Pagi itu Rober telah siap untuk kuliah di kampus yang lumayan jauh
dari rumahnya, padahal dia biasanya sangat sulit untuk bangun pagi. Namun
karena ada mata kuliah yang sangat sulit baginya dan belum pernah lulus
walaupun dia sudah lima semester mengulang mata kuliah yang sama. Ini adalah
keenam kalinya dia mengambil mata kuliah Ekonomi Makro namun masih dengan dosen
yang sama. Entah kenapa selalu mendapatkan nilai gagal atau ‘D’ dengan dosen
tersebut. Jika mengenai belajar dan pemahaman tidak terlalu sulit baginya serta
dia juga tidak terlalu sering alfa. Hanya ketika sakit dan keperluan
mendadak saja dia tidak masuk kelas.
Rober juga seorang mahasiswa yang IQ-nya tinggi dan lumayan pintar,
namun keunikan dari dia adalah dia sangat disukai oleh setiap wanita dan bisa
dibilang selebriti kampus kerena ketampanannya. Namun semua itu tetap saja
mendapatkan nilai gagal dimata kuliah yang berulang kali diambilnya itu.
Padahal itu adalah mata kuliah prasyarat untuk bisa mendapatkan mata kuliah
yang lain. Namun karena mendapatkan nilai gagal dia tidak pernah mengambil mata
kuliah yang wajib lainnya dan harus mendapatkan nilai ‘B’ minimal untuk lulus
pada mata kuliah tersebut.
“Hay Rober ?” sapa seorang teman wanitanya di depan kelas.
“Hay Sa, udah masuk dosennya Sa ?” jawab Rober.
“Belum tu Ber. Oo...itu dosennya langsung muncul,” sambil masuk ke
kelasnya.
Akhirnya perbincangan mereka berhenti seketika dan mulai memasuki
kelas untuk proses kuliah. Namun entah kenapa kuliah dengan Ibu Jeni membuat
mahasiswa lain selalu curiga dengan tingkahnya itu. Bahkan sering melamun dan
kepergok sedang mencuri pandang ke arah Rober disela-sela menerangkan mata
kuliah. Memang Buk Jeni adalah seorang dosen yang masih single atau
masih sendiri.
“Eeeehem, kayaknya ada yang lagi curi pandang tu Ber, lumayan juga
itu sudah dosen, cantik lagi. Coba apanya yang kurang ?” ucap temannya disebelahnya.
“Hmmmm...gue sudah punya cewek, nggak kalah juga kecantikan dengan
kecantikan Sonia,” jawab Rober.
Rober memang sudah punya kekasih, namun beda jurusan dengannya
yaitu Sonia. Dia juga memiliki kecantikan yang sama dengan Buk Jeni sebagai
seorang dosen cuman bedanya bahwa Sonia masih kuliah dan Buk Jeni sudah menjadi
dosen di salah satu kampus terkenal di kota itu.
Beberapa bulan berlalu, ketika semua mahasiswa mulai menghadapi
masa-masa ujian tengah semester (UTS). Namun Rober begitu gelisah dengan hasil
ujiannya pada semester ini dan takut kalau Buk Jeni akan memberikannya nilai
gagal lagi kepadanya. Padahal Rober sudah sangat bosan bertemu dengan dosen itu
terus dan membuatnya jengkel dengan hasil yang diberikan Buk Jeni.
Akhirnya Rober berinisiatif untuk langsung menemui Buk Jeni ke
ruangannya siang itu.
“Tok...tok...tok.”
“Silahkan masuk,” ucap suara dari dalam ruangan.
Rober pun membuka pintu dan melangkah menuju meja Buk Jeni yang
tidak terlalu sibuk siang itu.
“Ada apa Rober ?” tanya Buk Jeni ketika Rober sudah duduk
didepannya.
“Begini Buk, saya heran dengan nilai saya belakangan ini dan ujian
saya dapat, masuk kelas rajin. Namun kenapa nilai saya masih gagal Buk ?”
ungkap Rober.
“Memang nilaimu tidak terlalu hancur namun....” Buk Jeni menghentikan
pembicaraannya.
“Namun apa Buk ?” tanya Rober dengan penasaran.
“Namun saya hanya ingin sering bertemu denganmu.” Jawab Buk Jeni.
“Lalu kenapa berimbas dengan nilai saya Buk ?”
