Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 03 April 2017

PERJALANAN 23

Share


Foto : Tajri (kiri) dan Hamida Yani (kanan).
 Hari Sabtu besok aku tidak kuliah karena tidak ada jadwal kuliahku hari itu, serta tidak ada juga tambahan kuliah untuk hari tersebut. Aku teringat janjiku yang dulu yang pernah kuucapkan kepada sahabatku, “insya Allah, jika ada waktu Van akan menemanim Manda buat jalan-jalan keliling Danau Singkarak, akan tetapi nanti Manda juga harus menemani Van jika keluar dari Tanah Datar.”
Bagiku janji adalah hutang, maka aku berusaha meluangkan waktuku untuk menempati janjiku kepada salah satu sahabat yang terbaikku. Setelah membuat kesepakatan mengenai kapan akan pergi dan jam berapa. Akhirnya diputuskanlah hari Sabtu besok berangkat lagi pula aku libur termasuk Manda yang juga satu kelas denganku.

Aku berjanji akan menjemput Manda setelah badda’ Zuhur, setelah makan, sholat, dan aku mempersiapkan segala kebutuhan yang akan kubawa nantinya. Setelah semua siap, aku menuju Batusangkar. Beberapa menit aku sudah berada didekat kosnya, aku memberikan kabar kepada Manda kalau aku telah didepan kosnya.
Beberapa menit berlalu, datanglah Manda dengan baju putihnya seolah-olah mengenakan sebuah gaun pesta saja. Manda berjalan pelan dan dia kelihatan serasi dengan baju yang pakainya serta ditambah lagi dengan senyuman kecilnya.
“Van...Kita mau kemana ?”setelah sampai di dekatku.
”Naik saja dulu Manda nanti Van kasih tahu, pokoknya tempat yang sangat indah,” jawabku dengan sedikit membuat Manda penasaran.
Didalam hatiku berdialog, “Ternyata Manda tidak ingat kata-katanya yang dulu yang pernah disampaikannya kepadaku.” Seperti biasa kami ngobrol dan bersenda gurau untuk menghilangkan kejenuhan dan apalagi dengan Manda aku tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya. Maka aku harus ekstra hati-hati membawa motor, bahkan kalau terjadi sesuatu atas Manda dalam perjalanan ini aku akan berusaha menjaganya baik dari hal-hal yang tidak diinginkan sampai hal-hal yang tidak terduga nantinya.
Entah kanapa Manda percaya saja dengan keputusan yang kuambil jika aku mangajaknya untuk refresing, dia juga tidak takut kalau aku akan mencelakakannya dalam pembiraannya waktu itu. Walaupun begitu, mungkin karena didikan dan ajaran diriku sampai menekan segala nafsu dan kejahatan dari bisikan setan yang mencoba mencelakakanku. Akan tetapi aku masih bisa untuk mengendalikan nafsu dan mencoba berpikir jernih. Serta Manda adalah orang baik-baik dan tidak mungkin akan kukotori dengan perbuatan terlarang dan jika memang jodoh pasti akan ada waktunya nanti.

***

Ditengah perjalanan kumelihat sesuatu yang sangat indah dan membuat pikiranku terasa segar, mataku terasa terbuka betapa luasnya bumi Allah ini. Tempat itu adalah diatas puncak bukit sebelum sampai di tepi Danau Singkarak, aku melihat semua bibir danau dari atas sana, ada jalan-jalan, perkampungan di keliling danau serta beberapa orang kelihatan lalu lalang di jalan.
Dalam hatiku mengucapkan, “Subhanallah, betapa luas dan indahnya ciptaan Allah ini, maka tidakkah kita untuk terus mensyukuri segala apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.” Aku hanya melihat Manda menikmati suasana tersebut seperti aku menikmatinya juga.
Aku mangajak Manda untuk melanjutkan perjalanan, dalam perjalanan baru aku katakan.
”Kalau kita akan keliling Danau Singkarak. Van berusaha memenuhi apa yang Manda mau.”
Aku hanya melihat Manda tersenyum kecil sambil bicara.
 “Makasih ya Van.”
Aku sengaja berhenti sebentar dan menyuruh Manda untuk menunggu sambil menuju sebuah warung dengan membeli minuman. Aku sedang membawa motor agak sedikit kaget karena melihat seorang yang aku kenal terlihat didepan rumahnya, dia juga satu kelas denganku di kampus yaitu “Ibra.” Dalam pikiranku terlintas beberapa pendapat yang harus cepat aku jawab yaitu apakah aku harus menegurnya ? Atau aku harus berjalan dan pura-pura tidak melihatnya ? Maka kuambil saja kalau aku harus menegurnya dan jika dia tahu aku berjalan dengan Manda tidak masalah yang penting teman tetaplah teman. Ternyata firasatku benar kalau dia tahu Manda yang aku bawa dan aku juga hanya sekedar menegur dan berlalu di hadapannya,

