Hari Sabtu besok aku tidak kuliah
karena tidak ada jadwal kuliahku hari itu, serta tidak ada juga tambahan kuliah
untuk hari tersebut. Aku teringat janjiku yang dulu yang pernah kuucapkan
kepada sahabatku, “insya Allah, jika ada waktu Van akan menemanim Manda
buat jalan-jalan keliling Danau Singkarak, akan tetapi nanti Manda juga harus
menemani Van jika keluar dari Tanah Datar.”
Bagiku janji adalah hutang, maka aku berusaha
meluangkan waktuku untuk menempati janjiku kepada salah satu sahabat yang
terbaikku. Setelah membuat kesepakatan mengenai kapan akan pergi dan jam
berapa. Akhirnya diputuskanlah hari Sabtu besok berangkat lagi pula aku libur
termasuk Manda yang juga satu kelas denganku.
Aku berjanji akan menjemput Manda
setelah badda’ Zuhur, setelah makan, sholat, dan aku mempersiapkan
segala kebutuhan yang akan kubawa nantinya. Setelah semua siap, aku menuju
Batusangkar. Beberapa menit aku sudah berada didekat kosnya, aku memberikan
kabar kepada Manda kalau aku telah didepan kosnya.
Beberapa menit berlalu, datanglah
Manda dengan baju putihnya seolah-olah mengenakan sebuah gaun pesta saja. Manda
berjalan pelan dan dia kelihatan serasi dengan baju yang pakainya serta
ditambah lagi dengan senyuman kecilnya.
“Van...Kita mau kemana ?”setelah
sampai di dekatku.
”Naik saja dulu Manda nanti Van kasih
tahu, pokoknya tempat yang sangat indah,” jawabku dengan sedikit membuat Manda
penasaran.
Didalam hatiku berdialog, “Ternyata
Manda tidak ingat kata-katanya yang dulu yang pernah disampaikannya kepadaku.”
Seperti biasa kami ngobrol dan bersenda gurau untuk menghilangkan kejenuhan dan
apalagi dengan Manda aku tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
nantinya. Maka aku harus ekstra hati-hati membawa motor, bahkan kalau
terjadi sesuatu atas Manda dalam perjalanan ini aku akan berusaha menjaganya
baik dari hal-hal yang tidak diinginkan sampai hal-hal yang tidak terduga
nantinya.
Entah kanapa Manda percaya saja dengan
keputusan yang kuambil jika aku mangajaknya untuk refresing, dia juga
tidak takut kalau aku akan mencelakakannya dalam pembiraannya waktu itu.
Walaupun begitu, mungkin karena didikan dan ajaran diriku sampai menekan segala
nafsu dan kejahatan dari bisikan setan yang mencoba mencelakakanku. Akan tetapi
aku masih bisa untuk mengendalikan nafsu dan mencoba berpikir jernih. Serta
Manda adalah orang baik-baik dan tidak mungkin akan kukotori dengan perbuatan
terlarang dan jika memang jodoh pasti akan ada waktunya nanti.
***
Ditengah perjalanan kumelihat sesuatu
yang sangat indah dan membuat pikiranku terasa segar, mataku terasa terbuka
betapa luasnya bumi Allah ini. Tempat itu adalah diatas puncak bukit sebelum
sampai di tepi Danau Singkarak, aku melihat semua bibir danau dari atas sana,
ada jalan-jalan, perkampungan di keliling danau serta beberapa orang kelihatan
lalu lalang di jalan.
Dalam hatiku mengucapkan, “Subhanallah,
betapa luas dan indahnya ciptaan Allah ini, maka tidakkah kita untuk terus
mensyukuri segala apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.” Aku hanya melihat
Manda menikmati suasana tersebut seperti aku menikmatinya juga.
Aku mangajak Manda untuk melanjutkan
perjalanan, dalam perjalanan baru aku katakan.
”Kalau kita akan keliling Danau
Singkarak. Van berusaha memenuhi apa yang Manda mau.”
Aku hanya melihat Manda tersenyum
kecil sambil bicara.
“Makasih ya Van.”
