi persaudaraan kedua adik dan kakak itu tidaklah berjauhan juga. Namun sebaliknya rasa kasih sayang dan saling membantu terjalin diantara mereka. Jarak yang jauh dan waktu tidak membuat mereka untuk selalu menjali serta rasa kekeluargaan yang begitu tinggi.







0 komentar:

Posting Komentar