***
Tanpa terasa waktu berjalan aku istirahat dengan Manda sambil melaksanakan sholat Asyar di salah surau di pinggir jalan, aku sholat dan Manda hanya menungguku diluar karena seperti biasa wanita diberikan Allah waktu untuk terbebas melaksanakan kewajibannya dan itupun hanya beberapa hari dalam satu bulan. Setelah semua terasa enjoy dan segar kami pun melanjutkan perjalanan mengelilingi danau.
“Hari ini kita keliling Danau Singkarak, besok-besok kita keliling dunia lagi ya Manda?” aku mencoba bertanya kepadanya.
Manda hanya tersenyum kecil dengan pembicaraanku, sebenarnya aku dan Manda sama-sama memiliki sebuah mimpi yaitu “Suatu hari nanti akan bisa keliling dunia.” Walaupun aku memiliki hal itu dan mimpi yang sama dengan Manda akan tetapi aku juga tidak terlalu berharap karena Manda telah dimiliki oleh orang lain dan sekarang Manda hanyalah sebagai sahabatku, dan jika benar suatu hari nanti aku bersama-sama Manda keliling dunia betapa senang dan bahagianya aku serta mampu mencapai mimpi secara bersama.
Ternyata aku dan Manda telah melebihi setengah danau setelah melewati pinggiran Kota Solok. Hampir setiap tempat yang kuanggap indah dan unik aku berhenti dengan Manda sambil menikmati semua yang ada didepan mata. Kami pun terhanyut dengan keindahan dan keunikan alam yang begitu indah, cantik, dan fantastik ditambah dengan keindahan air danau yang tenang dan luas.
Kami berhenti di sebuah tempat untuk istirahat sambil menikmati suasana sore yang sejuk dan permai sambil menikmati minuman dan makanan yang telah kubeli sebelum berhenti. Disana aku dan Manda ngobrol panjang lebar, ada juga memberikan motivasi kepada Manda dengan, “Perumpamaan air danau yang begitu bergelombang saat itu, dan ada sebuah kayu yang ada diantara gelombang tersebut sambil memberikan maknanya, ‘Jadilah Manda seperti sebuah kayu itu, walaupun seberapa banyak gelombang menerka dan membolak-balikkannya dia tetap tegar dan bangkit tanpa  menyerah dan pasrah dengan semua cobaan dan rintangan begitu juga dalam kehidupan ini.”
Aku juga bersenda gurau kepada Manda.
 “Manda belum mandi kan ? Mandilah dulu, Van tungguin loncat saja dari sini.”
“Seriuz ini Van, Manda loncat nih?” jawabnya sambil ketawa kecil.
 “Nanti kalau kanapa-kanapa Manda, Van juga yang harus tanggung jawab.”    
Entah kenapa baru kuingat kata-kataku tadi.
 “Eeee, , , Jangan Manda!! Nanti Van juga nggak bisa pulang kalau Manda kanapa-kanapa,” jawabku sambil mencoba meredakan suasana.
“Emangnya kenapa kalau Van gak bisa pulang gara-gara nggak ada Manda,” tanya Manda.
“Ya iya lah Manda, tadi Van jemput Manda di kos masih sehat dan utuh, terus kalau Van pulang tanpa Manda ya harus tanggung jawab lah Van Manda,” sambil berjalan mendekati Manda.
“Iya deh, Manda nggak jadi loncat kok,” jawabnya.
“Manda lihat nggak sunset di ujung sana?”sambil menujuk ke arah tersebut.
”Itu bukan sunset Van, kalau sunset ada di laut bukan di danau,” sambil tertawa kecil.