Aku sengaja berhenti sebentar dan
menyuruh Manda untuk menunggu sambil menuju sebuah warung dengan membeli
minuman. Aku sedang membawa motor agak sedikit kaget karena melihat seorang
yang aku kenal terlihat didepan rumahnya, dia juga satu kelas denganku di kampus
yaitu “Ibra.” Dalam pikiranku terlintas beberapa pendapat yang harus cepat aku
jawab yaitu apakah aku harus menegurnya ? Atau aku harus berjalan dan pura-pura
tidak melihatnya ? Maka kuambil saja kalau aku harus menegurnya dan jika dia
tahu aku berjalan dengan Manda tidak masalah yang penting teman tetaplah teman.
Ternyata firasatku benar kalau dia tahu Manda yang aku bawa dan aku juga hanya
sekedar menegur dan berlalu di hadapannya,
***
Tanpa terasa waktu berjalan aku
istirahat dengan Manda sambil melaksanakan sholat Asyar di salah surau di
pinggir jalan, aku sholat dan Manda hanya menungguku diluar karena seperti
biasa wanita diberikan Allah waktu untuk terbebas melaksanakan kewajibannya dan
itupun hanya beberapa hari dalam satu bulan. Setelah semua terasa enjoy
dan segar kami pun melanjutkan perjalanan mengelilingi danau.
“Hari ini kita keliling Danau
Singkarak, besok-besok kita keliling dunia lagi ya Manda?” aku mencoba bertanya
kepadanya.
Manda hanya tersenyum kecil dengan pembicaraanku,
sebenarnya aku dan Manda sama-sama memiliki sebuah mimpi yaitu “Suatu hari
nanti akan bisa keliling dunia.” Walaupun aku memiliki hal itu dan mimpi
yang sama dengan Manda akan tetapi aku juga tidak terlalu berharap karena Manda
telah dimiliki oleh orang lain dan sekarang Manda hanyalah sebagai sahabatku, dan
jika benar suatu hari nanti aku bersama-sama Manda keliling dunia betapa senang
dan bahagianya aku serta mampu mencapai mimpi secara bersama.
Ternyata aku dan Manda telah melebihi
setengah danau setelah melewati pinggiran Kota Solok. Hampir setiap tempat yang
kuanggap indah dan unik aku berhenti dengan Manda sambil menikmati semua yang
ada didepan mata. Kami pun terhanyut dengan keindahan dan keunikan alam yang
begitu indah, cantik, dan fantastik ditambah dengan keindahan air danau
yang tenang dan luas.
Kami berhenti di sebuah tempat untuk
istirahat sambil menikmati suasana sore yang sejuk dan permai sambil menikmati
minuman dan makanan yang telah kubeli sebelum berhenti. Disana aku dan Manda
ngobrol panjang lebar, ada juga memberikan motivasi kepada Manda dengan,
“Perumpamaan air danau yang begitu bergelombang saat itu, dan ada sebuah kayu
yang ada diantara gelombang tersebut sambil memberikan maknanya, ‘Jadilah Manda
seperti sebuah kayu itu, walaupun seberapa banyak gelombang menerka dan
membolak-balikkannya dia tetap tegar dan bangkit tanpa menyerah dan pasrah dengan semua cobaan dan
rintangan begitu juga dalam kehidupan ini.”
Aku juga bersenda gurau kepada Manda.
“Manda belum mandi kan ? Mandilah dulu, Van
tungguin loncat saja dari sini.”
“Seriuz ini Van, Manda loncat nih?” jawabnya
sambil ketawa kecil.
“Nanti kalau kanapa-kanapa Manda, Van juga
yang harus tanggung jawab.”
Entah kenapa baru kuingat kata-kataku
tadi.
“Eeee, , , Jangan Manda!! Nanti Van juga nggak
bisa pulang kalau Manda kanapa-kanapa,” jawabku sambil mencoba meredakan
suasana.
“Emangnya kenapa kalau Van gak bisa
pulang gara-gara nggak ada Manda,” tanya Manda.
“Ya iya lah Manda, tadi Van jemput
Manda di kos masih sehat dan utuh, terus kalau Van pulang tanpa Manda ya harus
tanggung jawab lah Van Manda,” sambil berjalan mendekati Manda.