“Begini saja Rober, jika kau ingin menikah denganku maka nilaimu bisa
menjadi ‘A’ dan bisa mengambil mata kuliah yang lain,” jelas Buk Jeni.
Ternyata memang benar isu-isu yang beredar bahwa Buk Jeni memang
mengukai Rober mahasiswanya. Namun karena ini adalah mata kuliah prasyarat dan
tidak ingin lima tahun khusus untuk mengambil mata kuliah yang sama dan belum
lagi mata kuliah lainnya yang masih banyak. Akhirnya Rober menyetujui
persyaratan Buk Jeni yang diajukan kepadanya.
Beberapa bulan kemudian pesta pernikahan antara seorang mahasiswa
dan dosen diadakan dengan meriah. Namun niat Rober menikahi Buk Jeni bukan
karena cinta ataupun kecantikannya, tidak. Namun alasannya menikahi Buk Jeni
pertama; mendapatkan nilai yang baik dan kedua; untuk membalaskan sakit hatinya
kepada Buk Jeni yang sudah lima kali memberikan nilai gagal kepadanya.
***
“Yes, dapat nilai yang bagus,” ucap Rober.
“Ya iyalah dapat nilai yang bagus, dosennya isterinya sendiri,”
sela temannya.
Rober hanya tersenyum lega dan tidak terlalu mempedulikan apa
komentar temannya itu. Niatnya sudah sampai dan apa yang diinginkannya sudah
didapatkannya, namun rumah tangga yang tidak dibangun dengan kekuatan cinta
itu. Rumah tangga mereka terus memanas dan setiap hari Buk Jeni selalu
mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Walaupun sudah mengira itu benar, namun
tidak dimata suaminya itu.
Bahkan setiap hari diperlakukan tidak sewajarnya sebagai seorang
isteri, tentu mendapatkan tekanan batin dalam diri Buk Jeni. Rumah tangga yang
mereka bangun hanya berdasarkan ketampanan dan ditambah dengan pelampiaskan
rasa dendam yang sudah mengebu-gebu dalam diri Rober selama dua setengah tahun.
Namun sakit hatinya terbalaskan dengan menikahkan Buk Jeni sebagai isterinya.
Namun akhirnya Buk Jeni sadar akan tindakan bodoh yang dilakukannya
selama ini. Lama kelamaan rumah tangga mereka pun mulai memudai karena ketidak
sesuaian antara satu sama lain. Terkadang memang bukan ketampanan dan
kecantikan yang menjadikan rumah tangga seseorang akan kekal dan awet rumah
tangganya. Bukan juga dengan harta kekayaan yang melimpah ruah dan bukan juga
kedudukan seseorang. Namun rasa cinta dan saling pengertian satu sama lain,
akan membuat rumah tangga seseorang akan tetap utuh dan berlimpahan kebahagian.
Kebahagian yang itu tidak bisa dibeli dan diwariskan, namun kebahagian itu bisa
hadir bagi siapa saja yang mau mencarinya, siapa saja dia dan apapun
kedudukannya. Maka jangan menjadikan ketampanan atau kecantikan sebagai dasar
dari bahtera hidup yang akan kita arungi, bahwa kecantikan atau ketampanan yang
dimiliki seseorang akan pudar juga nantinya dan hanya bersifat sementara.
Hanya cinta sejati dan saling mengerti dengan sifat masing-masing
individu atau saling melengkapi satu sama lain, akan lebih membuat siapa saja
akan mendapatkan rumah tangga sakinah, mawadah dan warahma. Jangan ada
niat tidak baik untuk memulai rumah tangga kita, karena akan membuat orang lain
dirugikan dengan tindakan kita. Berpikir dan rencanakan matang-matang setiap
tindakan yang akan kita ambil. Pikirkan untung-ruginya dan bukalah mata Anda
untuk bisa melihat jauh ke depannya. Segala tindakan yang dimulai dengan niat
tidak baik akan membawa kita pada kehancuran, namun sebaliknya segala tindakan
yang dimulai dengan niat baik dan rencana matang akan membawa kita pada
kebahagian yang tiada tara.
Ketika satu pintu kebahagian itu tertutup, maka jangan tunggu pintu
itu terbuka untuk memasukinya. Namun cobalah untuk mencari pintu kebahagian
yang lain yang sudah terbuka untuk kita. Tekadang orang lebih fokus dengan
pintu yang tertutup daripada mencari pintu yang sudah terbuka.
0 komentar:
Posting Komentar