Aku juga tidak mau kalah,
” Maksudnya anaknya Manda, kalau anaknya ada di danau Manda.”
Manda hanya tertawa kecil sambil berjalan duduk diatas pinggiran danau. Aku mengambil sebuah batu kecil dan menuliskan sesuatu didinding tembok danau,”06/04/13,” Itu adalah tanggal sekarang aku dan Manda keliling Danau Singkarak. Serta kumenyebut ini adalah ‘Perjalanan 23’ karena semua tanggal itu aku jumlahkan menjadi pengalaman yang sangat indah, menarik, unik dan menyenangkan dalam hidupku dan bisa berjalan dengan sahabatku ‘Manda’ adalah hal yang membuatku senang saat aku bisa memberikan hal yang terbaik buatnya. Walaupun itu hanya itu yang dapat aku lakukan buatnya saat ini.
Entah kenapa Manda kecapek-an duduk terlalu lama diatas motor dan aku juga merasakan hal yang sama dengan Manda. Manda meminta untuk berjalan dulu kepadaku, setelah aku memberinya kesempatan untuk berjalan Manda pun berjalan beberapa meter untuk melepaskan kecapek-an dan aku hanya bisa memperhatikannya dari jarak jauh setelah aku berjalan dan menunggunya didepannya. Andaikan jarak motorku jauh mungkin aku tidak akan membiarkan Manda berjalan sendiri pikirku dalam hati. Terkadang aku cemas dengan tingkah laku Manda kusengaja mengejarnya dan berjalan di sampingnya.
Ketika itu dilakukan beberapa kali oleh Manda karena menuruti keinginannya, akhirnya kumencoba meraih tangannya sambil bicara.
 “Sudah ya Manda, kita pulang lagi yuk, kalau terjadi apa-apa dengan Manda, Van nggak ingin saja itu terjadi lagipula hari sudah sore juga.”
Setelah Manda terlihat mulai tenang kami pun pulang setelah sholat magrib di salah satu surau dipinggir jalan. Manda hanya menunggu di luar surau, baru setelah aku selesai sholat aku mengajak Manda untuk pulang.
Sebelum pulang ke kos Manda aku bertanya kepada Manda.
 “Apa kita makan dulu Manda, Manda lapar kan dari tadi siang belum makan?”
Nggak usah lah Van, Manda belum lapar kok,” jawabnya singkat.
“Ya...deh Manda kita langsung pulang saja.”
Ditengah-tengah perjalanan kami ngobrol berbagai hal sampai kepada waktu itu, berbicara tentang Lembah Arau di Payakumbuh. Spontan Manda pun berbicara.
”Van, gimana ya keindahan Lembah Harau tersebut, Manda pengen ke sana Van?”
Insya Allah, nanti jika ada waktu Van temanin Manda ke sana?” jawabku.
Tanpa terasa waktu berlalu ternyata ku telah berada didepan kos Manda, setelah berpamitan pulang dan Manda pun mengucapakan,”terima kasih,” dan kubalas. Aku pulang ke rumah.

1 komentar:

  1. Salam SahabatQQ...
    Kami dari Mejasahabat,net mengajak anda untuk bermain bersama kami. Dan kami juga akan memberikan beberapa promo terbaik kami spesial hanya untuk anda.
    www.Mejasahabat,net

    - MINIMAL DEPOSIT Rp 20.000,-
    - BONUS TO ( TURN OVER ) 0.3% ( 5 HARI SEKALI )
    - REFERRAL UP TO 15 % SETIAP KEMENANGAN ^^
    - BONUS EKSTRA REFFERAL 5 % ( 1 BULAN SEKALI )

    Kami Menjamin Tanpa ada kecurangan, 100% Pleyer vs Player.

    BalasHapus