“Iya deh, Manda nggak jadi loncat
kok,” jawabnya.
“Manda lihat nggak sunset
di ujung sana?”sambil menujuk ke arah tersebut.
”Itu bukan sunset Van, kalau sunset
ada di laut bukan di danau,” sambil tertawa kecil.
Aku juga tidak mau kalah,
” Maksudnya anaknya Manda, kalau
anaknya ada di danau Manda.”
Manda hanya tertawa kecil sambil
berjalan duduk diatas pinggiran danau. Aku mengambil sebuah batu kecil dan menuliskan
sesuatu didinding tembok danau,”06/04/13,” Itu adalah tanggal sekarang aku dan
Manda keliling Danau Singkarak. Serta kumenyebut ini adalah ‘Perjalanan 23’
karena semua tanggal itu aku jumlahkan menjadi pengalaman yang sangat indah,
menarik, unik dan menyenangkan dalam hidupku dan bisa berjalan dengan sahabatku
‘Manda’ adalah hal yang membuatku senang saat aku bisa memberikan hal yang
terbaik buatnya. Walaupun itu hanya itu yang dapat aku lakukan buatnya saat
ini.
Entah kenapa Manda kecapek-an duduk
terlalu lama diatas motor dan aku juga merasakan hal yang sama dengan Manda.
Manda meminta untuk berjalan dulu kepadaku, setelah aku memberinya kesempatan
untuk berjalan Manda pun berjalan beberapa meter untuk melepaskan kecapek-an dan
aku hanya bisa memperhatikannya dari jarak jauh setelah aku berjalan dan
menunggunya didepannya. Andaikan jarak motorku jauh mungkin aku tidak akan
membiarkan Manda berjalan sendiri pikirku dalam hati. Terkadang aku cemas
dengan tingkah laku Manda kusengaja mengejarnya dan berjalan di sampingnya.
Ketika itu dilakukan beberapa kali oleh
Manda karena menuruti keinginannya, akhirnya kumencoba meraih tangannya sambil
bicara.
“Sudah ya Manda, kita pulang lagi yuk, kalau
terjadi apa-apa dengan Manda, Van nggak ingin saja itu terjadi lagipula
hari sudah sore juga.”
Setelah Manda terlihat mulai tenang
kami pun pulang setelah sholat magrib di salah satu surau dipinggir jalan.
Manda hanya menunggu di luar surau, baru setelah aku selesai sholat aku mengajak
Manda untuk pulang.
Sebelum pulang ke kos Manda aku
bertanya kepada Manda.
“Apa kita makan dulu Manda, Manda lapar kan
dari tadi siang belum makan?”
“Nggak usah lah Van, Manda
belum lapar kok,” jawabnya singkat.
“Ya...deh Manda kita langsung pulang saja.”
Ditengah-tengah perjalanan kami
ngobrol berbagai hal sampai kepada waktu itu, berbicara tentang Lembah Arau di
Payakumbuh. Spontan Manda pun berbicara.
”Van, gimana ya keindahan Lembah Harau
tersebut, Manda pengen ke sana Van?”
“Insya Allah, nanti jika ada waktu
Van temanin Manda ke sana?” jawabku.
Tanpa terasa waktu berlalu ternyata ku
telah berada didepan kos Manda, setelah berpamitan pulang dan Manda pun
mengucapakan,”terima kasih,” dan kubalas. Aku pulang ke rumah.
Salam SahabatQQ...
BalasHapusKami dari Mejasahabat,net mengajak anda untuk bermain bersama kami. Dan kami juga akan memberikan beberapa promo terbaik kami spesial hanya untuk anda.
www.Mejasahabat,net
- MINIMAL DEPOSIT Rp 20.000,-
- BONUS TO ( TURN OVER ) 0.3% ( 5 HARI SEKALI )
- REFERRAL UP TO 15 % SETIAP KEMENANGAN ^^
- BONUS EKSTRA REFFERAL 5 % ( 1 BULAN SEKALI )
Kami Menjamin Tanpa ada kecurangan, 100% Pleyer vs Player.